Keesokan harinya, seperti yang diucapkan Kim kemarin malam, dia memaksa untuk ikut ibunya ke Desa Harris. Prajurit telah bersiap untuk menjaga kereta yang mengangkut Nyonya Wilayah, Jour Thames dan Tuan Muda Kedua, Kim Henituse. Cale berteriak mengucapkan kata sampai jumpa dan mulai menangis dan ayahnya, Deruth melambaikan tangannya kearah kereta dan dibalas oleh mereka berdua.
Saat kereta sudah keluar dari pekarangan mansion Henituse. Deruth mengusap kepala Cale, "Cale, mereka hanya keluar setengah hari untuk urusan administrasi wilayah dan bukankah kau sudah meminta Kim untuk menggantikanmu menjaga ibumu? Mereka akan baik-baik saja, banyak prajurit akan menjaga mereka."
"Seandainya aku tidak sakit, aku akan ikut mereka!" Dengan suara bindeng dan muka merah akibat demam dia mencebikkan mulutnya. Dia terlalu lama bermain air saat mandi kemarin. Deruth tertawa mendengarnya dan menemani Cale menuju kamarnya.
Didalam kereta, mereka terdiam begitu lama karena Kim berusaha sebiasa mungkin saat ingin menanyakan sesuatu tapi tidak bisa, dirinya tidak bisa menyembunyikan rasa gelisahnya saat menanyakannya, "Ibu, katakan padaku apa yang sebenarnya ibu pikirkan?"
Jour yang mendengarnya tersenyum, "dugaan Ibu benar, kamu memiliki kepekaan yang besar terhadap lingkungan."
Saat ibunya tiba-tiba mengatakan ingin pergi ke Desa Harris, dia curiga apalagi setelah semalam dia mendengarkan dongeng ibunya yang entah kenapa membuat dirinya merasa khawatir dan karena Cale demam, maka dia mengajukan diri untuk ikut.
Sekarang saat mereka hanya berduaan didalam kereta, Kim bisa leluasa bertanya padanya.
Jour memiliki ekspresi sulit diwajahnya, seolah bertarung dengan diri sendiri untuk apakah akan mengatakannya atau tidak.
"Apa kamu tahu tentang kekuatan kuno, Kim?"
Kim mengangguk mengiyakan pertanyaan ibunya. Dia tahu karena dia sering menghabiskan waktunya di kamar sambil membaca buku yang ia pinjam dari perpustakaan keluarganya.
Kim melihat ibunya yang mengalihkan pandanganya ke belakangnya. Bukan. Lebih tepatnya tepat di atas kepala Kim. Jour seolah sedang memandang sesuatu diatas kepala Kim.
"Ibu memiliki salah satu dari kekuatan kuno yang ada, kekuatan kuno beratribut kayu."
"Apa ini rahasia yang selalu Ibu dan Cale bicarakan?" Jour terkejut mendengarnya dan lanjut tertawa kecil mengiyakannya.
"Kekuatan kuno milik Ibu disebut dengan Cincin Tahunan Kehidupan..."
"Apa itu? Apa seperti cincin tahunan batang pohon?" Tanya Kim.
"Benar, kekuatan itu bisa memungkinkan ibu untuk melihat waktu semua makhluk hidup"
Kim mendengar dengan seksama penjelasan yang diberikan oleh ibunya. Dia menatap langsung ke mata Jour untuk mendeteksi jika ada kebohongan atau sesuatu yang disembunyikan oleh ibunya.
"Cincin Tahunan Kehidupan adalah kekuatan kuno yang diwariskan dari generasi ke generasi di Rumah Tangga Thames. Ini memungkinkan seseorang untuk melihat waktu semua makhluk hidup dalam bentuk cincin tahunan pohon."
"Kupikir ibu bisa melihat masa depan? Lalu, apa yang ibu khawatirkan?" Tanya Kim.
"Ibu bisa melihat seluruh lingkaran tahunan seseorang sejak lahir hingga meninggal. Namun terkadang, ada orang yang lingkaran tahunannya melengkung. Dalam kasus tersebut, kemungkinan besar orang tersebut memiliki pengalaman yang aneh dengan waktu." Jelas Jour mengenai kekuatan kunonya.
Jour mulai melihat bayangan seorang laki-laki tua dibalik tubuh kecil Kim. Pria yang merupakan wujud masa lalu dari kehidupan Kim, anaknya.
"Lalu, kenapa ibu menangis kemarin? Bahkan mengucapkan hal yang tidak pernah ibu ucapkan." Tanya Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝𝗛𝗜𝗠❞ ||【𝐓𝐫𝐚𝐬𝐡 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐮𝐧𝐭'𝐬 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲】
FanfictionDunia mengetahui siapa itu Cale Henituse namun tidak dengan saudara kembarnya. Insiden yang terjadi di Desa Harris membuat gempar seluruh masyarakat di kediaman Count Henituse bahkan Kerajaan Roanpun sampai harus turun tangan. Pasalnya insiden itu t...