Sembilan

99 12 2
                                    

Disisi lain, Ankara dan Luna sedang berada di kantin. Kedua nya makan makanan mereka dengan khidmat. Sesekali mereka bercanda dan tertawa.

"Gue masih kesel ih Kar, Cheesecake kesukaan Lo abis," ucap Luna yang masih kesal.

Ankara menggeleng tak habis pikir, ia saja santai tapi Luna masih memikirkan nya. Sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulut nya ia berkata, "udah gapapa, lagian gue lagi ga mood makan yang manis."

"Mulut gue lagi pait," sambung Ankara.

Luna yang receh langsung tertawa, "buset kocak amat mulut Lo pait. Udah kek cowo yang pengen nyebat aja,"

"Lah emang iya ya kayak gitu?" Tanya Ankara penasaran.

Luna mengangguk sambil menyeruput es jeruk hangat milik nya.
"Iya, soalnya Abang gue gitu." Jawab Luna.

"Gue kira Lo yang kayak gitu," ucap Ankara jahil.

Luna melotot, "heh! Gue ga pernah ya macem-macem kayak gitu."

Ankara nyengir, "heheh bercanda, Lun."

"Yailah santui aja kali, Kar."

Luna yang sudah selesai makan memperhatikan Ankara yang kini fokus pada makanan nya. Tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Eh Kar, Lo inget ga?" Tanya Luna tiba-tiba.

Ankara yang masih fokus pada makanan nya hanya menyahut tanpa menatap Luna, "inget apa?"

"Hari ini kan jadwal tunangan Lo olahraga?"

"Terus?"

"Astagfirullah Kar! Lo ga inget?!"

Tak!

Mendengar itu tiba-tiba tubuh Ankara terdiam kaku, sendok yang ia pegang pun terjatuh dan kunyahan nya pun terhenti.

"Lun..." Panggil Ankara seperti takut.

Luna menelan ludah nya ikut merasa takut.

"Biasanya gue ngapain kalau dia lagi olahraga?" Tanya Ankara pelan. Demi apa pun Ankara tidak tau kalau ia punya rutinitas yang harus ia lakukan ketika Keezar sedang olahraga.

Luna dengan ragu berucap, "Lo biasa nya ngasih air minum ke dia, terus gue inget pas Lo lupa ga ngasih minum ke dia Lo dimarahin sama bokap lo,"

Lantas mood Ankara anjlok saat itu juga. Demi apa? Harus kah sekarang ia berlari membeli minum dan menghampiri Keezar di lapangan basket yang sangat jauh dengan kantin?!

Tetapi Ankara mencoba berpikir jernih, mungkin jika ia mengabaikan hanya sekali saja Keezar tidak akan mempermasalahkan nya kan? Lagi pula, Ankara melihat ke sekeliling memastikan agar tidak ada orang kiriman ayah nya untuk memata-matai nya.

Luna sudah panas dingin melihat keterdiaman Ankara. Apakah ia akan menyaksikan Kara yang berlarian menghampiri tunangan nya seperti dulu?

Ankara mengedikkan bahunya, ia berpikir mungkin tidak apa-apa kan? Lagian hanya sebotol minum tidak akan membuat Keezar menghampiri nya dan menagihnya. Lagi pula kalau pun ia memberikan air minum belum tentu Keezar mau meminum nya kan.

"Yaudah lah biarin aja, lagian dia ga bakal datengin gue cuma perkara air minum doang," ucap Ankara kelewat santai. Karena ia rasa hanya dimarahi oleh ayahnya tidak akan terlalu menyeramkan kan? Lagipula ia terbiasa di marahi.

Luna yang mendengar itu meragu, ia takut nanti terjadi hal yang tidak diinginkan. 

"Udah jangan khawatir, lagian kalau gue lari sekarang ke sana dia pasti udah balik ke kelas nya kan? Terus jauh lagi tempat nya." Ucap Ankara menenangkan.

Bagi Luna ini hal yang menakutkan, hidup Kara itu berbahaya. Sekali Kara melakukan kesalahan maka hukum nya tidak main-main, Luna adalah saksi dari pedih nya hidup Kara.

Tapi saat ini bukan Kara, melainkan sosok Ankara. Jadi ia tidak terlalu ambil pusing perkara air minum saja. Ia belum merasakan bagaimana rasanya ia melakukan setitik dan apa akibat nya.

Ankara kembali fokus pada makanan nya.

Luna yang tadi nya terdiam akhirnya mencairkan suasana, mereka kembali berbincang bincang.

Tapi tiba-tiba meja yang mereka tempati di senggol dengan keras sehingga meja itu sedikit miring. Sontak hal tersebut membuat Luna dan Ankara terkejut, beberapa siswa-siswi yang berada di kantin itu pun menoleh.

Lalu Ankara merasa seseorang duduk di samping nya. Saat ia menoleh, ia menemukan sosok Keezar yang menatap nya sambil melipat kedua tangannya dengan tatapan dingin dan menusuk.

"Lo lupain sesuatu, Kara." Ucap Keezar dengan suara yang rendah. Membuat bulu kuduk Ankara berdiri.

Luna yang melihat itu dengan sigap berdiri dan hendak menghampiri Keezar. Karena posisi Luna dan Ankara berhadap-hadapan. Tetapi ia melihat kode dari Ankara agar ia tetap diam, akhirnya Luna pun kembali duduk sambil menatap Keezar dengan penuh permusuhan bahkan tangan nya sigap mengambil garpu takut Keezar si gila itu menyakiti Ankara.

"Sorry, gue lupa." Lirih Ankara. Sejujurnya ia takut, tatapan Keezar yang dingin dan menusuk itu membuat nya tidak nyaman. Apalagi dengan posisi yang saat ini sangat dekat.

"Tunangan macam apa Lo? Yang lupain tugas Lo," Sindir Keezar.

Dalam hati Keezar mendesis, ia merasa aneh dengan dirinya sendiri. Mengapa ia datang ke sini dan mencari tunangan nya itu? Padahal dulu ia tidak pernah meminum air mineral yang Kara bawakan.

"Oke, t-tunggu sebentar gue beliin dulu. Lo mau minum biasa atau jus? Mau makan sekalian?" Sela Ankara sedikit panik

Ia takut Keezar mengamuk dan mengambil garpu dan menusukkan nya ke kedua mata nya. Membayangkan nya saja sudah membuat Ankara bergidik ketakutan.

"Air biasa, nasi goreng seafood tanpa seafood ga pake kecap, jangan pedes, gue tunggu lima menit." Ucapnya dengan seringai diwajahnya. Sangat ketara bahwa ia sedang mempermainkan dirinya.

Luna dan Ankara yang mendengar itu mengepalkan kedua tangannya, nasi goreng seafood tanpa seafood? What the hell! Yang benar saja!

"Oke tunggu sebentar," balas Ankara.

Namun saat ia sudah berdiri dan hendak beranjak, kedua tangannya di tahan oleh Keezar dengan erat. Ankara pun menoleh pada Keezar.

"Biar dia yang pesen," ucap Keezar sambil menunjuk Luna dengan dagu nya.

Ankara menolak, "biar gue aja,"

Keezar melirik nya dingin, "ngelawan?"

Ankara menelan ludah nya gugup. Apalagi cengkraman Keezar pada tanganya menguat.

Luna yang merasa kasihan akhir berdiri dan berkata, "gapapa sama gue aja Kar,"

"Seriusan gapapa? Sorry ya jadi ngerepotin." Ucap Ankara merasa tak enak pada Luna. Sedangkan Luna tersenyum lembut pada Ankara.

Saat posisi Luna berada di belakang Keezar, ia berbalik dengan ekspresi kesal yang sangat ketara di wajah nya lantas ia melayangkan jari tengah pada Keezar.

"Apa-apaan nasi goreng seafood tanpa seafood? Jelas banget pengen nyusahin gue tuh anak babi," umpat Luna.

CLOUDBURSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang