Velly menegakkan posisi duduknya, kemudian ia berdiri sedikit membungkuk, pelan pelan ia mengangkat kepala Olivia dan lipatan dengkul nya, membuat badan Olivia kini ia gendong. Tangan kiri Olivia menggantung bebas, kepalanya di topang lengan Velly, rambutnya terurai yang ia tindih oleh punggung nya. Kemudian mata Velly menatap wajah Olivia yang masih tertidur, tatapan dingin miliknya masih memuji muji wanita itu tanpa bersuara, "cantiknya. cantiknya. cantiknya."
Velly menggerakkan kakinya berjalan tenang keluar paviliun, melewati lorong yang menuju kamar nya ditemani dengan lentera lentera lorong yang berada di setiap jalannya, langkah langkah tenang, tatapan nya yang melihat lurus ke depan, dan wajahnya yang tidak berekspresi itulah pemandangan wanita terhormat ini. Kemudian dia sekarang sudah berjalan di halaman depan kamar nya, tidak ada pelayan yang menjaga kamar nya, jadi saat Velly sudah tepat di depan pintu, ia mendorong pintu itu dengan kaki kanan nya secara pelan, wanita nya tidak boleh terbangun. Memasuki kamar menuju area ranjang, melewati tirai yang terlepas menutupi area itu, setelahnya ia merebahkan Olivia di tempat tidur. Setelah dilihat aman, ia membuka kemeja nya, dan kain yang menutupi dada nya, juga membuka celana panjang nya, kemudian ia ganti dengan piyama kimono. Penjepit rambut di rambut nya ia lepas, membiarkan rambut nya terurai rapi. Kemudian ia menaiki tempat tidur nya yang besar, mematikan lampu, membenarkan posisi bantal dan mulai merebahkan badannya. Olivia yang tertidur gelisah, membolak balikan badannya kesana kemari membuat Velly tidak nyaman. Semakin Olivia gelisah, semakin ia melantur, "haa.. haa..." ia berbalik badan ke arah Velly berada, kemudian tangannya tidak tahu sadar atau tidak sadar memeluk dada Velly, ia juga menggeserkan badannya ke badan Velly, menghilangkan jarak keduanya.
Karena badan Olivia sudah benar benar dekat dengan Velly. Bibir Velly mengukir seringai kesenangan, ia mulai menutup matanya menyusul Olivia di alam mimpi sana. Kini keduanya tertidur, dengan Olivia yang memeluk Velly, dan Velly yang membiarkan layaknya sebuah bantal guling bagi Olivia. Bahkan beberapa saat kemudian, kaki kiri Olivia sudah naik ke perut Velly, oh Ya Ampun...
Berjam jam berlalu, Velly bangun lebih dulu membuka matanya dengan tenang, ia menengok ke arah kiri nya melihat Olivia yang masih tertidur. Ia tertawa kecil; pfftt, bahkan menyeringai tipis. Posisi Olivia telentang, dengan baju nya yang berantakan terbuka "wanita ini.." , bahkan tali dalaman penutup dada nya juga tergeser ke lengannya, membuat dada Olivia sedikit terekspos. Velly mulai bangun, kemudian bergeser ke tepi ranjang. Terdiam sedikit menstabilkan keadannya supaya terlihat lebih segar, "Eric.. jangan tinggalin akuu" lanturan Olivia tidak sadar, membuat alis dan dahi Velly mengkerut, setelahnya ia menengok ke arah Olivia dengan ekspresi nya yang dingin. Kemudian ia berdiri, dilihat nya waktu masih gelap, ia pergi ke tempat mandi. Mandi pagi sekali, bersiap siap juga pagi sekali. Waktu menunjukkan pukul 05.22, ini masih sangat pagi. Tetapi Velly sudah siap dengan Jas kerajaannya, untuk melakukan pra-bisnis bersama kerabat kerabat lainnya. Memakai pewangi sebagai penutup persiapan dirinya, kemudian ia menghampiri Olivia lebih dulu dengan menggenggam sebuah pil merah di tangan kanan milik nya, mengangkat kepala Olivia lebih dulu supaya memudahkan pil itu tertelan, dengan pelan ia memasukkan pil nya ke dalam mulut Olivia, membiarkan Olivia menelan pil itu.
Setelah selesai ia pergi ke depan pintu, membuka pintu kamar, dan pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan Olivia yang masih tertidur. Berjalan keluar istana yang disambut oleh para dayang nya dan mobil yang sudah siap di depan jalannya, pagi itu Velly layaknya seorang Duchess yang sudah sibuk lagi dengan pekerjaan, toh memang begitu. 12 hari sebelum kompetisi sektenya, banyak bisnis kerajaan yang harus ia urus di daerah dalam Adjahaag, Yhoslan. Seperti nya banyak yang akan di lakukan disana untuk ekonomi dan perkembangan daerah kekuasaannya. Yhoslan sekarang sudah resmi ia kuasai sejak ia menikah dengan Olivia, berkatnya Velly bisa mendapatkan wilayah yang paling besar di Adjahaag.
Ia tidak akan mengambil cuti untuk hari kedepannya, karena jadwal yang sudah di tetapkan oleh Etmaun penasehat nya adalah jadwal yang sangat penting untuk meninggikan martabatnya, jadi untuk hari kedepan Velly tidak akan bertemu dengan Olivia.
KAMU SEDANG MEMBACA
I can't enough see ur face
RandomLavellythias Von Deerberg, seorang adipati dari Kerajaan Adjahaag yang menduduki negeri jajahannya (Indonesia), seorang Duchess yang dipenuhi kesempurnaan bak langit yang dilangitkan. Pemburu handal hewan hewan liar, di nikahkan oleh Olivia Eishe Ma...