Lily tahu suaminya yang pulang dalam kondisi kelelahan di wajahnya pasti sudah mendapatkan tekanan lainnya dalam pekerjaannya. Pekerjaan yang sebenarnya pasti sudah bisa ditangani Demoz, mengingat pria itu memang sudah terbiasa dengan dunia bisnis, tapi tidak seperti biasanya. Pekerjaan Demoz yang sekarang ini sudah pasti harus diraba-raba lagi kemana arahnya karena biasanya Demoonel yang mengatur segalanya. Belum lagi lingkungan perusahaan yang jauh dari apa yang pria itu jalani. Lily sudah siap untuk sedikit memberikan hiburan pada suaminya.
"Hai, Demz!" sapa Lily pada sang suami.
Demoz yang baru masuk langsung memecah jarak mereka berdua. Lily sedikit terkejut karena suaminya langsung memberikan ciuman yang dalam dan keras. Pria itu tidak sabar hingga merobek kancing baju tidur Lily. Jika tidak ditahan, Demoz pasti membuat kulit Lily terluka akibat memaksa pakaiannya untuk segera lepas dari tubuh perempuan itu.
"Wait! Tunggu, dulu. Biar aku yang buka."
"I can't wait—"
Lily membekap mulut suaminya agar tidak bicara lagi. Dia adalah orang yang bisa mengendalikan Demoz. Satu-satunya yang bisa. Maka Lily tidak akan menyiakan kesempatan ini. Tanpa menunggu pria itu bicara, Lily menariknya menuju kamar tamu terdekat, dan memastikan pintu tertutup agar tidak ada yang mengintip tanpa sengaja. Dalam situasi seperti ini, biasanya ada saja kesempatan yang membuat Atri memergoki mereka dan bahkan tahu apa yang majikannya lakukan, terutama yang serba erotis. Maka Lily yang memastikan sendiri pintu tertutup tanpa celah ketimbang menyuruh suaminya yang melakukannya. Otak Demoz jika sudah mengarah pada hal begini, mana bisa diandalkan, sih? Yang ada pria itu malah lebih baik membiarkan pintu terbuka dan fokus pada tubuh Lily saja.
Tahu bahwa suaminya sudah tidak sabar dan inginnya buru-buru saja, Lily mendorong dada pria itu untuk mundur. Bahkan Lily sengaja mendorong tubuh Demoz ke ranjang agak keras untuk membuat pria itu tidak sibuk menggerayangi tubuh Lily karena tidak sabaran.
"Kamu suka banting tubuh suamimu ini, hm?" ucap Demoz ketika Lily naik ke atas pangkuan pria itu.
Lily menarik lepas kemejanya yang sebagian kancingnya sudah dirusak sang suami. Perempuan itu sengaja memperlihatkan bagaimana buah dadanya menyembul di depan mata Demoz. Dengan otomatis suaminya itu menyangga tubuh bagian atasnya dengan kedua sika yang menahan bobot tubuhnya. Demoz suka dengan buah dada sang istri, dan itu terlihat jelas dari bagaimana Demoz mengambil kesempatan untuk menghidu aroma di sekitaran puting Lily.
Demoz selalu mengamati bagaimana reaksi Lily ketika mendapatkan sentuhan di payudaranya. Ketika Demoz yang hanya meletakkan hidungnya dan sengaja menghirup aroma khas dari dada perempuan itu, Lily jadi ingat bahwa dia sendiri suka mencium aroma keringat di payudaranya pada bra yang telah digunakannya.
"How does it smell?"
"It's not a smell, it's a scent for me."
Lily tersenyum mendapati jawaban tersebut. Sejak dulu, pria inilah yang selalu memuja Lily dengan caranya sendiri. Itulah kenapa tidak sulit bagi Lily untuk jatuh cinta pada Demoz.
"Ya, maksud aku ya intinya itu, Demz."
"Apa pun yang ada di tubuh kamu, semuanya adalah aroma favoritku."
Lily menangkup wajah suaminya dan memantik ciuman lagi yang dalam. Perempuan itu tidak mengizinkan Demoz untuk mengubah posisi mereka, dia menenggelamkan Demoz di atas ranjang dengan ciuman mereka yang luar biasa. Ketika Lily melepaskan tautan bibir mereka, perempuan itu menghajar leher Demoz dan mengecupnya dengan intens.
"What are you doing?" ucap Demoz dengan nada lirih.
Pria itu tidak bisa memberikan banyak perlawanan karena Lily membuat pria itu benar-benar pasrah di bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merayu Hati Yang Setia / Tamat
RomanceJessa Nyra sibuk mengurus kehidupan atasannya hingga lupa dia juga memiliki kehidupan sendiri. Sudah sepuluh tahun dia bekerja bersama pria yang cuek dan hanya sibuk menyuruh ini dan itu. Di tahun ketujuh, Jessa Nyra mendapatkan kesibukan baru: meng...