17. Kegelapan

30 2 1
                                    

Tao Mo sedang berjongkok di depan pintu kayu. Wei Zin ada di hadapannya dan mengawasi tanpa berkedip. Tao Mo hanya memejamkan mata, dia tidak terganggu sama sekali.

Tao Mo baru selesai mandi, rambut terurainya bahkan belum kering. Aroma tubuh sangat segar tapi matanya masih mengantuk. Saat ini dia sedang menunggu kekasihnya (klaim Tao Mo sendiri) yang berada di balik pintu. Gadis Wei Zin sengaja membuntuti kesini untuk mencegah mereka melanjutkan perzinahan.

Tao Mo dan Xiao Du belum memberi penjelasan apapun pada Wei Zin. Xiao Du bukan orang yang banyak bicara. Sedangkan Tao Mo sedang malas membuka mulut. Dia tidak keberatan dengan apapun pendapat orang lain tentangnya. Namun memikirkan reputasi Xiao Du, dia memutuskan untuk menjelaskan hal ini dihadapan Wei Lai nanti.

Kemudian Xiao Du keluar dengan pakaian lengan panjang yang tidak diikat. Bagian dada dan otot perutnya terekspos. Tao Mo melirik tubuh itu lalu berdiri dan mengikat tali pakaian orang lain dengan kening berkerut.

Tao Mo dan Xiao Du saling memandang. Ajaibnya mereka langsung mengerti apa makna tatapan satu sama lain.

Akhirnya Tao Mo berbicara pada Wei Zin.

"Dimana ayahmu?"

"Di kuil"
***

Hiruk pikuk suasana sekitar kuil benar-benar menghilangkan rasa kantuk Tao Mo. Setelah membaca puluhan buklet dari semalam, Tao Mo menyimpulkan bahwa fenomena yang ditakuti oleh Wei Lai adalah gerhana matahari total.

Besok adalah hari yang diperkirakan datangnya kegelapan. Tao Mo masih melakukan upaya terakhir dalam menyakinkan Wei Lai untuk berhenti melaksanakan apa yang orang lain rencanakan.

Malam ini Wei Lai akan mengumpulkan orang-orang yang berhasil diyakinkan untuk menyanpaikan berita.

Tao Mo tahu bahwa menebak masa depan berdasarkan pola kejadian masa lalu memang masuk akal. Namun tidak seperti menghitung sistem penanggalan berdasarkan perubahan empat musim. Diperlukan kombinasi teknologi dan perhitungan matematis dalam astronomis yang rumit untuk memperkirakan kapan dan dimana gerhana matahari akan terjadi.

Jika besok benar-benar terjadi maka Wei Lai tidak perlu menanggung malu. Dan itu berarti Tao Mo hanya perlu segera mengambil tindakan untuk merespon apapun reaksi dari orang-orang.

Lagipula mana mungkin Tao Mo bisa menghentikan para Barkolage untuk berspekulasi. Ini bukan perang melawan kejahatan, melainkan melawan pemahaman dan kepercayaan yang sudah mengakar di masayarakat.

"Aku tidak berusaha menghentikan paman"

"Lalu?"

"Lebih baik membujuk warga untuk menunggu bersama. Jangan mengatakan pada mereka bahwa ini adalah sebuah kepastian"

"Bagaimana aku meyakinkan orang-orang jika aku sendiri bahkan tidak yakin?"

"Mengapa kamu sangat bersikeras? Kamu membenci kakakku?"

Wei Lai tidak mengangguk atau menyangkal.

Tao Mo menebak Wei Lai menyimpan sesuatu di dalam hatinya. Dia nampak dengan sengaja ingin memperbesar rumor. Bahkan mungkin dialah pelaku utama penyebaran rumor di wilayah Barkol? Jika tidak lalu mengapa dia sangat gelisah untuk memprovokasi orang lain?

Tapi tidak ada pengadilan atas isi hati manusia. Tidak ada pengadilan atas kepercayaan yang diyakini mereka.
***

Malam telah tiba. Suasana balai kota tampak ramai oleh penduduk desa. Tempat ini sederhana dan dindingnya hanya dibangun sebagian. Orang luar bisa mengamati apa yang terjadi di dalam. Tao Mo melihat penduduk membentuk lingkaran untuk membicarakan peristiwa besok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Misteri BL (Dinasti Cheng Du)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang