BAB 9

304 26 0
                                    

"bedanya ini sama ini apa?" Ia menggarahkan kedua botol itu didepan Ashel, minta dijelaskan.

Ashel yang sok paling tahu di dunia per kecap-an merasa ini adalah waktunya bersinar ."Kalo yang ini, kecap inggris, ini kecap manis."

"Kecap manis dari indonesia berarti?"
"Kecap inggris juga dari indonesia."

"Lah, kenapa namanya kecap inggris?"
"Yaa...."Ashel dibuat berpikir."mana gue tau, anjir? Lo nanya gue banget?"

Anehnya, Ashel menurut dan membuka ponselnya segera.
Mengetikkan tulisan kenapa kecap inggris namanya kecap inggris? di kolom pencarian Google

Adel mengintip, ikut ingin tahu.

"Oh! Dikembangkan di Wircester, inggris sama Lea dan Perrins." Ashel menunjukan hasil pencariannya ke Adel.

"Kecap inggris adalah saus fermentasi yang terbuat dari bahan dasar cuka dan dibumbui ikan teri, asam jawa-loh, ada asam jawa-nya?" Adel membaca tulisan yang dilansir dari artikel di internet. "Kalo ada asam jawanya berarti harusnya namanya kecap inggris dibantu jawa, dong?"

Lagi-lagi, Ashel malah ikut berpikir. "Harusnya gitu, ya?"

"Emang nggak?"
"Terus gimana?"

Dua orang yang seharusnya belanja bulanan itu malah sibuk memikirkan asal muasal nama kecap inggris. Berdiri termenung di depan rak berisi kecap sambil berfikir.

Giliran disuruh berpikir betulan-dikelas-mereka tidak mau berpikir. Jika tidak disuruh berpikir, malah berpikir.
Memang dua orang dengan sel otak yang sama ajaibnya.
"Ada jurnal yang jelasin tentang ini gak, ya?"

"Coba buka scimago, Shel."
"Terus kita gak jadi belanja?"

"Eh, iya ya. Yaudah lanjut dulu." Fokus mereka akhirnya kembali ke tujuan awal.

Sebab bingung memilih kecap yang harus dibeli, akhirnya Adel memasukan segala jenis kecap didepan matanya. Tak hanya kecap inggris, dan kecap manis, kecap asin, kecap ikan, kecap tiram, dimasukkan semua ke dalam keranjang.

Ashel tak bisa melarang. Karena sejujurnya, ke-sok tahuannya tentang dunia perkecap-an adalah bohong. Dia tidak bisa memasak dan tahu banyak soal bumbu dapur.

Drama membeli barang yang membingungkan itu terus berlanjut sampai ke barang-barag selanjutnya. Membeli pewangi ruangan saja, dibeli semua jenis. Yang otomatis, yang semprot, yang di dalam plastik, bahkan sampai aromaterapi entah dibeli untuk apa, yang penting, dibeli dulu.

Kalau dilihat pengunjung lain, keranjang mereka adalah keranjang yang paling penuh. Ashel bahkan belum sempat membelu makanan dan keranjangnya sudah setengah penuh.

"Udah semuanya?" tanya Ashel sambil memasukkan dua kotas tisu gulung ke dalam keranjang.

Adel memeriksa semua catatannya yang sudah tercoret, lalu tersenyum lega karena sudah semua. "Udah! Sekarang, giliran lo mau beli apa."

"ASIKK!" Ashel melompat kecil dan meninggalkan keranjang itu di depan rak tisu, buru-buru berlari menuju tempat yogrut karena sejak tadi sudah tak
sabar.

"Tunggu, Shel, gue ambil keranjang satu lagi buat makanan lo."

"Okey." Ashel mengangguk dan membawa keranjang yang sudah setengah penuh itu menuju kulkas dingin berisi yogrut.

Waaaaah. Gadis itu terkesima melihat lengkapnya pilihan yogrut yang ada disana. Bahkan yogrut merek asing yang jarang ditemukan di supermarket lain, ada di situ.

Ashel mendorong keranjang belanja itu agar diam di belakangnya. Tepat dibelakangnya.

Sangking seriusnya memperhatikan yogrut hingga rak paling atas, Ashel duduk di ujung keranjang belanja, mengistirahatkan tubuhnya yang sejak tadi mengitaru swalaya.

yogrut rasa mangga, yogrut rasa stroberi, yogrut rasa leci, yogrut rasa madu, yog-

Brak.
Ashel jatuh ke dalam keranjang.

Ini cuma fiksi cuii..
Jangan di bawa serius..
Em...
Yaudah lanjut..

Ig nya admin : bbiinforu

list by ashelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang