10. Ciuman (1)

36 2 0
                                    

Peringatan: dialog dalam tanda kurung adalah percakapan dalam bahasa Tiele yang hanya dimengerti oleh Xiao Du, sedangkan Tao Mo tidak.

Di balik tembok Tao Mo melihat ratusan tenda berjajar melingkar menyesuaikan bentuk tembok batu. Udara berhembus membawa angin kering. Mencerminkan daerah gersang yang jarang dituruni hujan.

Xiao Du dan Tao Mo berjalan menuju tenda paling besar di komplek militer. Di dalamnya ada seorang pria paruh baya dengan badan besar dan berbulu dada sedang duduk membaca buku tentang peperangan. Melihat kedatangan Xiao Du yang tiba-tiba pria itu nampak sangat terkejut, tak lama kemudian matanya menyipit dihiasi senyuman senang.

(Guan Jun, kamu akhirnya kembali)

Xiao Du menangkupkan kedua tangan sebagai tanda penghormatan. Tao Mo di sampingnya juga mengikuti. Pria itu melirik Tao Mo sekilas lalu memberi Xiao Du tatapan penuh arti.

(Guan Jun, kamu berniat tinggal disini?)

(Hanya singgah sebentar)

(Apa ini pangeran yang mendiang kaisar titipkan padamu?)

(Benar)

Pria besar itu menghela napas pelan. Dia melihat wajah putih kecil di samping murid. Sungguh seorang kecantikan yang membawa bencana. Tanpa berbasa-basi tentang kerinduan akibat lamanya tidak bertemu atau menjamu mereka demi kesopanan, pria besar itu segera melambaikan tangannya. Bermaksud membiarkan Xiao Du melakukan apapun yang dia inginkan.

Xiao Du segera berpamitan dan membawa Tao Mo keluar dari tendanya. Kemudian mereka memasuki tenda sebelah. Tidak ada siapapun di dalamnya. Kondisinya bersih dan terawat. Ada papan nama di pintu masuk tenda dengan huruf Tiele yang masih asing di mata Tao Mo.

"Tenda ini milikmu?"

Xiao Du mengangguk.

"Apa yang kamu bicarakan dengan pria besar tadi? Siapa dia?"

"Guruku"

Akhirnya mata Tao Mo menelusuri seisi tenda. Di sudut ada sebuah kasur tebal dengan selimut rubah.

"Malam ini kamu bersedia tidur denganku? Kasur hanya ada satu, dan tidak ada kursi panjang disini"

Xiao Du belum menanggapi, tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara barisan kuda mendekati mereka. Tao Mo dan Xiao Du segera keluar dari tenda untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi. Tao Mo mendapati ada sekitar dua belas penunggang kuda berbadan besar dan berotot berbaris dengan rapi di depan tenda. Beberapa orang dari mereka berbicara dengan bahasa lokal kental yang Tao Mo sama sekali tidak pahami.

(Guan Jun, kamu harus menunjukkan pada kami sejauh mana perkembanganmu)

(Benar! Ini adalah pesta penyambutanmu. Kita semua akan melakukan balap kuda!!)

Xiao Du menyunggingkan sebuah senyuman yang sangat tipis. Dia nampak geli dengan antusias para teman lama. Tao Mo sangat terkejut melihat senyum itu.

"Kamu bisa tersenyum? Kamu tersenyum pada mereka. Tapi tidak pernah padaku"

Tao Mo sedikit kesal dengan hal ini tanpa alasan. Dia mendengus dan memalingkan muka dari Xiao Du. Lalu dia merasakan sebuah tangan mengelus kepalanya untuk meredakan rasa kesal. Secara bersamaan Tao Mo mendengar para pria menggumamkan ooooo yang sangat panjang.

(Guan Juan apa ini orang milikmu?)

Tao Mo melihat Xiao Du meliriknya sekilas, namun segera mengalihkan pandangan dengan canggung. Xiao Du mengangguk pelan ke arah teman-temannya.

(Guan Jun! Kakak ipar kami sangat cantik dan lembut, betapa beruntungnya kamu...)

(Aku sudah menebak ini sejak lama. Guan Jun memang sangat tampan. Wajar baginya untuk mendapatkan kecantikan)

Transmigrasi Misteri BL (Dinasti Cheng Du)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang