1.Apel hijau

196 18 2
                                    

Ginny Weasley memandang lesu dua pasangan yg ia pikir paling mustahil seantero hogwarts.

Hermione Granger dan Harry Potter.

Konyol menurutnya, karna Ginny pikir Hermione menyukai kakaknya, Ronald Weasley. Namun satu kejadian di hari kemenangan Griffindor malam itu mengubah segalanya.

Saat Ron secara terang terangan mencium Lavender di depan umum, membuat Hermione keluar sambil menangis dengan Harry. Ginny pikir tak akan ada masalah, mengingat mereka memang sahabat sejak dulu, tetapi dia salah

Malam itu, saat Ginny kebetulan keluar dengan Dean Thomas (pacarnya) Ginny melihat kejadian yg seharusnya tak ia lihat,

Harry dan Hermione berciuman.

Yah, Harry memang awalnya hanya menghibur Hermione yg menangis. Namun entah karna suasana yg mendukung atau apa, mereka berakhir berciuman.

Yah, memang bukan salah Hermione sih, ini sepenuhnya salah dirinya sendiri. Ia sudah mengatakan sejak tahun ke tiganya (saat Harry mulai menyukai Cho) kalau Ginny sudah melupakan pemuda itu, bahkan dengan meyakinkan ia berpacaran dengan beberapa laki² sejak saat itu.

"Hei, bisakah kalian tak berciuman di depan kami?!" Kesal Ron, yg dibalas pelototan oleh Hermione.

"Ayolah Ron, kami tak berciuman!" Balas Hermione mendapat cibiran dari pria jangkung berambut merah itu.

"Yah, tak berciuman. Hanya menempelkan hidung dan bertukar nafas. Betul" ucap Ron menganggukan kepalanya. Hermione sontak memukul lengan pemuda jangkung itu.

"Oh, Ginny. Bukannya kau dan Dean berpacaran? Tapi apa aku tak salah lihat, dia mencium Cho?" Ucap tiba² salah satu kakak kembarnya, George Weasley.

"Bajingan itu, sebaiknya kita bunuh dengan cara apa bro?" Ucap Fred mengusap dagunya dengan seringai.

"Kalau aku jadi kau Fred, aku akan membuat lidahnya sebesar milik sepupu Harry, lalu mungkin bagus juga kalau kita umpankan ke cumi² raksasa di danau hitam" ucap George.

Oh, Ginny benar benar bingung bagaimana kakak²nya itu bisa masuk Griffindor dengan sikap seperti ini. Mungkin mereka menyogok shorting hat dengan tongkat palsu mereka, atau mengajak topi tua itu berkencan di hogsmad agar tak ditaruh di Slytherin

"Tak perlu membunuhnya, lagi pula kami memang sudah putus." Ucap Ginny santai. Ia bahkan sempat²nya memuji daging panggang yg ia makan saat para teman dan saudaranya memandangnya terkejut.

"Apa?"

"Kau sudah putus? Kapan? Bukankah kalian kemana² selalu bersama, seperti Snape dan minyak rambutnya?" Ucap Ron mendapat jitakan Ginny.

"Dua hari yg lalu?" Ucap Ginny mengendikan bahunya. Semua teman-teman dan saudaranya memandang ngeri padanya.

"Dia baru putus darimu tapi langsung mencium jalang itu?!" Ucap Fred dengan nada tinggi. Bukan rahasia umum lagi kalau si kembar Weasley sangat membenci Cho semenjak kejadian dimana Cho membela temannya si penghianat, bahkan menyalahkan Harry dan mengatai Hermione sebagai jalang tukang pamer dan sok berkuasa.

"Oh sudahlah Fred, biarkan saja" Ginny tak ambil pusing soal itu.

Memang hubungannya dengan Dean tak sebaik kelihatannya, bahkan bisa dibilang cukup toksik beberapa bulan ini. Lagipula memang Dean tampan dan sudah jadi rahasia umum kalau banyak gadis yg mengantri untuk berkencan dengannya.

Muak melihat Harry dan Hermione yg saling tatap manja dan malas terseret masalah karna ketiga saudaranya yg memulai perang yg entah kapan dapat dipastikan akan berakhir dengan perang mantra juga detensi, Ginny memilih menyelesaikan sarapannya.

Your Expression (Drinny)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang