19. kebersamaan

4.1K 325 11
                                    

...................................................................

Lima hari setelah Olimpiade dilaksanakan, mereka menghabiskan waktu bersama untuk berlibur sejenak.

Sekaligus untuk mengalihkan rasa gugup para peserta dua hari sebelum pengumuman pemenang diumumkan.

Pada hari kamis malam, Zaya seperti biasa akan mengabari orang tua serta teman-temannya di sekolah.

Yang seringkali meneleponnya tentu saja sang kakak tercintanya. Aaron tak pernah absen untuk sekedar menanyakan kabar adiknya.

Kali ini, ia sedang bertukar kabar dengan sahabat perempuannya itu. Yang tak lain adalah Reiva Berliana Fredica.

"Halo Leipa cayang ku~"

"Halo juga Ayaa~"

"Udah mau tidur lo?" Tanya Zaya melihat Reiva yang sudah di posisi berbaring.

"Iya. Lo sendiri?"

"Gue baru mau cuci muka sama sikat gigi ini. Mana tadi habis makan jengkol lagi gue, berabe kalau gak sikat gigi." Cerita Zaya mengambil sabun cuci muka serta sikat giginya.

"Hahaha! Lo kapan pulang sih? Gue udah kangen berat anjir, sama lo." Omel Reiva di sambungan videocall mereka.

"Habis pengumuman pemenang gue bakal langsung pulang kok, sama yang lain juga." Balas Zaya memperbaiki letak handphone nya di pinggir wastafel.

"Sabtu 'kan pengumuman nya?"

"Iya, gue gak berharap banyak sih. Banyak banget kemarin pesertanya." Ujar Zaya menyabuni wajahnya dengan pijatan kecil agar bersih.

"Halah, lo mah udah pasti menang."

"Aamiin, makasih loh do'a baiknya." Zaya melirik layar handphone nya dengan tatapan menggoda.

"Yee, si bocah."

Zaya terkekeh geli mendengar sahabatnya itu. Lalu kembali fokus memijat sekitar wajahnya.

"Oh iya! Gue lupa ngasih tau berita hot di sekolah."

"Apaan tuh?" Tanya Zaya penasaran.

"Ingat anak baru yang bakal masuk di kelasnya bang Oky, gak lo? Dia udah masuk dari 3 hari yang lalu."

Pergerakan tangan Zaya pada wajahnya seketika terhenti ketika mendengar ucapan Reiva.

"Yang bener, lo?!" Kaget Zaya.

"Beneran! Sesuai rumornya, dia emang anak dari salah satu donatur sekolah kita."

Zaya hanya mendegarkan setiap ucapan Reiva. Ia pun dengan cepat membilas wajahnya agar fokus pada informasi yang di beberkan Reiva tentang protagonis di dunia novel ini.

"Dia suka sama kak Bara deh kayaknya, di deketin terus anjir sama si Shela. Padahal baru tiga hari dia masuk, udah incer lakik aja dah."

"Huh?" Zaya mengerutkan dahinya. Ia merasa sedikit aneh dengan cerita gadis itu.

"Coba lo tanya sendiri ke kak Bara, pasti bakal ngomel itu orang. Lo juga cepet pulang sini, biar liat sendiri gimana itu cewe deketin kak Bara."

The end of everything | Transmigration AzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang