Bab 3

15 6 3
                                    

Setelah mengantar sofia dan kedua temannya, Kyra segera merebahkan tubuhnya ke kasur. Pikiran sekarang dipenuhi dengan Bumi, orang asing yang baru saja ia temui. Entah kenapa wajah Bumi selalu terbayang dipikirannya. Apa Kyra sudah jatuh cinta pada Bumi? Oh tidak! Dia kan baru saja bertemu dengan Bumi, mana bisa cinta tumbuh dengan begitu cepat. Ini pasti karena sekarang kepalanya tengah konslet, makanya  wajah bumi selalu terbayang di kepalanya.
Kyra benar-benar bingung dengan apa yang terjadi padanya, belum pernah ia merasakan ini sebelumnya.
"Ya Tuhan apa yang sebenarnya terjadi padaku,"teriak Kyra di batinnya. Kyra segera menutup kepalanya dengan bantal, ia berusaha menghapus semua pikiran tentang Bumi. Sungguh ini membuat hatinya resah dengan kondisinya saat ini. Kyra berharap besok pagi pikiran tentang Bumi akan hilang dari ingatannya. Yang harus ia lakukan saat ini memejamkan matanya dan membuang semua pikiran tentang Bumi.

Mentari sudah memunculkan sinarnya. Kyra sudah bangun sejak subuh tadi. Jujur tadi malam ia kesulitan tertidur, pikiran tentang Bumi belum hilang juga dari ingatannya. Bahkan sampai saat ini. Kyra rasa sudah terjadi sesuatu pada otak. Mungkin ia memerlukan bantuan psikolog untuk menyembuhkan penyakitnya itu. Ya Tuhan sungguh ini sangat menyakitkannya.

Sofia datang menemui Kyra yang sedari tadi terlihat gelisah.

"Tante sakit?"tanya Sofia cemas.
"Eh kamu Sof, gak aku tidak apa-apa cuma kelelahan aja!"elak Kyra enggan memberitahu Sofia tentang masalahnya. Mungkin Sofia akan menertawakannya dan mengadukan semuanya ke Aditya dan tentunya kepada pria itu juga. Pria asing yang berhasil membuat seorang Kyra merasa gelisah. Apa yang akan difikirkan Bumi tentang Kyra jika ia tahu apa yang terjadi kepadanya, mungkin ia akan mengira bahwa Kyra adalah gadis aneh, dan bahkan sudah gila.

"Oh iya tante aku mau ngasih tau tante lagi kalau ada 4 temenku lagi yang akan datang menginap di sini, boleh kan?"ucap Sofia kemudian, memberitahu kyra tentang rencana teman-temannya yang akan melayat ke rumahnya.

"Iya Boleh kok, masih banyak kamar kosong yang gak ke pakek,"gumam Kyra mengizinkan.
Sofia sangat senang, dan langsung menanyakan lokasi teman-temannya sekarang.

["Guys, kalian sudah sampai mana?"
"Nanti biar kak Aditya dan Bumi yang menjemput kalian"] Sofia mengetik pesan itu, dan mengirimkan ke salah satu grup yang ada di ponselnya.
Sofia menunggu jawaban dari teman-teman, namun tak ada notifikasi balasan dari mereka, membuat Sofia merasa cemas dengan kondisi mereka, bagaimana pun ini kali pertama mereka pergi ke Madura.

Sofia berjalan mondar mandir, bagaikan setrika yang sedang menjalankan tugas. Sofia benar-benar khawatir sudah setengah jam ia menunggu jawaban dari teman-temannya, namun tak ada tanda-tanda balasan dari mereka.

Sofia segera menemui Aditya dan juga Bumi, memberitahu kecemasan yang ia rasakan kepada empat temannya itu.

"Kak bagaimana ini, Fandi dan lainnya belum juga sampai!"tanya Sofia dengan nada panik, seraya melirik layar ponselnya, berharap ada notifikasi masuk dari salah satu temannya itu.

"Kamu yang tenang Dek, mungkin mereka sekarang tengah terjebak macet, sama seperti kakak kemaren,"jawab Aditya mencoba menenangkan Sofia dan menyakinkan bahwa ke empat temannya saat ini baik-baik aja.

"Ya semoga aja kak!"
"Aku khawatir karena ini pertama kali mereka ke Madura. Aku takut mereka dalam masalah," guman Sofia masih meresa cemas takut yang dikhawatirkannya menjadi kenyataan.

Tututt

Suara notifikasi terdengar dari ponsel Sofia, ia pun segera membukanya, ia pun menyunggingkan senyumannya setelah melihat isi pesan itu. Entah dari siapa pengirimnya.

"Alhamdulillah!"
"Kak Aditya cepat!"
"Mereka sudah sampai!"seru Sofia senang, dan segera menyuruh Kakaknya dengan Bumi untuk menjemput teman-teman itu.

Aditya dan Bumi segera bergegas ke lokasi teman-temannya Sofia, untuk menjemput mereka.

Di sisi lain Sofia dan Kyra tengah sibuk mempersiapkan kedatangan teman-teman Sofia. Mereka berdua menyiapkan beberapa menu makanan untuk dihidangkan kepada teman-temannya Sofia.

15 menit berlalu dengan begitu cepat, teman-temannya Sofia tiba di rumah Kyra.

"Akhirnya kalian datang juga!"
"Cemas aku tau, karena kalian belum datang-datang juga."
gerutu Sofia kesal karena tidak ada dari mereka yang membalas pesannya itu.

"Ehh, maaf Sof, gak bermaksud membuatmu khawatir."
"Saat di perjalanan ke seni, bis yang kami tumpangi terjebak macet berjam-jam."
"Karena kecapean kami semua tertidur, dan gak tahu kalau kamu mengirim pesan kepada kami," ucap salah satu dari mereka. Menjelaskan lika-liku perjalanan mereka kepada Sofia.
"Ya udah, gak usah dibahas lagi!"
"Yang penting kalian semua sudah sampai ke sini!"ucap Sofia menghentikan perdebatan kecil ini, kalau tidak segera dihentikan mungkin perdebatan ini akan berakhir sampai besok pagi.

"Kalian pasti sudah capek!"
"Ini aku dan Tanteku sudah menyiapkan sarapan untuk kalian!"
"Ayo makan!"ucap Sofia mengajak teman-temannya untuk makan!

"Ehh elahhh, kok repot-repot sih Sof, kami tadi sudah makan loh saat mau berangkat ke sini,"ucap salah satu pria berkacamata dengan rambut Ikal. Sebut saja namanya Fandi. Ia merupakan salah satu teman favorit Sofia, selain baik ia juga di kenali dengan kepintarannya. Saat ini Fandi merupakan Mahasiswa arsitektur di salah satu universitas yang ada di Surabaya.

"Gak ada penolakan!"
"Kalian semua wajib makan!"
"Emang kalian gak mau ngehargain usaha kita. Aku dan Tante sudah capek-capek masak, malah kalian enggan untuk memakannya."
"Pokoknya kalian semua harus makan!"
"Kalau tidak kalian akan ku blacklist dari pertemananku!"
"Dan kalian semua pergi dari sini, pulang sana ke rumah kalian," ucap Sofia dan seraya mengancam mereka agar bersedia untuk makan.

Akhirnya Fandi dan teman-teman bersedia untuk makan, meskipun harus diberikan sedikit ancaman agar mereka mau untuk makan masakannya.

Aditya dan Bumi juga ikut bergabung sarapan bersama mereka.

Mereka semua sangat menyukai masakan itu, saking sukanya mereka menambah dua sampai tiga piring nasi dengan porsi besar.

"Masakannya enak,"puji salah satu dari mereka.

"Iya masakannya enak,"sahut Bumi ikut memberikan komentarnya.

"Emang siapa sih yang masak? Kamu Sof,"tanya Bumi kemudian.

"Bukan yang memasak semua makanan ini Tante Kyra,"jawab Sofia memberitahukan chef dari makanan itu.

"Wahhh, aku gak nyangka ternyata mbk jago juga memasak, dan emang aku akui bahwa masakan mbk sangat enak, lain kali bikinin aku masakan seperti ini ya mbk,"ucap Bumi memuji masakan Kyra, dan membuat orang yang di puji merasa senang karenanya.
Kyra sangat senang saat ini, mendengar pujian dari Bumi membuat hatinya tidak berhenti berdetak.

"Ya Tuhan, kenapa aku merasa se senang ini."
"Apa yang sebenarnya terjadi kepadaku?"
"Apakah aku sakit? Atau bahkan gila?"
"Aku tidak tahu Tuhan apa yang sebenarnya terjadi?"
"Tapi jika boleh aku jujur Tuhan, aku merasa sangat bahagia."
"Ingin rasanya aku melayang bersama ribuan burung di langit!"
"Apa ini yang disebut Cinta?"
"Entahlah aku tidak tahu!"


Lohaaa
Bab 3 udah Up nih!
Yuk buruan dibaca, dan jangan lupa di vote ya!
Thank you





secret puzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang