BAB 24 : Hurts

41.3K 4.1K 1.5K
                                    

KOMENTARNYA TOLONG JANGAN SPOILER ‼️‼️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KOMENTARNYA TOLONG JANGAN SPOILER ‼️‼️

Ya Allah, ini kalau masih ada yg bandel bocorin plot twist, aku block ya 😔🙏🏻

***

Hemodialisa harus dilakukan seumur hidup. Itu fakta yang harus Haira terima ketika tahu sebelah ginjalnya dalam keadaan masalah kronis. Cuci darah Haira dilakukan dua kali seminggu, sekali cuci darah bisa memakan waktu 4-5 jam. Bohong jika ia tidak pernah merasakan jengah, bosan itu pasti ada. Entah dengan Shea yang selalu rutin mengantarnya setiap kali melakukan aktivas wajib ini.

"Lo nggak bosen, Kak?" tanya Haira. Menuju jam-jam terakhir, dan rasanya badan Haira mulai pegal-pegal. "Gue mah udah bosen."

"Lo mau ikut gue nonton drakor aja?" tawar Shea memperlihatkan layar ponselnya yang tengah memutar salah satu drama Korea yang masih on going. Haira menggeleng. "Mau apa, dong? Baca novel punya Kanara gimana?"

Haira sedikit tertarik. "Novel apa?"

"Hei, Bodyguard!" jawab Shea. "Seru, Ra. Gue baru part tengahan, lagi pusing-pusingnya mikirin antagonisnya. Lo baca, deh, Ra!"

"Ngelawak lo, ah." Haira menolak tegas. "Hidup kita aja udah thriller, ya, Kak Shea! Nggak usah ditambah-tambahin lagi. Nambah beban."

Shea tertawa sekadarnya. Ada benarnya juga. "Tapi beneran ini seru banget! Gue jatuh cinta sama karakter cowoknya. Ya Allah, semoga jodoh Shea yang kayak gini. Plek ketiplek dikit aja, kalau banyak juga nggak pa-pa. Diterima."

"Jatuh cinta, kok sama fiksi!" kata Haira membuat Shea langsung manyun. "Kak Shey tolong beliin cemilan, gue pengen krauk-krauk."

"Oh, iya bener. Habis juga air minum. Gue ke kantin dulu kalau gitu," pamit Shea dibalas anggukan setuju adiknya tersebut. Gadis itu kemudian keluar dari ruangan hemodialisis.

Shea selalu cekatan. Haira hanya memiliki dirinya. Sebaliknya. Shea juga hanya punya Haira. Tidak boleh terlihat bosan, tidak boleh menunjukkan lelah, Shea tau jika adiknya merasakan jauh lebih dari itu. Bertahan hidup dengan segala efek cuci darah yang memborong berbagai rasa nyeri itu tidak mudah. Mungkin karena ini Bayu lebih memperhatikan Haira.

Selepas dari kantin, gadis itu masih memutari rumah sakit. Mencari angin sedikit dan—agak merenung. Setiap kali mata Shea berpas-pasan dengan seorang Dokter yang melewati dirinya, sekali lagi gadis itu mempertanyakan dalam hati. Bisa 'kah Shea berhasil seperti mereka?

"Dokter hebat itu wanita saya."

Shea mengerjapkan matanya kaget. Mengapa malah tiba-tiba suara Xabiru yang terdengar?

ENIGMA : Last FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang