Entah mengapa akhir² ini Draco menjadi lebih sering menghilang.
Hari ini adalah satu hari lainnya dana Ginny terkurung di kamar rahasia untuk mengobati Draco yg lagi² kena siksa Voldemort
"Love, aku mohon pergilah dari hogwarts " yah satu lagi hobi baru Draco adalah menyuruh Ginny dan teman²nya untuk pergi dari hogwarts.
"Memang kenapa sih Drake?" Ginny menyisir lembut rambut platina yg terbaring di pahanya.
"Ini berhubungan dengan rencanaku love, sangat berbahaya"
"Rencana apa sih?"
"Aku tak bisa memberitahukan padamu, nanti kau pasti akan membenciku" Draco memendamkan wajahnya pada perut Ginny, membuat gadis ginger itu terkikik geli.
"Beri tau saja sih, aku penasaran tau!" Ginny memasang ekspresi ngambek yg menggemaskan, membuat Draco tak tahan untuk menciuminya.
"Ini berbahaya Weaslett, kau akan ikut dalam bahaya kalau mengetahuinya" ok, kalau Draco sudah memanggilnya dengan penggilan kesayangan itu Ginny tak bisa membantah lagi.
"Kau juga suruhlah Granger dan Potter pergi, situasinya akan sangat berbahaya untuk mereka berdua"
"Drake, kau tau kami bisa membantumu, aku tau misi yg kau jalani pasti sangat berbahaya. Setidaknya bagilah sedikit saja bebanmu" ucap Ginny
Draco tersenyum lembut, ia merasa beruntung memiliki wanita seperti Ginny disampingnya.
Ginny yg selalu ada di sampingnya di saat² paling berat untukya, Ginny yg selalu bisa menjadi tempatnya berkeluh kesah, Ginny yg selalu siap mengobatinya kapanpun ia terluka, Ginny lah yg menguatkannya.
Tapi Draco merasa pria payah sepertinya tak pantas untuk Ginny. Kelebihan yg Draco punya hanyalah uang, tampang, dan otaknya yg setidaknya di atas si Potter sedangkan Ginny membutuhkan seseorang yg baik, dan dapat melindunginya setidaknya seperti Potter.
Yah salah Potter kan yg tak pernah peka pada perasaan gadis sempurna macam Ginny. Lagi pula Potter telah merebut Hermione Granger, jadi biarlah untuk kali ini Draco serakah.
.
.
.
Draco ada di ruang rekreasi Griffindor sekarang, disaat semua orang ada di hogsmad. Mengapa??
Itu semua karna Ginny yg menyeretnya kemari setelah Draco setuju (setelah beberapa bulan dibujuk) untuk memberi tahukan misinya dan menyetujui bekerja sama dengan para singa.
"Ruang rekreasi Griffindor kenapa kesannya panas sekali sih? Apa karna warna merah dan emas? Btw warnanya norak sekali" ucapan Draco dihadiahi pandangan jengkel dari para Griffindor.
"Dan interiornya.. uhg" Draco menggelengkan kepalanya.
Ron yg muak melemparkan bantal sofa ke wajah Draco.
"Diamlah Malfoy, tak ada yg meminta pendapatmu disini! Lagi pula aku yakin ruang rekreasi Slytherin tak akan lebih bagus dari milik kami" Ron memandang angkuh, sedangkan Draco mendengus jijik.
"Percayalah Weasel, kami di Slytherin sangat menghargai seni, fasion, dan kualitas. Semua yg ada di sini tak ada apa apanya dibanding yg ada di tempat kami" balas Draco dengan angkuh seperti biasanya.
Sementara Hermione sedang memisahkan Malfoy dan Ron yg akan beradu mantra dan Ginny yg hanya menonton dengan geli, Harry diam² menyetujui ucapan Draco.
Pergelutan selesai, dan kini semua orang fokus untuk mendengar yg akan dikatakan Draco.
Draco mengangkat seblah alisnya dan menatap jengkel 'cewe centil' yg menggelendoti Ron yg menurutnya seperti 'cabe-cabean'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Expression (Drinny)
FanfictionSebuah pertemuan sederhana, yg dimulai dengan buruk, dan oleh hal² sederhana, yg perlahan menjadi lebih dalam dan gelap dari yg semua orang kira. "Ekspresi lain darimu membuka sisi lain dari pandanganku, aku ingin melihat lebih banyak lagi" -Mr. M- ...