Di asrama sekte Veldman, Eric baru saja selesai membersihkan badan nya, ia baru saja menyelesaikan latihan malam. Eric pergi ke kamar nya, disana Eric tidak tidur sendirian. masing masing kamar tersedia delapan futon yang di gelar pada balai yang dikhususkan untuk tempat tidur, tentu saja di awasi oleh senior tiga tingkat dari tingkat prajurit baru. Di dalam kamar, teman teman nya meminum minuman keras. "senior, atas acara apa mereka minum?" Eric duduk di kursi depan Thangsu Garlic, senior kamar Eric tinggal. "kau tidak tahu? Nona Duchess baru saja menikah, dan kompetisi kampanye minggu lusa ia akan membawa pasangan nya." Eric hanya mengangguk, ia meminum air biasa dari teko di meja. teman nya menyaut,"Ric, di kompetisi besoookk, ka kauu harus melihat isss-- aih, wine ku brengsek" sudah tidak jelas, bahkan di potong. Eric masa bodo dengan ucapan temannya tadi, ia bangkit dan menuju futon tempat ia tidur, dan tidur disana tidak ikut merayakan acara abal abal kamar asrama nya ini.
Saat tengah malam menjelang terbit nya matahari, Olivia terbangun dengan posisi nya yang menghadap ke badan Velly, ia menstabilkan matanya supaya terbuka, ia terbangun mungkin karena haus. Saat Olivia membuka mata nya, yang pertama ia lihat adalah wajah Velly dengan posisi tidur nya yang menghadap ke Olivia, tangannya bahkan menopang kepala nya. Oh astaga, ini surgawi. Belahan dada wanita itu terlihat, dan sekarang Olivia tahu kalau dada Velly berbidang dan kekar. Mungkin karena dia di besarkan dengan cara militer dan politik. Olivia benar benar melihat wajah Velly, dengan kedekatan sedekat ini, bahkan berhadapan hadapan, apakah tidak terasa wajah Velly ini sangat menawan? Olivia buru buru membuang wajah, "Olivia, inget eric. " dia bergumam, kemudian bangun dari tidurnya. meregangkan badannya, tanpa sengaja matanya melihat ke tubuh nya, "ya ampun, piyama nya tipis banget. benar benar kelihatan dada ku" terlebih lagi, dia bahkan tidak memakai pakaian dalam lagi. itu sudah kebiasaan nya saat ingin tidur. Olivia menengok ke arah Velly yang nyatanya wanita itu masih tertidur. Olivia segera turun dari ranjang, pergi ke depan ruangan ranjang, ia mengambil teko air di meja makanan dan menuangkan nya di gelas, kemudian ia minum air di dalam gelas itu sampai habis. "hufft, aku tidak mungkin jatuh cinta sama wanita itu kan? kalaupun iya, mungkin itu sebatas kagum karena wajahnya yang menawan paripurna." Olivia berbalik, menuju area ranjang saat hendak kembali naik ke ranjang, "apa aku pindah di bawah aja ya?" Olivia segera memeriksa lemari di samping lemari baju nya, mencari cari selimut tebal yang semalam ia taruh. tapi nyatanya, tidak ada. "apa dia memindahkan nya?" Olivia bahkan mencari di lemari baju nya, tetap saja tidak ada. "gak mungkin kalau dia pindahin. lagian duluan dia tidur nya." Olivia menghentakan kaki nya kesal, jadi mau tidak mau dia tidur seranjang lagi dengan Duchess nya. Olivia kembali menutup pintu lemari, dan pergi menaiki tangga. Dengan perasaan kesal nya, ia merebahkan dirinya, menutupi tubuh nya dengan selimut, dan kembali tidur.
Matahari pun terbit, tidak menyinari kamar Velly karena tirai nya tidak terbuka tetapi Velly bangun tanpa bantuan sinar matahari. Ia bangun lebih dulu daripada Olivia, posisinya Olivia menghadap ke arah Velly dengan tangan nya dan kaki nya berada di tubuh Velly. Velly dengan sengaja meniup wajah Olivia, dan setelah nya Velly tersenyum tipis. Velly dengan hati hati memindahkan kaki dan tangan Olivia, dengan hati hati juga Velly turun dari ranjang untuk pergi ke kamar mandi membersihkan tubuh nya.
Setelah beberapa menit ia selesai membersihkan tubuh nya, Olivia juga belum bangun. Bahkan sekarang dia yang menguasai ranjang besar nya, Velly kemudian berganti pakaian dengan atasan kemeja cream dan bawahan nya celana panjang cream juga. Ia menelpon penasihat nya melalui bell Telephone kamar nya, menyuruh laki laki itu mengantarkan berkas berkas pekerjaan ke kamar. Setelah nya Velly duduk di sofa kamar, menunggu Etmaun datang kemar nya dengan menatap Olivia yang tertidur di ranjang, sengaja tirai area ranjang Velly ikat supaya mudah melihat Olivia yang masih tertidur. Velly terus menatap Olivia yang masih tertidur di ranjang nya, sampai beberapa menit lamanya pintu kamar di ketuk.
Velly berinisiatif membuka pintunya, ia tidak ingin sesuatu membuat istrinya terbangun dari tidurnya yang nyenyak. karena, melihat wajah Olivia yang tertidur sekarang candu baginya. Saat pintu sudah terbuka, Etmaun ingin segera masuk ke dalam, tetapi di hadang Velly. "tidak ada yang menyuruh mu masuk, kakek tua." Etmaun tidak kesal, karena Velly sudah biasa memanggilnya seperti itu. "baiklah ini dokumen dan berkas nya. sudah ada pada tas itu, oh iya untuk persiapan kompetisi sekte kita, semuanya sudah selesai. sisa menerima daftar para murid yang ikut berkompetisi." jelas Etmaun, Velly mengambil tas di tangan Etmaun yang bahkan laki laki tua itu belum menyerahkan nya pada wanita di depannya. "baguslah." jawab Velly singkat, ia menatap dingin Etmaun, "kau boleh pergi." tanpa persetujuan Etmaun Velly langsung menutup pintunya. Ia duduk di sofa dengan menyilangkan kaki nya santai, membuka tas yang berisi pekerjaan nya, ia mulai mengerjakan nya dengan serius sampai 15 menit berlalu, Olivia membuka matanya perlahan, kemudian ia terduduk. Matanya melihat ke arah Velly yang sibuk dengan dokumen dokumen pada meja nya, Olivia turun dari atas ranjang ke arah lemari pakaian. mengambil jubah mandi nya, sebelum keluar dari area ranjang Olivia lebih dulu memakainya. Saat ia sudah keluar, dan berjalan berpas pasan dengan Velly, ia bersyukur wanita itu tidak berpaling dari lembaran kerja nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/354233367-288-k338167.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I can't enough see ur face
AléatoireLavellythias Von Deerberg, seorang adipati dari Kerajaan Adjahaag yang menduduki negeri jajahannya (Indonesia), seorang Duchess yang dipenuhi kesempurnaan bak langit yang dilangitkan. Pemburu handal hewan hewan liar, di nikahkan oleh Olivia Eishe Ma...