Malam ini mungkin adalah malam paling mencekam yg pernah terjadi di hogwarts sejak masa pendiriannya.
Segerombolan pelahap maut masuk ke hogwarts entah dari mana, yg Ginny tau jelas itu ulah Draco.
Pelahap maut masuk dan menghancurkan aula besar, dan malam semakin terasa berantakan saat Dumbbledor dikabarkan mati. Para murid memberikan bela sungkawa mereka dengan melepaskan cahaya dari masing masing tongkat.
"Severus Snape, bajingan itu yg membunuh profesor Dumbbledor!!" Triak Harry histeris pada Mcgonaggle.
Mcgonaggle memegangi bahu Harry yg histeris. Mereka (Harry, Ginny, Hermione, dan Ron) dipanggil ke ruangan profesor Mcgonaggle saat ini, sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing.
Satu ruangan hanya diam membisu, Harry menatap Ginny dengan pandangan penuh arti.
"Draco Malfoy, pacarmu yg seharusnya membunuh Dumbbledor kan? Lihat dia berhasil! Sekarang kita harus bertepuk tangan!!" Ron bertriak dengan tangan yg saling menepuk.
Ginny tanpa sadar mengeluarkan airmatanya. Saat ini Ron dan Harry menyudutkannya (menyudutkan Draco sebetulnya). Ditengah tatapan tajam dan sindiran dari kedua lelaki itu, Hermione maju dan memeluknya. Ginny menumpahkan seluruh ketegarannya dan menangis di pundak gadis cantik itu.
Hermione menepuk pelan punggungnya, memberikan ketenangan tak berarti bagi Ginny.
"Ron, Harry! Jangan menyudutkan Ginny begitu, biar bagai manapun Ginny tak salah!" Hermione memarahi kedua lelaki itu.
"Mione ayolah, Ginny memang tak membunuh Dumbbledor langsung, tapi jelas dia penghianat, dia mendukung si Malfoy!" Ucap Ron.
Harry meninju belakang kepala Ron, membuat sahabatnya itu mengaduh kesakitan.
"Mione, aku tak menyalahkan Ginny, ok. Aku hanya.. hanya.." Harry menghela nafas lelah sebelum melanjutkan.
"Aku pikir Malfoy tak cukup baik untuk Ginny" Harry menatap sang kekasih dengan pandangan memohon.
Ginny semakin menggila dalam tangisannya, sementara Hermione menatap kekasihnya dengan pandangan tak percaya.
"Harry, kenapa kau melimpahkan kesalahan pada Malfoy? Ini kesalahan kita bersama, Malfoy terpaksa melakukannya karna kita tak bisa menjaga janji kita untuk membantunya melindungi dia dan ibunya!" Hermione bertriak dalam tangisan pilu, sedangkan Harry menatapnya dengan pandangan bersalah.
"Lagi pula Harry, bukankah Malfoy tak membunuhnya seperti yg kau bilang? Snape yg membunuhnya kan?"
Hermione seolah tersadar akan sesuatu, ia menghentikan tangisannya dan melerai pelukannya dengan Ginny.
"Hei Ginny, kau bilang membunuh Dumbbledor adalah misi bunuh diri Malfoy kan?" Ginny mengangguk.
"Dan Snape membantunya?" Kali ini Harry yg mengangguk.
Hermione menjentikan jarinya, ia lalu mengeluarkan pulpen dan perkamen dari tasnya.
Hermione mencoret² perkamen dengan gambar tak jelas (tak punya bakat gambar memang) ia juga menuliskan kata² dengan huruf² indah.
Hermione memperlihatkan perkamen itu pada semua orang yg ada si sana.
"Ingat saat Malfoy bilang kalau Snape tak seburuk dugaan kita? Ingat saat dia bilang Snape mungkin dapet membant— oh, c'mon Mione, do you trush the Ferret?" Ron memotong ucapan Hermione, membuat gadis itu melotot tajam.
"Kejadian ini membuktikannya Ron, Snape membantu Malfoy, dan ini membantu setidaknya tak menghancurkan sepenuhnya rencana kita"
Malam itu dihabiskan dengan diskusi dan menyusun ulang rencana mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Expression (Drinny)
FanficSebuah pertemuan sederhana, yg dimulai dengan buruk, dan oleh hal² sederhana, yg perlahan menjadi lebih dalam dan gelap dari yg semua orang kira. "Ekspresi lain darimu membuka sisi lain dari pandanganku, aku ingin melihat lebih banyak lagi" -Mr. M- ...