BAB 4

388 31 0
                                    

Pembawa acara menutup kegiatan seminar dengan baik yang disambut oleh tepukkan tangan yang meriah.

Di tengah riuhnya suara tepuk tangan, Ashel yang duduk di ujung dekat tembok mencondongkan kepalanya mendekat ke teman-teman yang duduk di sebelahnya.

"Gue laper," sambil mengusap perut yang sudah sejak tadi berkonser ria di dalam sana.

"Yaudah, ayo makan" ajak Marsha berteriak sekuat tenaga walau tetap kalah karena suaranya yang lemah lembut :>.

Khatrina yang duduk di sebelah Ashel memiringkan sedikit kepalanya agar bisa melihat Ashel lebih jelas."ayo. Indah, lo bawa mobil, kan?"

Indah mengangguk."bawa. Mau makan apa kita?"

"Gimana kalo nasi goreng?" Kathrina bersuara kencang, padahal suara tepuk tangan sudah tidak seberisik tadi.
Suaranya sampai membuat Ashel yang duduk tepat di sebelahnya menoleh terkejut.

Ashel terkikih menahan geli tanpa suara. ia mengangkat kedua jempolnya dan menganguk-anguk kan kepalanya dua kali.

"Setuju!". Seru indah.

Keempatnya pun beranjak dari tempat duduk masing-masing dan meninggalkan aula bertingkat yang sudah sepi ditinggal peserta. Tersisa 4 orang laki-laki yang tadi duduk sejajar dengan mereka.

Adel kerap kali menaruh pandang ke salah satu dia antara 4 orang tadi, Tak lain ia menatap Ashel. Tak dilepasnya pandangan itu sampai mereka tak terlihat.

Setelah mereka berempat benar-benar pergi dan tak nampak sekitar aula, Adel berdiri dan mendekat ke Zee yang masih santai bersandar bermain ponsel.

"LO MAU BANTUIN OB NGEPEL SATU AULA?, BURUAN BANGUN." Lulu menarik-narik lengan Zee yang enggan beranjak daru tempat duduknya-karena sudah terlalu mager-sambil berteriak tepat di telinganya.

Zee tak menghiraukan dan masih fokus pada ponselnya walau tubuhnya sudah digerak-gerakkan.

"ZEEEE!" rengeknya putus asa.

Zee hanya melirik dengan tatapan ketus tak menghiraukan, ia cuma mendecak dan kembali sibuk dengan apa yang dia lakukan.

Sebenarnya, tidak perlu heran kalau melihat sikap lulu yang kekanak-kanakan. Selalu ingin ikut campur walaupun Adel, Zee dan mira pergi, dan selalu bergantung pada mereka.

Adel berdiri dan menghampiri Zee. "Zee," katanya.

Lulu yang sedang berusaha payah di sampingnya lantas berusaha memanfaatkan kesempatan. "Ayo Del, otot lo lebih gede dari gue. Ayo bantu gue tarik Zee."

"Apaan? Gue bukan mau nyuruh Zee berdiri."tanpa ekpresi, disahuti dengan kekecewaan oleh lulu.

Zee mengangkat kedua alisnya sebagai sautan.

"Langsung balik lo?"

"Nggak sih, lo mau kemana?"

"Biasa, light. Ikut gak?" light adalah tempat nongkrong langganan mereka yang lokasinya di lantai satu gedung pencakar langit ternama di jakarta selatan.

Zee menarik napas dalam dan berdiri tanpa diminta.

"Lo ikut gak mir?"

"Ikut dah, gas!"

Lulu yang sejak tadi berusaha sekuat tenaga menarik lengan Zee untuk berdiri hanya bisa melongo menatap Zee yang semudah itu berdiri kalau ditanya tujuan setelah ini oleh Adel.
"Gila, ya." Tengkuknya terasa panas ketika kesal

"Lo ikut gak lul?, kalo ikut buruan!." Ucap Adel.

"Ikutttt." Lulu berteriak dan lari,berusaha menyetarakan langkahnya disamping teman-temannya yang sudah jauh.

Ini cuma fiksi cuii..
Jangan di bawa serius..
Em...
Yaudah lanjut..

Ig nya admin : bbiinforu

list by ashelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang