Ashel segera berlari menuju tempat dimana Marsha berada. Ashel berusaha menenangkan Marsha, namun semua nihil. Hal tersebut tidak membuat Marsha tenang sedikit pun.
"Sha, aku tau ini berat buat kamu, tapi kamu, aku dan semua orang gabisa ngelakuin apapun selain Ikhlas" ucap Ashel.
"Kamu cuma bisa ngomong ikhlas sama aku, karena apa yang kamu inginkan pasti kamu dapet kan? Sedangkan aku?" Tanya Marsha seraya menangis.
"Tapi kamu gabisa gini terus Sha, aku tau ini berat tapi semua harus kamu Terima dan dijalani" ucap Ashel.
"Terserah kamu shel, mendingan kamu pergi aja deh. Daripada kamu ganggu aku, dan aku sekarang cuma mau sendirian." Tekan Marsha di akhir.
Ashel hanya bisa membuang nafas nya kasar dan perlahan menjauh dari Marsha. Ashel paham dengan keadaan Marsha saat ini, rasa kecewa, takut, marah bersatu menjadi satu.
Saat sampai di samping pohon besar Ashel di cekal tangan nya oleh Adel.
"Del, kamu ada sini? Kamu denger pembicaraan kita berdua?" Tanya Ashel.
Adel hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Adel lalu memilih membawa Ashel kesuatu tempat agar Ashel tak terlalu memikirkan apa yang Marsha bicarakan.
Malam nya, saat ini Zee masih belum pulang karena masih bermain-main dan ikut dalam tim bucin, budak cinta.
Saat sedang asik mengobrol dengan Fiony, Zee mendapatkan pesan mendadak dari Adel.
"Fiony sayang, aku harus anterin kamu, Adel mau ngomong sesuatu sama aku" ucap Zee.
"Zee, aku rasa Marsha suka sama kamu dan dia cemburu sama aku. Aku gamau persahabatan kita hancur gara-gara masalah ini" ucap Fiony.
Zee menyelipkan beberapa helai rambut Fiony dan memandang Fiony dalam. "Persahabatan dan hubungan percintaan kita gaakan hancur, mereka akan berjalan sesuai waktu dan seimbang" ucap Zee.
"Janji?"
"Janji sayang..." ucap Zee lembut.
"Udah yuk, kamu pulang, aku pulang kita sama-sama istirahat" Lanjut Zee.
"Oke, yuk"
Mereka melangsungkan perjalanan, Zee menghantarkan Fiony terlebih dahulu dan Zee kemudian pulang. Diruang keluarga sudah muncul Shani, Aran, dan Adel mereka berpangku tangan, Shani duduk, sedangkan Aran dan Adel berdiri tegap memandang Zee.
"Dari mana? Baru pulang jam segini? Baru pacaran? Sampe ga inget waktu buat pulang?" Tanya Shani dengan deretan pertanyaan yang Zee tak bisa jawab.
"Anu ko.. Anu..."
"Anu-anu, maju sini!" Aran menarik paksa kerah baju Zee sampai Zee menghadap ke arah mereka semua.
"Ampun - ampun..."
KAMU SEDANG MEMBACA
4 OLDER BROTHERS
RandomMemiliki seorang kakak laki-laki sebanyak 4 orang bukanlah mimpi seorang anak kecil yang saat ini berusia 15 Tahun. Kadang aku sangat merasa kesepian, karena aku tidak memiliki teman untuk bercerita, mungkin mereka sering menyuruhku untuk bercerita...