Prologue

1.3K 138 11
                                    

(Name) kira selama ini ia dipanggil-panggil "calon mantu" oleh Ayahnya Supra hanyalah candaan. Tau-tau sekarang ia dan Supra dinikahkan dengan paksa.

Keduanya tidak menikah dengan rasa cinta, tapi dengan rasa iya-iya aja, karena orang tua mereka yang sangat ingin agar mereka bersatu. Setidaknya, itu yang (Name) dan Supra ketahui.

Selama acara pernikahan, semua tampak lancar dan baik-baik saja. Namun, sehabis menikah ...

"Malam ini kita tidur seranjang?" tanya Supra

"Ho'oh, kata mereka." sahut (Name)

"Ohh, kata mereka ... ya udah. Karena gak ada yang lihat juga, lo di lantai aja."

Seketika (Name) mendelik. "Idih? Gua tidur di lantai?"

"Iya, kenapa? Mau protes? Gak usahlah, ini kamar gua, gua yang berkuasa."

"Gua juga ogah kali tidur seranjang sama lo! Minimal ada alas!"

"Itu urusan lo. Udah, ah, gua ngantuk, mau tidur duluan." ucap Supra yang dengan entengnya merebahkan diri lalu memeluk guling.

(Name) pun mengambil bantal yang tidak Supra pakai. Lalu, memukul Supra dengan bantal itu.

"Eh, dodol! Minimal kasih gua alas tidur,"

"Manja, ambil sendiri di lemari."

(Name) tak menyahut lagi. Ia pun segera membuka lemari pakaian Supra dan mencari-cari kasur lipat untuk dijadikan alas duduk. Tak peduli isi lemarinya yang jadi berantakan.

Supra sebetulnya belum tidur, diam-diam ia memperhatikan apa yang (Name) lakukan sampai akhirnya ia bangun begitu lemarinya dibuat berantakan.

"Lo nyari barang apa ngereog! Yang bener aja!"

"Rugi dong!" ceplos (Name), kemudian ia menutup mulut dengan tangan. "Ah udah ah, lo gak ngasih tau dimana kasur lipatnya! Gua berantakin ajalah!"

Supra berdecak, ia pun mengambil kasur lipat di bagian lemari yang paling bawah dan memberinya pada (Name). (Name) menerimanya dengan ogah-ogahan lalu hendak membentang kasur itu di lantai.

"Heh! Rapiin dulu, enak aja lo mau tidur." tegur Supra

"Gak mau, ah. Gua bukan babu." Setelah memposisikan bantal, ia membaringkan diri.

"Ini kamar gua, wilayah kekuasaan gua,"

"Ya udah, sih, gak peduli."

Supra menghela napas dengan pelan. Dirinya hampir meledak hanya karena berinteraksi dengan (Name). Kok bisa orang tuanya menyukai bocah ini sebagai menantu mereka? Padahal yang Supra mau sangat jauh jenisnya dari (Name).

Dengan perasaan uring-uringan, Supra merapikan isi lemarinya. Walau tak begitu rapi. Lalu, ia pun berbaring dan tidur dengan posisi membelakangi (Name).

Malam pertama saja sudah begini, bagaimana untuk malam selanjutnya?

To Be Continued

Mwehehehe.
Bagaemana, pembaca?

[ 15 Maret 2024 ]

Perforce [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang