Chapter 11.

27 8 1
                                    

Kini posisi keduanya saling berhimpitan, tangan kiri Velly menahan sisi kiri Olivia, sedangkan yang kanan nya bebas di sisi kanan. Olivia menahan napas, karena bau asap rokok sangat menyengat. Terlebih lagi, rokok itu di tahan Velly oleh gigi nya. Sehingga jarak nya dekat, meskipun berjarak atas bawah karena Velly lebih tinggi dari Olivia. Mata Velly menatap wajah Olivia, kemudian tangan nya meraih rokok di mulut nya, menahan rokok itu di jari lentik tangan kanan. Mata biru nya masih mengunci wajah Olivia. "Nona Duchess?" Olivia kini dengan berani menatap kembali tatapan Velly, "ada perlu apa?" Velly kemudian membuang napas pelan sekali, membuat sedikit lubang di mulut nya. Membuat Olivia melihat bibir Velly yang merah ini sangat menggoda. Perlahan, Olivia mengulum bibir nya. Posisi ini... apa apaan?

"aku menyuruhmu belajar tata krama adjahaag pada Tuan Jaeth. Lalu, kenapa kau justru belajar dengan Gamio?" kali ini, Velly bersuara. "Nona Duchess, biar a-" tidak sempat ia lanjutkan kalimat nya, karena lagi lagi Velly memotong ucapan nya "Olivia.. apa kata kata ku di hari yang lalu.. kurang jelas?" Ya ampun, suara wanita ini sangat lembut oh astaga. Olivia bahkan diam lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan Velly. Tetapi, tatapan wanita ini.. kenapa mendadak menjadi sayu? wanita ini apa apaan Ya Tuhan. Olivia membuka mulutnya, berniat menjawab pertanyaan dari Velly, tetapi setelahnya ia tetap diam. "Olivia.. " lagi, bahkan sangat lembut. Wanita ini tidak kerasukan apa apa bukan? gelagat orang ini, sangat aneh. Mata Velly masih tetap memandang wajah Olivia, asap rokoknya masih berterbangan bebas di udara ruangan besar ini. Cukup lama mereka saling memandang, sampai akhirnya Velly menengokkan kepalanya ke arah lain, kemudian pergi ke balkon kamar meninggalkan Olivia. Olivia kemudian bernapas lega "hufft, astaga ya ampun bau rokok nya" Olivia menutup hidung nya, kemudian menampar nampar udara untuk menghilangkan bau rokok yang menetap di depan pintu kamar mandi, kemudian ia masuk ke sana untuk membersihkan badan nya.

Di balkon kamar tidur istana, Velly sedang melihat langit sore. Menunggu Olivia selesai mandi dan giliran nya. Bibir nya kemudian tersenyum, mengingat betapa dekatnya dia dan Olivia tadi. Di dalam dirinya, gejolak gejolak aneh menggelitik, membuat dirinya tidak tahu harus berbuat apa. Selang beberapa lama, Olivia selesai membersihkan badannya. Karena ia tahu Velly ada di balkon, ia kemudian menghampiri Velly kesana. membuka pintu yang mengarah ke balkon, dan ketika pintu itu sudah terbuka sempurna; Velly berdiri di pembatas balkon, masih menggunakan kemeja putih nya, tetapi kali ini Velly melepas ikatan rambut, dan kaitan kancing kemeja nya. Membuat rambut dan kemeja nya terbawa angin ke samping kirinya, "astaga. apa dia tidak takut demam?" Olivia segera memanggil Velly, "Nona Duchess, kau tidak membersihkan diri?" merasa di panggil oleh dewi cintanya, ia berbalik badan. Oh astaga Ya Tuhan, kali ini Olivia mengakui bahwa Velly mempunyai keindahan wajah yang mutlak pada dirinya sendiri.

Rambut panjang dan hitam miliknya terurai juga terbawa angin, berkibas kibas bersamaan juga dengan kemeja nya. Kancing kemeja yang ia kait di lepaskan, membuat perut nya terlihat jelas, kemudian dada nya yang hanya di tutupi kain tipis pendek berpas pasan dengan besarnya dada Velly. Dadanya dominan lebih bidang, layaknya seorang pria.

Mata biru, dan bibir merahnya adalah sebuah ketertarikan yang paling utama pada wanita itu. "hm" Velly berdehem mengiyakan dan mengangguk pelan, perlahan ia masuk menghampiri Olivia, Olivia segera menutup pintu dan berbalik ke arah Velly, tetapi yang ia lihat Velly membuka kemeja nya, melepaskan juga celana yang ia kenakan, karena merasa canggung, Olivia membuang pandangan nya, ditambah lagi ia juga menutup matanya dengan tangan nya sendiri. Yang kemudian, Velly sudah tidak berpakaian satu helai pun, menengok ke arah Olivia di belakang nya, bibirnya menungging menyeringai. Setelahnya Velly berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sehabis Olivia, "aku menggunakan bekas Olivia." hatinya berucap gembira.

Olivia menggelengkan kepala nya beberapa kali, kemudian mengambil kemeja dan pakaian kotor yang berserakan di lantai karena Velly asal menaruh. Saat semuanya sudah di tangan Olivia, aroma badan Velly menyengat. "wangi." paduan maskulin dengan aroma fresh fruity, ditambah coffee coconut milk, dan.. "bau rokok."

I can't enough see ur faceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang