BAB 6

383 32 0
                                    

Keesokan harinya, matahari bersahaja memancarkan sinarnya. Terik, menyenangkan. Mungkin sebab suasana hati Ashel hari ini juga sedang senang.

Setelah jadwal kelas itu selesai, Ashel buru-buru berpamitan meninggalkan temannya lebih dulu untuk bertemu Adel, Si Pantjero yang datang dari entah berantah untuk kesekian kali.

Hari ini, Adel tidak ada kelas . Ia menjemput Ashel dari rumah, dan menyuruh Ashel untuk menghampirinya diparkiran dekat halte.

Ashel berjalan menyusuri tepi jalan depan kampus menuju lokasi yang dijanjikan,  hari ini Ashel naik kereta, sembari matanya mencari-cari keberadaan Adel yang setiap harinya dapat dipastikan ia berganti mobil. Tidak ada satu mobil yang pasti dibawanya.

Ashel harus berusaha lebih keras mencari keberadaannya berkat fakta itu.

Mobil hitam yang terparkir di salah satu barisan dekat parkiran halte tiba-tiba membunyikan klakson dua kali, seakan memberi Ashel kode untuk datang.

Gadis itu lagsung berlari cepat menujunya dengan semangat. Ida sudah senyum-senyum sejak berdiri di tempatnya tadi hingga sampai di depan pintu mobil tersebut.
Dengan percaya diri ia membuka pintunya,"Lo udah nunggu lama?"

Tak ada jawabannya.

Ashel menoleh. Dan..."Eh, maaf, maaf saya kira mobil teman saya."ia salah naik mobil.

Orang tak tahu apa-apa yang mobilnya tiba-tiba dianaiki perempuan tak dikenal itu hanya mengangguk bingung dan membiarkan gadis itu keluar dari mobilnya dengan rasa malu memuncak hingga puncuk kepalanya.

Ashel berulang kali mengangguk minta maaf,kemudian berjalan menjauh dari mobil.

Didengarnya suara kencang tawa laki-laki dari parkiran sebelah kanan.

Adel sedang tertawa terbahak-bahak menyaksikan Ashel salah masuk mobil sejak ia berjalan dan tak sengaja tak memberi tahunya agar nyasar.

Ashel mengerutkan keningnya sebal. "Lo kenapa gak bilang?!" Teriaknya kesal sembari menghampiri Adel yang beridiri disamping mobil kuning hitam yang hari ini dibawanya.

Adel masib tertawa. "Gue gak pernah punya mobil itu."

"Ya, mana gue tau mobil lo ada apa aja, orang setiap hari ganti." Ashel ngedumel. Tangannya sudah ditempatkan memegan lidah pintu mobil.

"Yaudah, nanti gue kenalin ke semua mobil gue biar gak salah lagi." Adel menarik napas dalam untuk menghentikan gelak tawanya dan membuka pintu. Tangannya bersandar di ujung pintu sambil menunggu Ashel masuk. "Ini namanya Sakala."

Ashel yang sedang ingin masuk mobil lantas berhenti dan kembali keluar untuk melihat Adel. "Siapa?"

"Sakala."

"Sakala siapa?"

"Ini, mobil gue."

"Lo ngasih nama mobil-mobil lo?" Ashel tertawa heran.

"Why not?" Adel mengedikkan bahunya dan melangkah-kan satu kakinyamasuk ke dalam mobil." Ayo, Shel. Berangkat.
Nanti gue jelasin nama-nama anak gue biar lo kenal."

Didalam hatinya, Ashel masih tertawa. Konyol sekali melihat ada orang yang menamai mobilnya sendiri seperti anak atau peliharaan.

"Mau jalan kemana?" Tanya Adel

"Mau beli sotong, ngidam gue."

"Oke, gue tau mana tempat makan sotong yang paling enak, tapi diluar kota, lo mau gak?"

"Ett, dah, yaudah, boleh."

Ini cuma fiksi cuii..
Jangan di bawa serius..
Em...
Yaudah lanjut..
 
Ig nya admin : bbiinforu

list by ashelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang