4. Petunjuk (1)

58 7 0
                                    

Cheng Li bergegas masuk dan mendapati bahwa ada banyak orang selain Tao Mo. Dia dengan angkuh menghampiri Tao Mo dan mengecek keadaanya, dari ujung rambut hingga ke ujung kaki.

"Kamu tidak mengalami masalah kan?"

Tao Mo mengangguk.

"Menteri akan berkunjung lagi beberapa hari atau minggu kedepan bila Yang Mulia sudah terbebas dari urusannya"

Setelah menyampaikan niatnya, Cheng Li segera pergi.

"Dia benar-benar menganggap kita udara Li ge"

Li Zhangjie tidak menanggapi. Dia segera menoleh ke Tao Mo, meminta penjelasan.

"Yang Mulia, kamu mengirim penjaga ke kediamanku. Dan mengawasi kediaman didiku secara langsung. Aku takut ini adalah bentuk dari melampaui batas"

Li Zhangjie tampil anggun dengan pakaian megah biru mudanya. Alis teduh menghiasi mata bunga persiknya.

"Benar sekali !! Yang Mulia, apa maksudmu mematai-mataiku di kamar pribadiku? Bagaimana jika malam itu aku sedang menghabiskan malam dengan kekasihku? Apa kamu ingin melihat juga? Kenapa kamu tidak bergabung sekalian? Aku merasa kamu tidak buruk"

Li Zhangjie berdehem keras. Xiao Du melempar pisau pendek, nyaris mengiris telinga Li Chengwei. Li Chengwei berteriak histeris, bersembunyi di belakang Li Zhangjie.

Tao Mo sudah menduga pertanyaan ini akan muncul. Untungnya dia sudah menyiapkan jawaban khusus untuk masalah ini.

"Entah kalian percaya ramalan atau tidak, tapi aku percaya"

Tao Mo mengawali cerita bohongnya. Kemudian dia mengeluarkan kertas lusuh, diatasnya ada lukisan dua ekor ular bersirip yang telah mati dengan dua karakter penulisan yaitu 17 dan Li.

"Ketika aku dalam perjalanan menuju ibukota, kebetulan bertemu seorang peramal tua. Aku mencoba meramal nasibku, namun dia hanya melukis hal aneh ini dan meminta bayaran. Awalnya aku tidak mengerti, tapi peramal itu mengatakan ular bersirip akan bernasib sama dengan lukisan. Tentu saja aku tidak bisa diam. Ular bersirip milik kerajaanku dengan marga Li cuma kalian berdua. Kalian sudah tahu kelanjutan ceritanya"

Tao Mo berbohong dari giginya, alis Xiao Du berkedut mendengar itu.

"Artinya kamu berusaha melindungi kami?"

Tao Mo hanya menggangguk.

"Kenapa? Kamu tidak mengenal aku maupun Li ge"

"Tidak tahu berterima kasih"

Itu adalah Li Zhangjie yang menegur Li Chengwei. Kemudian dengan postur menyatukan kedua tangan, dia mengucapkan terima kasih.

"Aku tidak tahu apakah ini cukup bagi kedua menteri, memang hal ini sulit dipercaya"

Li Zhangjie tidak menanggapi tapi Li Chengwei keluar dari belakangnya.

"Aku mungkin percaya"

Tao Mo mengangkat alis, Li Zhangjie menatap Li Chengwei.

"Aku, aku percaya karena, sejujurnya, aku juga baru mengalami peristiwa yang diluar nalar seperti ini. Semalam aku tiba-tiba bermimpi bahwa seorang pria meminta Ying-er untuk membunuhku. Kemudian aku melihat diriku tewas di kamar, Ying-er ada di dekatku"

"Siapa Ying-er?"

Li Chengwei tidak menjawab pertanyaan Tao Mo. Namun dia mengarahkan kepalanya dengan lesu dan penuh kesedihan ke arah mayat di ruang itu.

"Jadi karena itu kamu membunuhnya?"

"Bunuh? Aku? Tidak, tidak, aku tidak melakukan apa-apa. Aku hanya tidak menyangka Ying-er berniat membunuhku. Aku sangat menyukainya, meskipun kami baru berhubungan satu bulan. Itu persis seperti mimpiku. Aku menyelidiki ke teman-teman Ying-er, mereka mengatakan Ying-er memang menerima pria kemarin malam ketika aku tidak mendatanginya. Aku sangat marah, jadi dia mengikuti aku ke kediaman. Benar saja ketika aku membuka ikatan pita dari teratai dadanya. Aku melihat itu basah oleh cairan putih susu, seandainya aku percaya itu cairan susu biasa dan menghisapnya. Aku pasti sudah mati dan tidak bisa melihat Li ge lagi"

Transmigrasi Misteri BL (Dinasti Cheng Du)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang