04|sarapan (Revisi)

43.8K 2.2K 12
                                        

Happy reading

♡♡♡

Pagi hari yang cerah secerah suasana hati gadis cantik yang sedang berkutat dengan alat masak nya.

Zee sedang bergulat dengan bumbu bumbu dapur supaya mendapat rasa seperti yang dia inginkan.

Menolak setiap kali para pelayan berniat membantu, dan menyiapkan semuanya sendiri.

"Wahhh kalau enak kaya gini, kayanya gue bisa buka restoran nih, hihi." ucapnya terkikik sendiri karna haluannya itu.

Tangannya dengan lincah memotong sayuran, mengiris daging dan juga menggorang cumi krispi yang ia masak.

Tok

Minyak menyiprat membuat Zee memundurkan tubuhnya.

"Lahh kok?! untung gak kena." Ucapnya mengelus dada, gadis itu dengan takut takut memajukan kembali tubuhnya.

Setelah beberapa menit bergelut dengan alat alat dapur akhirnya Zee menyelesaikan acaranya yang merepotkan itu.

"Beres juga akhirnya." Ucapnya lega

"Bi, bisa tolong bawa semua makanan yang sudah aku buat ke meja makan? aku akan pergi mandi." pinta sang nyonya yang langsung di angguki pelayan paruh baya itu.

Beginilah Zee, dia akan bersikap dan berkata sopan pada yang lebih tua dan dia bisa menggunakan lo-gue ataupun aku-kamu, pada orang lain, tergantung situasi.

Zee berjalan nenaiki satu per satu anak tangga dengan bernyayi riang dan memainkan handphone miliknya.

Ternyata.

Nama mu munarohhhhhhh ohhhhh

Munarohhhhhh bang ocit datang

Pret pret pret pret pret pret

Begitulah kira kira nyayian zee

Duk

saat sedang asik asiknya menyayi mengapa dia harus menabrak tembok?
Tapi mengapa tembok itu mempunyai kaki?

Zee mendongak dan tersenyum kuda sampai matanya membentuk bulan sabit melihat siapa yang baru saja ia tabrak.

ada apa lagi dengannya?~batin Xavier

"Hehe maafkan aku, aku tadi tidak melihat dirimu." ucapnya cengengesan dan di balas deheman Xavier.

"Ahh iya! aku sudah membuatkan mu sarapan, turunlah dan makan, semoga kau menyukainya." ucap Zee dan berlalu pergi dari sana.

Xavier terdiam di tempatnya mencerna semuanya, sepertinya gadis itu benar benar berubah? tapi mengapa?

Xavier berjalan ke arah meja makan
Dia terduduk diam, tak sekalipun di benaknya untuk menyentuh sarapan yang sudah tersedia itu.

♡♡♡

Sekitar 15 menit Zee sudah selesai mandi dan berjalan ke walk in closet.

Mencari dan mengambil baju yang tidak terlalu terbuka, seperti mencari harta karun menurut Zee, sangat sulit menemukannya karna baju Zelina asli sangat kekurangan bahan.

Gadis itu menggeledah isi walk in closet milik Zelina.

"Huh, si Xavier keknya gak ngasih uang ke si Zelina sampai pakaian nya kekurangan bahan semua?" monolognya dan keluar dari walk in closet dangan menggunakan celana jeans, kemeja putih dan juga sepatu putihnya dengan rambut yang di gerai indah.

Zee berjalan ke arah meja makan dan melihat Xavier yang sibuk dengan laptopnya tanpa menyentuh makanannya sedikitpun.

kenapa? apa makanannya gak enak?~batin Zee

Zee mendudukan dirinya di samping Xavier.

Xavier yang merasakan seseorang duduk di sampingnya mengalihkan pandangannya ke arah Zee,
CANTIK itulah kata yang tersemat untuk istrinya sekarang dari Xavier .

"Mangapa tidak memakan makananmu? apakah makanannya tidak enak?" tanya Zee yang berhasil membuyarkan lamunan Xavier.

Apakah makannanya benar benar tidak enak?? tapi enak kok, enak banget malahan, apa yang salah dengan tokoh utama pria ini?

"Ahhh tenang saja aku tidak memberikannya racun kok." lanjut Zee mencoba meyakinkan, mukinkah si Xavier takut kalau ia meracuninya?

"Suapi." pinta Xavier.

"Hah?"

"Suapi aku." ulang Xavier

"Mengapa harus di suapi? kau kan punya tangan." ucap Zee mendelik merasa aneh.

Jangan kan Zee, Xavier yang memintanya saja merasa aneh dengan dirinya sendiri

"Aku sibuk, mengurus beberapa e-mail yang masuk, jadi suapi aku." pintanya dengan tangan yang sibuk mengetik, mau tak mau di turuti Zee dengan ogah ogahan.

Memilih lauk apa yang akan ia makan, Zee memilih milih sambil menanyai Xavier.

"Kau mau lauk apa?" tanya zee.

Xavier mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang bersetatus istrinya itu.

"Terserah." ucap pria itu dan kembali menatap ke arah laptopnya.

Zee yang mendengarnya mendelik, suaminya ini seperti perempuan saja jawabnya 'terserah' Zee pusing di buatnya.

Kek anying banget si Xavier ini~batin Zee

Zee mengambil apapun yang ia mau dan mulai menyuapkan makanannya kepada Xavier dan sesekali memakannya juga karna lapar.

Xavier yang melihatnya tersenyum kecil, aneh. itu yang ia rasakan pada dirinya sendiri. namun, ada sedikit perasaan bahagia di hatinya melihat Zee tanpa rasa jijik makan di sendok bekasnya bukankah berarti secara tidak langsung mereka berciuman? memikirkannya membuat telinga Xavier memerah.

"Ada apa?" tanya Zee saat melihat Xavier terdiam yang membuat Xavier gelagapan.

"Ti-tidak, aku selesai." ucapnya yang berdiri dan langsung meninggalkan meja makan dengan telinga yang masih memerah.

"Ada apa dengannya?" Zee hanya mengedikan bahunya acuh dan melihat he arah jam yang menunjukan pukul 08:00.

Dia mengambil handphonenya dan menelepon Nata, sahabat Zelina.

\Hallo ada apa?

Kita bertemu sekarang saja, di cafe kemarin yang sudah aku beri tahu/

\zelinanjing, gue belum mandi saytonnn

Yasudah sana mandi, gue otw/

\bang-

Tut

Belum sempat nata berbicara lagi,telepon itu langsung di matikan zelina dan segera on the way ke tempat tujuannya

♡♡♡

Ayoooo vote
Gratis kok gays tinggal pencet bintang di bawah sebelah kiri

Jan lupa folow akun wp dan ig Rin yaww

Ig: storyarlin338

Vote and komen yaa miskah

🥑👇

VIENA {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang