Sudah terhitung lima hari sejak kejadian itu, Tabib Hao pun sudah berhasil mengeluarkan racun tersebut dari tubuh Kaiser. Beberapa obat pun sudah diberikan kepada Kaiser untuk memulihkan keadaan nya yang bisa saja tiba-tiba kembali memburuk.
Gerakan pelan dari arah kasur Kaiser membuat Julian yang ada disamping nya langsung berdiri, Julian langsung mendekat kearah Kaiser dan memeriksa apakah Kaiser akan bangun dari tidur nya.
"Pangeran? Apakah anda bisa mendengar saya?" Julian mengusap pelan peluh yang ada dikening Kaiser. akhirnya penantian nya membuahkan hasil, kaiser bangun.
Matanya perlahan terbuka, beberapa kali ia membuka dan menutup matanya. "J-Julian, kamu dimana? Aku haus."
"Saya disini Pangeran, tunggu sebentar saya akan mengambilkan anda air minum." Julian mengambil air minum yang ada disisi samping nya, dan membantu Kaiser untuk meminum air tersebut.
Kaiser yang selesai meminum air tersebut hanya diam, ia mengedarkan beberapa kali pandangannya kearah lain. Kemudian ucapan kecil dari mulutnya membuat Julian langsung terkejut.
"Julian, aku tidak bisa melihat apapun. Semuanya gelap," Kaiser berusaha mencari-cari tangan Julian.
Gelas yang ada ditangan Julian hampir jatuh, tangan nya gemetar. Dengan perlahan ia meletakkan gelas itu dan langsung berlari kearah luar.
Derap langkah beberapa orang terdengar ditelingan Kaiser, tapi ia masa bodoh. Tubuh nya terlalu lemas untuk merespon segala hal yang terjadi, apalagi masalah penglihatannya.
"Puji bagi Dewa, akhirnya anda sadar Pangeran. Sebuah keajaiban anda bisa sadar dengan cepat." Tabib Hao membantu Kaiser untuk duduk dan langsung memeriksa beberapa bagian tubuh Kaiser, termasuk yang paling utama ialah mata nya.
"Apakah anda bisa melihat cahaya ini, Pangeran?," dibalas gelengan oleh Kaiser.
Tabib Hao menghela nafas berat, ia langsung menghadap kearah Pangeran Edward yang sebelumnya mengekor padanya. "Kabar baiknya, racun yang ada ditubuh Pangeran Kaiser sudah hilang dan kabar buruknya racun tersebut ternyata membuat penglihatan Kaiser rusak. Dengan kata lain, Kaiser menjadi cacat mata." Jelas Tabib Hao.
Semua yang ada dikamar ini langsung shock, Julian langsung bersimpuh disamping Kaiser. Ia menggenggam tangan Kaiser serta meminta maaf karena ia lalai menjaga nya.
"Seandainya saya tidak mengambil makanan itu, Pangeran. Maafkan saya tidak bisa menjaga anda."
"Apakah ini artinya aku tidak akan bisa melihat lagi? Aku buta?." Kaiser menahan tangis nya.
"Anda tetap bisa sembuh, saya akan berusaha mencari cara agar penglihatan anda kembali seperti semula." Tabib Hao berusaha menenangkan Kaiser.
Walau demikian, tetap saja tangis yang Kaiser tahan akhirnya lepas. Bulir-bulir air mulai turun dari matanya dan membasahi pipi Kaiser.
"Adik, dengarkan Kakak. Bagaimanapun keadaan Kai sekarang, Kai pasti bisa disembuhkan." Edward berjalan kearah Kaiser dan langsung mengusap pelan pipi basah itu dengan lembut.
"Julian, bisakah kamu panggilkan Hiro dan Vero kemari. Dan tolong antarkan Tabib Hao sekalian." Dibalas anggukan oleh Julian.
"Mari Tabib Hao, saya antarkan." Julian beberapa kali menghapus air mata nya yang masih mengalir.
**********
Selang beberapa menit, Hiro dan Vero sampai diManor Kaiser. Langkah kaki mereka langsung menuju kearah kamar Kaiser.
"Ada apa Kakak memanggil kami?," ucap Vero setelah mereka sampai, sesekali melirik Kaiser.
"Kakak akan pergi menemui Ayah dan Kak Edward. Kalian jagalah Kai selagi aku pergi." Jelasnya kepada mereka.
Alis mereka berdua langsung bertaut, muka mereka menunjukkan penolakan akan hal ini. Namun, mereka tidak terlalu berani untuk menolak hal tersebut, Adek takut Kakak ceritanya.
"Dimana pengasuhnya? Kenapa harus kami?" Hiro menatap Kaiser tak suka.
"Jaga dan jangan banyak membantah!" Tegas Edward tak bisa dibantah.
Edward berdiri dan berpamitan kepada Kaiser, ia berjanji akan segera kembali bersama sang Ayah dan Louise. Tubuh Edward pun menghilang dibalik pintu.
"Menyusahkan, dasar anak haram." Vero langsung saja duduk pada sofa didekat jendela.
"Hei, lihat kemari! Kemana kamu melihat?" Hiro yang geram langsung saja mendekat dan menarik dagu Kaiser.
Tatapan mereka beradu, namun ada yang aneh dari mata itu. Hiro bisa melihat mata keemasan itu agak meredup, warna nya tidak seterang biasanya.
"K-kau, ada apa dengan mata mu?" Hiro langsung melepaskan dagu Kaiser.
Tubuhnya mundur sedikit, Vero yang melihat hal tersebut langsung saja mendekat kearah mereka. Ia langsung melihat mata Kaiser lebih dekat, dan benar saja, mata itu meredup.
"Kau buta?" Tanya Vero kepada Kaiser.
Kaiser yang ditanya hanya terkekeh pelan, "Seperti yang kalian liat bukan, aku sekarang buta." Jelasnya dengan suara pelan, tubuhnya masih lemas untuk meladeni mereka.
"Kenapa bisa? Apakah karena racun itu?." Hiro langsung saja meminta penjelasan.
"Ya. Bukannya kalian harus senang karena aku sudah buta? Mungkin aku tidak akan bisa keluar kamar seperti biasa sehingga kalian tak harus melihat ku lagi."
Mulut Vero dan Hiro terkatup, tidak ada balasan dari mereka. Mereka tidak tau harus merespon perkataan Kaiser yang tadi.
**********
Menit berganti jam, sudah hampir 4 jam mereka menemani Kaiser disini. Beberapa kali pelayan datang untuk membawakan cemilan untuk mereka, Julian pun sempat datang untuk memberi makan dan obat kepada Kaiser.
"Dia tidur, apakah kita harus pergi sekarang?" Vero membuka suara setelah diam sejak tadi.
"Aku bingung, aku merasakan perasaaan lain ketika melihat keadaan nya." Hiro menatap kearah Kaiser.
"Dulu, kita akrab dengannya bukan?" Vero mengingat masa lalu.
Usai Kaiser dan mereka berdua tidak terlalu jauh, hanya terpaut dua tahun sehingga mereka gampang akrab dulu. Pertemuan pertama mereka yaitu diarea halaman Manor ini. Mereka sering bermain dan melakukan apapun bersama, Ayah mereka pun mengatakan bahwa Kaiser adalah Kakak mereka. Namun, itu berubah ketika mereka berdua tau fakta bahwa Kaiser adalah anak haram dari sang Ayah nya.
"Hahaha, itu menjijikkan. Bagaimanapun didalam tubuhnya tetap mengalir darah seorang wanita rendahan," Hiro menatap tajam kearah Kaiser.
"Aku tidak benci padanya, hanya sulit menjelaskan perasaan ku saat itu," Vero menutup matanya lelah.
Hiro hanya mengabaikan perkataan Vero dan fokus nya kembali ada bacaan buku yang ada ditangannya. Ia pun sebenarnya bingung kenapa bisa menjauhi Kaiser.
TBC .........
Hai, gimana nih hari kalian? Baik?. Aku up lagi nih, seadanya sih wkwkwk. Jangan lupa vote nd komen ya, jika ada typo tolong ditandai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK HARAM RAJA - TRANSMIGRASI
FantasyGavian Narendra, pria berusia 24 tahun yang tiba-tiba bertransmigrasi ketubuh seorang anak haram Raja yang bernama Kaiser Wales. Kehidupannya semakin runyam ketika sang Raja, yaitu Angelo Wales tiba-tiba berniat mengumumkan bahwa Kaiser adalah salah...