3.detensi

106 13 2
                                    

Malam ini entah bagaimana Ginny dan Draco mendapat detensi yg sama, 'merapihkan perpustakaan'

Ginny yakin jika Hermione yg mendapatkan tugas ini ia pasti akan kegirangan bukan main, karna bisa masuk ke perpustakaan di jam malam. Bahkan mereka bisa pergi ke daerah terlarang. Namun untuk Ginny? Ewh..

"Weaslett, berhenti melamun!" Sebuah lap melayang didepan wajah Ginny, yg langsung ditangkap olehnya.

Ginny melempar balik lap itu, tepat menghantam hidung mancung Draco. Ia berjalan mengambil tumpukan buku² tua yg harus dibersihkan tanpa memedulikan ocehan Draco.

"Sial, kenapa tak boleh pakai sihir sih!" Dumal Ginny.

"Dasar tolol, buku² ini sudah sangat tua, dan pasti akan rusak kalau kena sihir. Bahkan jika itu sihir dasar seperti winggardium leviosa sekalipun"

'Iya juga'

"Berisik Malfoy, aku tau!" Ginny menyembunyikan wajah merah karna malunya itu dengan memalingkan pandangan, tetapi Malfoy tetap mengikuti arah wajah Ginny dengan tawa mengejeknya.

"Kau tau Weasley? Tapi kenapa wajahmu memerah?" Draco dengan iseng mencolek pipi Ginny yg memerah, membuat Ginny kesal dan menerjangnya.

Kembalilah terjadi gelut muggle part 2

"Mr Malfoy, Miss Weas—" Mcgonaggle dan Snape sontak terdiam, melihat bagaimana posisi kedua murid mereka itu. Begitu juga Ginny dan Draco yg langsung mematung.

Ginny berada diatas tubuh Draco yg bersender di rak buku dengan tangan yg menabok² dada pria itu, yg malah terlihat seperti Ginny merabanya. Sedangkan tangan Draco menarik rambut Ginny, yg justru terlihat seperti sedang mendekatkan wajah Ginny padanya.

"Mr Malfoy, miss Weasley. Maaf mengganggu, tapi detensi bukan tempat yg bagus untuk bercumbu" ucap Mcgonaggle mengalihkan pandangan.

Pada detik itu mereka berdua buru² bangkit dati posisi yg mudah disalah pahami itu.

Mcgonaggle dan Snape memandang mereka aneh, namun memilih melanjutkan pemeriksaan mereka terhadap detensi kedua muridnya itu.

"Baik, hasilnya cukup bagus. Aku meminta kalian untuk melewatkan kunjungan hogsmad kalian dan kesini pada jam 8 pagi besok" ingin perotes namun sudah pasti waktu detensi mereka akan ditambah dari 2minggu menjadi 2bulan. Kedua remaja itupun hanya menunjukan wajah perotes tanpa kata.

Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam saat mereka kembali.

"Ini semua gara² kau Malfoy!"

"Kenapa jadi karna aku? Kau yg dihukum karna tak bawa tugas" ucap santai pemuda itu. Membuat gadis berambut merah di seblahnya menatap kesal.

"Kan gara² kau yg mengambil perkamen tugasku aku di detensi Snape!" Ucap Ginny agak bertriak. Draco sontak membekapnya, takut Filch atau mrs Norris datang.

"Kau gila ya Weaslett, kita bisa tertangkap!"

"Memang kenapa? Kan kita bisa bilang habis di detensi" ucap Ginny tak mau kalah

"Seperti Filch tua itu akan peduli saja"

"Btw, aku minta perkamenku dikembalikan!" Ucap Ginny menyodorkan tangannya.

Draco yg melihat tangan Ginny itu memiliki ide jahil dikepalanya.

Draco meraih tangan mingil itu dan menautlan jemari lentik Ginny di jari jemarinya yg panjang.

Mengabaikan pelototan Ginny juga tinjuan² manis dan cupitan gemas dari gadis itu Draco tak dapat menahan senyumnya.

"Malfoy, kau sudah gila ya?!" Ginny meninju² dada Draco, yg justru membuat pria itu tertawa. Ginny jadi ngeri sendiri.

'Si Malfoy ini, apa sudah gila? Atau dia memang masokis?'

Draco yg memperhatikan gadis itu mulai diam pun mengurangi kekuatan genggamannya, dan membuat posisi genggamannya lebih nyaman lagi.

Ginny merasa bingung dengan Draco yg bukannya berbelok ke ruang bawahtanah Slytherin malah mengikutinya lurus ke arah menara Griffindor.

"Hoi Malfoy, mau apa kau mengikutiku?" Ucap Ginny sedikit mendongak ke arah pria diseblahnya.

"Tentu saja mengantarmu" ucap Draco santai. Ia mengayunkan tangan mereka berdua yg bertaut.

"Tak perlu, aku bisa sendiri. Bersamamu hanya membuatku jengkel" ucap Ginny.

Daraco hanya terkekeh. Ha, Ginny ini. Ia berkata tak suka tetapi tak melepaskan denggaman tangan Draco yg sudah mengendur sedari tadi.

Dalam perjalanan Draco iseng² bernyanyi lagu muggle dari grup yg sering ia dengarkan.

Ginny memandang terkejut sekaligus aneh pada Draco.  Ia diam² mengagumi suara dan selera musik pria jangkung itu. Tanpa sadar Ginny ikut bernyanyi, membuat Draco menghentikan nyanyiannya terkejut.

Ia memperhatikan Ginny yg sedang bernyanyi. Suara gadis itu biasa saja, namun ia cukup bisa menyanyi. Tapi bukan itu yg membuat Draco terpana, melainkan ekspresi teduh yg ia lihat dari Ginny.

Kalau dipikir² biasanya Draco hanya melihat beberapa ekspresi Ginny seperti serius saat bermain quidditch, ekspresi marah karna Draco menggodanya, ataupun ekspresi senang saat bersama teman² gadis itu.

Tapi akhir² ini Draco dapat melihat beberapa ekspresi lain dari Ginny, yg membuat Draco melihat sisi lain gadis itu.

Entah mengapa Draco semakin penasaran dengan ekspresi lain dari si bungsu Weasley itu.

"Bon jovi 'Always'. Aku tak sangka kau tau lagu itu" ucap Ginny. Gadis itu menoleh dan mendapati Draco yg salah tingkah karna ketahuan memperhatikannya.

Dibawah sinar bulan, wajah Draco yg aslinya memang pucat terlihat semerah rambut Ginny, membuat gadis itu tertawa geli.

"Aku tau aku memang cantik Malfoy, tak perlu memperhatikan begitu" goda Ginny dengan senyum jahil.

Bukan malu atau kesal, tapi terpana adalah yg Draco rasakan kali ini.

Satu lagi ekspresi Ginny Weasley yg ia temui hari ini.

"Yah, memang cantik kok"

apa katanya?

Ginny pasti salah dengar, yah, tak mungkin Draco Lucius Malfoy si pureblood berdarah dingin yg membenci muggle, muggleborn, dan penggila supremasi darah memuji penghianat darah sepertinya.

"Apa kau bi—kita sudah sampai" belum selesai bertanya, Ginny sudah dipotong oleh Draco.

"Apa kau—sudah malam Weasley, masuklah. Besok pagi kita ada detensi ingat?"

Selesai mengatakan itu, Draco langsung berbalik pergi. Mengabaikan pertanyaan Ginny.

Draco entah mengapa bisa dalam mood yg bagus malam ini, ia bahkan melompat² tanpa sadar.

Draco menyentuh pinggangnya yg habis dengan cubitan² maut Ginny, dan tanpa sadar tersenyum.

Seorang Ginny Weasley telah sukses membuat pangeran Slytherin menjadi seorang masokis.

.

.

.

                                          TBC

Your Expression (Drinny)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang