Epilogue

729 76 22
                                    

Begitu tau kabar bahwa istrinya tiba-tiba melahirkan, Supra pun mendatangi (Name) ke rumah sakit yang sudah diberitahu lokasinya.

Sesampainya di sana, Supra pikir dirinya akan menunggu dulu, ternyata persalinannya sudah selesai. Lihat di kamar rawatnya, anaknya Supra sudah melek sempurna sedang melihat dunia.

"Baru bapaknya dateng. Bukannya nemenin di sini. Malah teman emak yang nungguin kamu lahir." ucap (Name) dengan mendramatisir.

"... Teman kamu juga yang terlambat ngasih tau."

"Alasan aja kamu tuh."

Supra menghela napas, lalu ia mendekati istri dan anaknya. Tersenyum menatap manusia kecil buatannya dan (Name). "Selamat datang, jagoan."

"Tapi kenapa dia udah lahir sebelum sembilan bulan?"

"... Mungkin karena omongan kamu kemarin malam, bikin dia gak sabar buat lahir."

Supra pun terdiam. 'Ternyata gua ada keturunan mulut masinnya?'

"Gak apa-apa, sekarang dia udah lahir dengan sehat dan sempurna. Dari baru keluar, dia melek, kayak lagi ngomong, "ternyata di luar begini ya, gak gelap kayak di dalam selama ini"."

Supra terkekeh mendengarnya. "Oh, iya, kenapa sekarang kamu sendirian?"

"Temanku udah pulang, aku yang suruh, karena tau kamu bakal ke sini. Kan gak enak jadiin anak orang sebagai nyamuk di sini."

Supra tersenyum, mengelus kepala (Name) dengan kasih sayang. "Makasih ya, (Name), kamu hebat selama ini dan seterusnya."

(Name) juga tersenyum. "Tumben gua dengar kata-kata itu dari lo."

"Diem, deh. Gua lagi serius."

(Name) terkekeh. "Iya, Supra-ku, suamikuu, sama-sama. Kamu juga hebat dan baik selama ini, hingga seterusnya."

"Apa baiknya?" goda Supra

"Apa ajaa, intinya lo memperlakukan gua dengan baik."

Hingga sejauh ini mereka berjalan. Kepala (Name) pun mulai merekap perjalanannya bersama Supra selama ini. Dimulai dari nikah paksa, tidur terpisah, ribut 24/7, tidak akur, mulai perhatian, mulai ada rasa cinta. Hingga sekarang, satu manusia kecil lahir menjadi bagian baru dari mereka.

"Nanti bagusnya dipanggil apa, ya?"

"Babeh-nyak aja." usul (Name)

"Ah elu, gua aja pakai papa-mama, masa anak kita pakai panggilan yang lebih kuno."

"Ya, daripada lo-gua, gak bagus kan."

"Bukan begitu konsepnya ..."

"Hehe." (Name) pun mulai serius. "Aku sih gak masalah mau dipanggil gimana, yang penting maknanya ibu, dan ayah."

"Papa-mama?"

"Udah bosan dengernya." keluh (Name). "Mending ayah-ibu aja gak sih?"

Supra berpikir. "Boleh lah, daripada babeh-nyak kayak yang kamu bilang tadi."

"Oke, nanti aku bakal ajarin anak kita buat manggil pakai babeh dan nyak."

"(Name), mau tau rasanya dipaksa buat dedek lagi?"

"Ihh ogahlah, buat aja sendiri."

Lalu mereka berdua tertawa. Untung (Name) ingat diri dan tidak tertawa keras yang bisa membuat dirinya kesakitan.

"Udah punya nama untuk dia, gak?" tanya Supra

"Umm ... belum nih. Nanti aja dah, lagi gak niat mikir."

"Kalau namanya Honda, gimana?"

"Ya Tuhan, kamu maunya dia jadi mas-mas sorum pas udah gede? Cukup kamu aja dah yang namanya motor."

"Kan biar bapak-anak banget. Nmax aja, gimana?"

"Makin parah."

"Meo? Panggilannya meow."

"Gak bener ah."

Supra terkekeh. "Cogan begini, masa mau dinamai pakai nama motor." Supra menatap anaknya yang sedari tadinya anteng di samping (Name).

(Name) senyumin aja. "Tapi ... kata Vario didengar-dengar, bagus juga buat dijadiin nama orang."

"Sebaiknya jangan."

"Iya, iya, bercanda. Aku gak mau nanti dia malah dikucilkan karena namanya nama motor."

Supra tersenyum. "Apapun itu, jangan salah kasih nama aja dah. Itu juga demi kebahagiaannya nanti."

"Tentu."

──⁠───⁠

Mungkin, tak banyak yang bisa mendapat kehidupan yang sesuai dengan ekspektasi. Ada yang mengharapkan ini, tapi malah mendapatkan itu.

Namun, komunikasi adalah kunci, bersyukur adalah penyangga.

(Name) sebenarnya tak pernah mengharapkan hidup bersama Supra hingga sekarang dan sejauh ini. Yang ia harapkan tak jauh-jauh dari kebahagiaan. Yang ia dapat ternyata berbeda dengan harapannya.

Namun, di akhir kisah, ia baru sadar jika ia diberi kehidupan ini untuk bahagia bersama Supra.

END

Pokoknya, ini udah end ya pemirsa sekalian, yang udah mau pantengin ini dari awal buat sampai akhir buat, makasihhh bangett.

Gak ada yang namanya part dua, part tiga, part seratus, gak adaa. Aku cuma buat cerita kehidupan Supra-(Name), gak sampai cerita anak-cucu mereka.

Dah ah, bayy, aku mau ngetik cerita lain! /memberi tium manjah ala brody.g/

[ 05 Juni 2024 ]

Perforce [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang