Chapter 10.

39 8 1
                                    

Malam berlalu, kini sudah pagi hari. Olivia bangun dan sedikit meregangkan badannya. Saat ia membuka mata, sama saja, masih buram. Tunggu.. "kacamata!" Olivia segera turun dari kasur, berlari keluar kamar, berlanjut lari ke sofa yang semalam ia tempati. Mencari benda yang ia cari di atas meja, sayangnya sama sekali tidak ada. Kemana pergi nya benda itu.. Olivia mencoba mengingat kembali kejadian tadi malam, mulai saat ia masuk ke paviliun, hujan turun, tidur di sofa, dan terbangun karena seperti ada suara hantaman yang disebabkan oleh Velly. "apa... jangan jangan..."

"... Velly?" Kecurigaan mulai memutar di benak Olivia pada Velly, tidak bisa. Ia harus menanyakan hal ini langsung pada Velly. Olivia merapikan sedikit baju nya, menjepit rambutnya agar terlihat lebih rapi. Pergi keluar paviliun, meminta pelayan yang ada di depan pintu untuk mengantarkan ke kamar pribadi Velly. Keduanya berjalan ke kamar yang dituju, saat sudah sampai Olivia berterimakasih kepada pelayan yang membantu nya. Tanpa ragu, Olivia mendorong pintu kamar, saat sudah terbuka sepenuhnya, yang pertama ia lihat meskipun buram adalah Velly yang sedang berdiri di depan meja.

Disana, Velly sedang mengusap belakang leher nya, karena kedatangan Olivia ia menurunkan lengannya dan berbalik badan ke arah Olivia berdiri. Saat sudah berhadap hadapan, tangan kanannya memegang pinggul milik nya, "Nona Duchess, apakah kau m-" Olivia tidak melanjutkan pertanyaannya. Saat matanya sudah stabil tidak memburam, ia sontak kaget karena Velly tidak menggunakan baju atasan. Oh astaga, hanya kain tipis yang menutupi dua aset wanita terhormat itu. Tetapi, itu sungguh menggoda. Badannya yang besar layaknya seorang laki laki, urat tangannya yang besar, dan rambutnya yang terurai yang di satukan dengan wajah nya yang sempurna paripurna. Ya ampun. Wajah Olivia memerah, ia segera berbalik dan berjalan keluar, "lain kali aku akan menanyakan nya padamu." setelahnya, Olivia hilang dari pandangan Velly karena ia berbelok ke ruangan sebelah. Velly yang masih berdiri di dalam menyeringai tipis.

Velly kemudian mengambil handuk kimono nya, melepaskan kain yang menutupi dada dan celana yang ia gunakan lalu menggunakan handuk kimono. Memberikan minyak rambut kepada rambut panjang yang hitam milik nya, kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Ia berendam di pemandian kamar nya yang sudah disiapkan pelayan istana pagi tadi.

Di kamar Olivia yang masih berdandan, Ia baru saja selesai menata rambut. Menggunakan dress tradisional Deerberg lengan panjang yang baginya sangat nyaman digunakan. Setelah penataan dirinya selesai, Olivia menghampiri buku catatan yang ia letakkan di atas meja tamu kamar. Olivia memeriksa semua buku itu, ia sadar kalau buku ini kurang satu. Seharusnya ada 8 jilid. Tetapi ini hanya ada 7. "jilid kedelapan, Kiaoguo Versbe CXIX. didalamnya terdapat 28 kosakata campuran dengan 123 kosakata pisah, 45 tata tertib kebijakan bangsawan, dan 22 sikap Lady itu kaaan" Olivia merapikan ketujuh buku yang tersisa, memasukkan semuanya kedalam tas. "aku harus menemui paman Bill" Olivia membawa tas itu pada tangan kirinya, berlari keluar kamar dan turun dari tangga istana. Berjalan di ikuti Laylha menemui penjaga keamanan istana di luar aula utama istana. Saat baru turun dari tangga halaman luar istana, di arah lain Velly baru saja menaiki mobil nya dengan menggunakan jas formal berwarna biru tua dengan bross kerajaan dari pinggul nya yang menyatu ke atas pundak. Olivia pergi ke rumah paman Bill bersama Laylha menaiki kereta kuda.

Sepanjang dalam kereta, Olivia bingung bagaimana cara ia memberi tahu paman Bill masalah hilang nya buku catatan kerajaan? dia juga belum tahu pasti bagaimana hilang nya buku itu. Karena melihat majikan nya yang gelisah, Laylha mencoba bertanya menenangkan "Lady Olivia, ada yang perlu saya bantu?" Olivia segera menolak dengan menggelengkan kepala dan tersenyum, "tidak ada laylha, aku hanya sedikit pusing saja." Laylha kemudian menyadari sesuatu, "obat racikan dari yang mulia empress sudah Lady minum?" Olivia mengangguk mengiyakan "sudah aku minum Laylha" Olivia meyakinkan.

Seterusnya sampai mereka sampai dirumah Bill, Laylha turun lebih dulu untuk memastikan Bill ada dirumah nya. Beruntung pria itu ada disana, Olivia segera turun dari dalam kereta, berjalan ke arah Bill, kemudian keduanya berdekatan dan berpelukan sapaan. "paman, kau makan teratur kan di rumah?" Olivia dan Bill mengobrol sembari berjalan masuk ke dalam rumah "ah tentu saja, memangnya aku anak kecil yang sembarangan pola makannya" sesampainya di dalam,

I can't enough see ur faceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang