empat.

218 31 13
                                    

yoshi tarik senyum nya lebar lihat siapa yang datang menghampirinya.

"oh? wow," yoshi bangkit dari duduknya dan berdiri untuk sambut junghwan yang baru berhenti melangkah tepat ketika tubuh mereka hampir hampir menempel.

"ngomong!"

yoshi tersenyum, unjuk gigi nya, "apa ya? gw mendadak lupa mau ngomong apa."

junghwan kepalkan tangannya erat dan tatap yoshi sengit, rasa rasa ingin mencekik orang dihadapannya ini.

tapi yoshi sebaliknya. yoshi rasakan darahnya berdesir, suka sekali ia lihat wajah junghwan yang memerah dengan wajah marah ini, lucu.

"oh! gw inget," yoshi majukan wajahnya, buat hidung mereka berdua bertabrakan, "lu gw cium boleh gak?"

PLAKKK

"saya gak tahu lagi ya?! kakak nih udah gak beretika! gak tahu malu juga ya ternyata!"

yoshi meringis sambil usap pelan pipi nya yang kena tampar. sambil juga melirik kearah belakang junghwan, beri tatapan kepada anak anak geng nya untuk tak usah buat pergerakan apapun.

"sakit banget manis mukul nyaa,"
"saya cowok!"

yoshi terkekeh, "siyi ciwik," dan usak pucuk kepala junghwan gemas, "lucu deh."

hey, tentu saja tangan itu di tepis junghwan kasar. buat yoshi beralih usap pelan tangannya yang terkena tepis.

"yaaah, berarti lu nih mau banget berantem sama gw ya?"

junghwan diam, tatap yoshi malas dan semakin malas setelah perlahan ia sadar kalau tentu saja sekarang mereka berdua jadi pusat perhatian di kantin.

"iya. ayok berantem aja, saya gak takut."

yoshi angkat sebelah alisnya dan kemudian mendekat untuk tepuk tepuk pelan wajah junghwan, sebelum kemudian yoshi tersenyum samar dan

PLAKKK

junghwan membelalakkan matanya, rasakan pipinya memanas.

ini... dia baru saja di tampar yoshi?

"impas ya cantik," dan rambut junghwan lagi lagi di usak gemas, serta kemudian yoshi berbisik, "pulang bareng gw, atau kalau lu nolak... gw pastiin besok jeongwoo gak bisa jalan."

junghwan angkat kepala nya yang sebelum nya menunduk, tatap yoshi benci dengan mata nya yang berkaca kaca.

"saya takjub, saya kira setan itu bohongan," dan tarik ujung bibirnya, "ternyata tuhan nunjukkin langsung di hadapan saya, bahkan ini setan kelakuannya lebih setan daripada biografi setan sendiri."

setelahnya junghwan berbalik sambil pegang pipi nya yang lama lama terasa menyengat kearah wajah nya, sakit.

[[]]

jeongwoo jadi yang bangkit cepat dari kursi nya lihat junghwan datang dengan tangan menyentuh sebelah pipi nya dan matanya yang berkaca kaca.

"diapain sama kak yoshi?"

junghwan tatap jeongwoo, bibirnya melengkung sedih, "s-sakit... di tampar..."

"ke uks, kita kompres pipi lu."

junghwan menggeleng kuat, "mau tetap belajar, nanti ketinggalan pelajaran aku nya bingung."

"tapi pipi lu gimana? sakit loh itu."

junghwan bawa badan nya berjalan hampiri kursinya dan duduk disana, "panas dan nyeri," lalu ia tepuk tepuk pelan pipinya, "tapi di uks pasti ada kak yoshi atau mungkin anak geng nya, aku gak mau ketemu mereka."

jeongwoo mengangguk paham, tapi tetap serahkan termos miliknya yang berisi air dingin, "coba sambil di tempelin ke pipi lu. tadi pagi ini di dalam termos gw isi nya air pakai es, dan ini masih nyisa."

junghwan raih termos tersebut dari tangan jeongwoo, "terimakasih jeongwoo," dan tempelkan di pipinya yang terkena tamparan yoshi.

"iya, sama sama."

[[]]

"sayang, ayo pulang."

junghwan diam saja, tonton gratis dua orang yang sibuk lempar senyum sayang di hadapannya ini.

dan junghwan juga berkali kali lipat takjub karena haruto ini, wah— sungguhan cowok gila yang katanya orang orang, alias mencintai jeongwoo dengan ugal ugal an. dari mulai naksir, ngejar ngejar jeongwoo, konsisten walau di tolak berkali kali dan, damn— he is better than his brother, of course.

"saya bingung," junghwan distrak keduanya, "kamu kok bisa jadi orang baik banget? tapi kakak kamu berkebalikan banget?"

haruto meringis, "sejujurnya... mungkin karena kami ngambil jalan hidup yang berbeda aja gitu."

"tapi kalian tinggal satu rumah?"

haruto mengangguk sambil dirinya pasangkan jaket untuk jeongwoo. bro— in front of my salad? alias, junghwan jadi merasa kehadirannya nyamuk banget.

"anyway, ini gw sama jeongwoo duluan," lalu bangkit bersama dengan jeongwoo.

"oh iya, ini aku—"

"wow? gw gak expect malah bakal seterang terangan ini, haruto?"

ah tuhan... si yoshi ini kenapa datangnya gak aba aba dulu sih?

"ngapain lu kesini?" haruto tatap gak suka abangnya itu dan sembunyikan jeongwoo di belakang punggung nya.

"lebih tepatnya tuhan lagi nunjukkin ke gw kalau adek nya batu banget, susah di kasih tahu nya."

kedua abang beradik ini saling tatap tajam, dari mata mereka menunjukkan seakan akan mereka sama sama mengibarkan bendera siap perang.

dan junghwan rasa ini gak akan berlanjut baik. maka cepat cepat ia raih tas nya yang sudah rapih, di pakai dan ia meringsek maju melewati jeongwoo dan haruto untuk bawa badan nya berhadapan dengan yoshi.

"tuhan lebih bingung sama kelakuan kakak," junghwan basahi bibirnya, "garis takdir haruto udah tuhan atur biar sama jeongwoo, kakak malah mau ubah, sok tahu."

haruto dan jeongwoo yang lihat itu semua terkesiap. mulai dari bagaimana tiba tiba junghwan maju kehadapan yoshi, lalu berucap seperti itu di hadapan yoshi.

"gw kira gw doang yang gak punya etika? tapi lu juga gak punya ya ternyata?"

junghwan angkat sebelah alis nya. bersyukur kelas mereka sudah sepi, jadi yang kali ini tidak akan jadi tontonan gratis orang orang.

"darimana nya?"
"ini, lu potong pembicaran gw sama haruto, berarti gak punya etika kan?"

junghwan putar bola matanya malas, "saya padahal lagi bela adek kakak loh? bela adek kakak dari kakak nya sendiri, miris."

yoshi gak suka, bagaimana keputusannya untuk jauhkan haruto dari jeongwoo di anggap hal hina yang bahkan junghwan katakan apa tadi? miris?

maka kali ini ia tatap junghwan datar, "ngomong lagi, lanjutin," dan berucap dengan nada dingin yang menusuk, sama datarnya dengan tatapannya.

aduh...

junghwan teguk ludah nya kasar, dia belum siap kena pukul lagi sama yoshi. sudah cukup di kantin tadi dia berlagak berani dan malah kena tampar, junghwan gak mau lagi.

maka yang ia lakukan adalah menoleh kebelakang cepat, "jeongwoo, aku duluan. haruto juga, saya duluan," dan tarik lengan yoshi cepat keluar dari kelas bersama nya.





[i'll be lovin' you right; empat]

i'll be lovin' you right [yoshwan] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang