BAB 2

578 41 0
                                    


Pagiku cerahku, matahari bersinar, kugendong tas merahku dipundak..

"Udah siang!, ini udah siang!" Ashel menggerutu melewati tk dekat kampusnya yang masih aja menyanyikan lagu "Pagiku Cerahku" di tengah siang bolong.

Suasana hati Ashel sedang biasa-biasa saja sebenarnya, hanya saja Ashel senang sekali mengomentari orang dalam hati. Dipuji, dijawab, ditanya, apa pun itu. Dia lakukan agar tidak merasa suntuk dan sepi.

Ashel berjalan sambil netranya menyapu sekitar. Tentunya, mengomentari apa pun yang dia lihat.

Win win kalo tinggal di jakarta pasti jam segini baru beli bubur.
Gue yakin di antara orang-orang ini ada yang kaya. Sambil menerka-nerka kira-kira siapa diantara kerumunan orang yang mengantre di lalu lintas itu memang orang kaya.

Ashel dengan segala ke-rendom-annya. Hanya itu isi otaknya saat ini.

Grengg grengg

Suara montor besar berwarna hitam, menyalip seorang Ashel yang akan memarkirkan montor. Hampir nyerepet.

"Woi sialan, bisa pelan pelan gak sih?"
Ashel pun turun dari sepedah montornya, ia meletakkan kedua tangannya ke pinggul, bisa dipastikan bahwa Ashel sekarang mirip ibuk ibuk komplek yang sedang memarahi anaknya.

"Eh sorry, sorry" ucap seorang pria yang tadi menyalip Ashel, pria dengan setelan jaket kulit hitam dengan paduan celana hitam, terlihat keren.

"Yeee.. tu helm nyankut dikepala atau giamana?" Ashel menurunkan kedua tanggannya lalu ia melonong masuk ke lobby.

Eh tadi nametag nya siapa?, pokok akhirnya pantjero..
Entar ah tanya ke kathrina..

Ini cuma fiksi cuii..
Jangan di bawa serius..
Em...
Yaudah lanjut..
 
Ig nya admin : bbiinforu

list by ashelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang