BAB 8

314 24 0
                                    

"Next nya kemana Shel?." Tanya adel

"Kemana aja asalkan lo gak ninggalin gue."

"Temenin gue belanja bulanan yuk?, entar gue trakhir deh"

"Yaudah ayo, sekalian mau beli scrunchie."

Seperti perjanjian mereka saat di dalam resto sotong tadi, Ashel yang sudah keluar lebih dulu, menunggu Adel di depan pintu.

"Ngapain?" tanya Adel.

"Nungguin elo lah."

"Cik ilahh..., pake ditungguin segala." Ledek adel, tak lama kemudia ia mendapat tabokan keras dari Ashel yang di layangkan ke bahunya.

"Haha, nggak, ayo." Sambil mengarahkan kepalanya mengajak Ashel berjalan menuju parkiran.

Gadis itu mengikutinya dari belakang dengan wajah ditekuk.

"Muka lo kalo cemberut jelek."

Ashel yang semula mengerutkan dahinya, kerutannya merengang mendengar kalimat itu. "Berarti kalo gak cemberut cantik?" Tanyanya tersenyum pede, melihat sisi positif dari ejekannya.

"Ih?, siapa bilang?sama aja."
"Enak aja. Gue cantik, ya!"

"Kata siapa?"
"Kata orang-orang, kata satpam kampus, kata temen-temen gue-kadang."

"Kata gue juga," jawabnya dengan semyum jail.

Ashel mendecak kesal karena lagi-lagi dibuat salah tingkah sudah tahu anaknya mudah baper, masih juga diledek.

"Pake keranjang dorong apa tenteng?" Tanya Ashel berdiri di samping tempat keranjang sambil menunggu jawaban.

"Dorong aja, belanjanya lumayan banyak."

"Mau pink atau biru?" Ashel bertanya lagi karena memang keranjangnya ada dua warna.

"Biru"
"Oke, yang pink aja." Ia lalu mendorong keranjang merah muda itu ke dalam swalayan.

Adel terkekeh tak percaya dan membiarkannya memilih sesuka hati.

Swalayan besar di dalam mal itu memang tak begitu ramai karena harganya relatif lebih mahal di bandingkan dengan swalayan lain. Kelebihannya, swalayan ini menyediakan produk-produk dengan merek yang jarang dijual di swalayan biasa. Terlebih, untuk pekan segar dan makanan cepat sajinya, mereka pilihkan sesuai kualitas.

Lagipula, Adel memang jarang datang ke swalayan. Akan menjengkelkan jika ia harus datang ke swalayan yang ramai pengunjung dan mengantre belasan menit hanya untuk membayar belanjaannya.

Ashel yang mendorong keranjangnya ke arah tanpa tuju, menghentikan langkahnya.

"Ada list belanjaannya gak?" tanyanya.

Adel mengangkat ponselnya. Sudah tertulis pesanan teman-temannya yang sangat banyak karena hari ini Adel yang bertugas belanja bulanan-sengaja dititip banyak, sesuai dengan kantung yang berbelanja.

"Oke. Berarti mulai dari...." Ashel mengedarkan pandangannya mencari bagian terdekat untuk didatangi. " Bahan dapur?"

Adel mengangguk dan menyetarakan langkahnya dengan Ashel.

Sampailah mereka ke bagian bahan-bahan dapur di samping kulkas dingin yang menyediakan yogurt. Ashel keral kali mencuri pandang melihat yogurt karena ingin cepat-cepat memilih.

"Del, gue beli yogurt boleh?" tanyanya meminta izin karena karena Adel berjanji akan mentraktirnya makanan ringan.

"Boleh. Nanti, abis beli yang primer."

Ashel suka yogrut! Dan Adek bilang, gilirannya membeli makanan ada di bagian akhir. Sekarang, bantu dulu dia membeli barang-barang yang harus dibeli karena Adel jarang berbelanja sendiri.

Untuk satu jenis bahan dapur, tersedia hingga belasan merek berbeda. Kecap merek A, kecap merek B, kecap merek C. Banyak! Adel sampai memperhatikannya satu per satu untuk memilih merek terbaik du 'bidang'-nya.
Laki-laki itu mengangkat botol kecap satu per satu dan membaca seluruh tulisan yang ada.

Ini cuma fiksi cuii..
Jangan di bawa serius..
Em...
Yaudah lanjut..
 
Ig nya admin : bbiinforu

list by ashelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang