It's Just A Part Of Dores's Plan

2K 70 0
                                    

"Dores mana?"

"Nyariin Dores aja? Aku kok nggak dicariin?" canda Eno.

"Wehh, buat apa? Ga perlu dicariin udah muncul."

Risa berjalan ke arah meja yang ada di dekat kursi dimana Dores dan Eno biasanya bekerja. Risa mengambil beberapa buku dari sana: buku - buku soal latihan, sambil menjawab pertanyaan - pertanyaan Eno.

"Hahaha Kamu akrab banget ya ama Dores."

"Oh ya?" Risa tetap cuek.

"Iya."

"Fiuh, begitu ya... Oh iya, Dores kemana?" Risa siap meninggalkan ruangan setelah menemukan semua yang dia cari.

"Tadi keluar, katanya sebentar. Entah kemana."

Namun tiba - tiba Risa duduk di kursi, sibuk dengan HPnya. Diam – diam Eno mengamatinya.

"Kalian berdua kompak banget ya... Kayak kakak adik beneran." Eno berusaha memecahkan moment awkward ini.

"Yaaahh, aku nganggap dia gitu sih." jawabnya cue tanpa menoleh sedikitpun ke arah Eno.

"Tapi Dores itu nurut banget ya sama kamu."

"Bener juga ya. Hmpff" menahan tawa, tapi Risa masih juga tak bergeming.

"Tapi itu bikin kalian kelihatan lebih kompak. Jadi iri,"

"Iri? Pengen punya kawan debat juga ya?"

"Yaaa, aku iri. Soalnya..." ucapan Eno terputus. Terngiang kembali ucapan Dores 'jangan sampai perasaan elu tu ngganggu dia' Eno merasa ragu untuk melanjutkan kata – katanya, sekalipun untuk bercanda saja. Kemudian dia memutuskan untuk tak melanjutkannya. Ponsel Risa berdering.

"Ya udah, datang aja. Aku masih di rumah kok."

"..."

"Cepet ya"

Risa menutup telepon. Sebenarnya Eno sangat penasaran, ingin tahu apa yang sedang dibicarakan di telepon tadi, siapa yang menelepon. Mereka diam untuk beberapa saat. Risa hanya duduk, termenung menatap jauh ke luar jendela. Beberapa menit kemudian, terdengar suara deru mesin sepeda motor dari depan halaman. Risa memalingkan wajahnya ke pintu. Kemudian tanpa berkata apa - apa dia keluar.

"Bahkan pamit pun tidak" ujar Eno perlahan

***


"Kalian ngerjain apaan sih? Kok kayaknya lama banget?"

"Ini tugas Eno. Dia minta tolong buat ngebantu dia. Lumayan lama sih, tapi ini udah mau selesai kok."

"Ooh... Begitu ya..."

"Kenapa? Kamu sedih bakal nggak ketemu Eno lagi, atau risih dia lama – lama di sini?" Dores menyengir jahil.

"...." Risa terdiam beberapa saat.

"Kamu diam aja, berarti... bener dong, tapi kamu malu ngakuinnya. Yahh... Iya deh.. Ngerti ngerti... Kamu kan orangnya gengsian banget ngakuin yang begituan" Dores tertawa jahil.

"Serius! Aku nggak tau!" seru Risa sendiri kaget ketika Dores bisa menyimpulkan apa yang membuat perasaannya gusar belakangan ini, sejak kemunculan Eno.

"Kamu masih sayang sama Eno Ris. Aku tau itu" Dores menyentuh kening Risa dengan telunjuknya.

"Hah!????" Risa mengeluarkan ekspresi yang luar biasa jelek. Kaget - what the hell - kok bisa?

Cherish Childish Princess (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang