"Keadaan didaerah Dakota sedikit tidak menguntungkan kita. Baron Vosta mengambil kesempatan dengan melakukan pemberontakan dengan bantuan bangsawan yang tidak sependapat dengan kita."
"Jika ini dibiarkan maka para bangsawan ini akan mulai melakukan pemberontakan yang lebih aktif"
Ruangan ini berisikan Louise dan sang Raja, mereka sedang membahas bagaimana baiknya memberantas tikus-tikus yang mulai menggerogoti kekuasaan mereka.
"Ayah tenang saja, aku akan segera memberantas para pengkhianat itu." Suara tegas Louise menandakan ia sangat serius dalam masalah ini.
"Debut adik mu akan dilaksanakan sebentar lagi, usahakan urusan ini sudah kamu selesaikan dengan cepat." Angelo menatap sang putra dengan lamat, lalu setelahnya ia kembali fokus dengan tumpukan kertas didepannya.
"Ah, dia. Apakah Ayah yakin dengan keputusan debut Kaiser ini? Bukan kah sebelumnya Ayah sendiri yang berusaha menyembunyikan nya dari mata publik?" Louise menatap kearah luar jendela, tatapan ia fokus pada sesuatu yang cukup menarik perhatiannya.
Angelo mengalihkan pandangan nya kearah sang anak melihat, ia dapat melihat sosok putra ketiganya yang sedang berjalan dengan sang pengasuhnya. "Ya. Tak ku sangka dia cukup menarik, bukan kah bagus jika barang yang kita simpan lalu kita keluarkan?"
"Kau memang brengsek, Ayah" Louise berdiri dan meninggalkan ruangan itu dengan diam.
"Bagaimanapun aku tetap Ayah mu," Angelo terkekeh pelan.
********
"Selamat sore, Miss Janet. Maafkan aku agak terlambat datang" Kaiser masuk kedalam ruangan dan langsung mengeluarkan beberapa buku tata.
"Tidak masalah, saya tau kesehatan anda sempat turun beberapa hari ini," tatap nya lurus kearah Kaiser.
"Terimakasih atas pengertiannya, Miss" Kaiser tersenyum simpul.
"Hari ini akan belajar beberapa tata krama. Apakah anda siap, Pangeran?" Tanya nya pada sosok Kaiser.
Pertanyaan itu dibalas anggukan semangat oleh Kaiser. "Ya. Aku sangat bersemangat hari ini."
Waktu terus berlalu, kegiatan kelasnya dengan Miss Janet sudah berakhir. Tak banyak hal yang akan ia lakukan setelah ini. "Julian, apakah hari ini aku bisa makan malam dikamar saja?"
"Sepertinya tidak bisa Pangeran, Raja akan membahas pesta debut anda yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi." Julian mengingat perintah dari sang Raja ketika ia hendak menjemput Kaiser dari kelasnya.
"Baiklah, masih ada satu jam lagi menuju makan malam. Aku akan beristirahat dulu sejenak."
"Baiklah. Apakah anda membutuhkan sesuatu, Pangeran?" Kaiser hanya menggeleng pelan.
Saat ia berjalan menuju Manor nya, tiba-tiba sebuah suara yang memasuki indra pendengarannya. Ia menoleh kearah suara itu berasal, dibelakangnya ternyata ada sosokan pelayan yang membawakan sebuah bubur untuknya.
"Maaf Pangeran, saya membawakan anda bubur. Saya diperintahkan Raja untuk membawakannya kepada Anda, Raja juga mengizinkan Pangeran untuk tidak menghadiri makan malam nanti."
Kaiser menatap pelayan itu heran, baguslah jika memang begitu. Ia bisa beristirahat penush malam ini. "Julian, ambil makanan itu"
Kaiser dan Julian kembali melanjutkkan jalannnya menuju Manor. Setelah mereka sampai, Julian pamit untuk mengambilkan beberapa obat Kaiser yang sudah habis kepada Tabib Hao.
"Lelah nya, untung udah ada makanan," Kaiser mengambil bubur itu dan langsung memakannya dengan lahap.
************
Ruangan makan ini sudah penuh, hanya menyisakan satu bangku kosong dan itu milik Kaiser. Mereka disini sedang menunggu kehadiran Kaiser, namun sejak tadi sosoknya tidak juga hadir keruang makan ini.
"Mengapa Kaiser lama sekali, aku akan mengecek Kaiser dulu sebentar" saat Edward hendak berdiri dari tempat duduknya, tiba-tiba suara dobrakan pintu terdengar.
Dihadapan mereka ada sosok Julian yang sudah banjir air mata dan keringat, nafas nya terengah-engah ketara sekali dia habis berlari kencang menuju kesini.
"Raja, Kaiser telah diracuni seseorang." Julian langsung terduduk lemas sembari menangis tersedu-sedu.
"A-apa maksud mu? Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana kau bisa lalai sebagai pelayannya" Angelo berdiri dan langsung berjalan kearah Julian. Sedangkan, Edward dan Louise segara meninggalkan ruangan menuju kamar Kaiser.
Julian berusaha berdiri, setelah ia dapat berdiri dengan benar ia menjelaskan semua kronologi dimana tadi ada seorang pelayan yang memberikan mereka bubur atas perintah Raja dan ketika dimana ia menemukan Kaiser yang sudah tergeletak dilantai dengan darah yang sudah berceceran disekitarnya.
"Saya langsung menuju keruangan Tabib Hao dan setelahnya baru kemari. Maafkan saya, karena lalain dalam menjaga Pangeran Kaiser dengan baik" Julian kembali bersujud kepada Raja Angelo.
"Sudahlah, antar kan saya keruangan Kaiser dan untukmu David segeralah panggil semua pelayan dan introgasi mereka semua." David sebagai tangan kanan sang Raja langsung melaksanakan perintah junjungn nya tersebut.
***********
Didalam kamar Kaiser sudah ada beberapa orang didalamnya, Kaiser sebagai korban hanya terlihat sedang merintih kesakitan sambil mencengram bagian kiri dadanya. Selain itu ia tampak keselitan bernafas, Tabib Hao yang sadar akan itu segera memasangkan sebuah alat bantu pernafasan kepada Kaiser.
Angelo yang tiba saat itu dapat melihat sosok putra nya yang terbaring memprihatinkan, ia mendekat kearah putranya dan langsung menggapai tangan sang putra agar tak mencengkram dadanya kembali. Noda darah yang menempel dipakaian Kaiser membuatnya seperti habis jadi korban penyerangan.
Kaiser yang sadar tangan nya digenggam seseorang berusaha melihat sosok tersebut, walau agak buram ia dapat mengenali sosok tersebut. Sembari menangis karena menahan sakit, Kaiser mengadu pada sang Ayah. "Ayah, ini sangat sakit."
"bersabar ya sayang, Tabib Hao akan berusaha mengobati, Kai" Ia usap pipi sang anak yang berlinang mata, ia merasa ada yang melukai hatinya saat ini.
Sama seperti sang Ayah, Edward dan Louise merasa sangat sakit melihat keadaan sang adik. Ia tak sanggup melihat sosok sang adik yang sedang kesakitan. Walau dulu mereka tidak peduli, namun sekarang seperti ada magnet yang membuat mereka merasa dekat dengan Kaiser.
"Aku akan membunuh orang yang sudah melukainya," suara pelan Louise membuat orang didalam nya merinding kecuali Edward dan Angelo.
"Keadaan Pangeran Kaiser tidak baik, racun nya menyebar dengan cepat. Ini bisa fatal dan dapat membahayakan keselamatan Pangeran Kaiser," jelas Tabib Hao sambil menunjukkan darah yang ada didalam gelas telah berubah warna menjadi hitam.
"Apakah ada obat yang bisa menyembuhkan nya?" tanya Edward kepada Tabib Hao.
"Saya belum yakin, racun ini termasuk racun yang dalam kategori berat. Saya akan usahakan membuat penawarnya."
TBC ..........
Holla, aku update lagi nih. Jangan lupa vote nd komen ya. See you next chap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK HARAM RAJA - TRANSMIGRASI
FantasyGavian Narendra, pria berusia 24 tahun yang tiba-tiba bertransmigrasi ketubuh seorang anak haram Raja yang bernama Kaiser Wales. Kehidupannya semakin runyam ketika sang Raja, yaitu Angelo Wales tiba-tiba berniat mengumumkan bahwa Kaiser adalah salah...