Di pesisir pantai terdapat sebuah kapal besar, seluruh awak kapalnya sedang sibuk mengangkut kotak-kotak barang bawaan. Kim tidak tahu bahwa ujung dari Hutan Kegelapan adalah sebuah samudera yang memisahkan antara Benua Barat dan Benua Timur.
Kemudian, Kim pun mencoba masuk secara ilegal. Dia mendekati salah satu kotak barang yang besarnya hampir setinggi dirinya dan bersembunyi didalamnya.
'Mengangkat'
Melihat dari celah kotak, bahwa kotak yang ia tempati saat ini diangkat dan dibawa ke dalam bagasi kapal membuatnya sedikit senang. Pemandangan Hutan Kegelapan telah menjauh dari jangkauan matanya.
Dia senang bisa keluar dari Hutan Kegelapan dan mungkin saja dirinya dapat berinteraksi lagi dengan manusia lainnya. Karena 5 tahun berada di Hutan Kegelapan tanpa manusia untuk bisa diajak bicara membuat Kim nampak akan menggila.
Merasa bahwa kotaknya sudah diletakkan, dan suara dari orang-orang yang membawa kotak-kotak itu sudah menjauh. Dirinya tetap diam memastikan lagi sebelum mendengar suara pintu ditutup.
Kim pun keluar dari kotak dan mulai menelusuri bagasi kapal. Melihat banyak sekali barang-barang yang bisa jadi merupakan barang selundupan.
'Jelas sekali bahwa kapal ini adalah kapal penyelendup. Tidak mungkin itu bukan.' Batin Kim
'Tapi apa yang mereka selundupkan sampai-sampai harus berlabuh di pesisir Hutan Kegelapan.' Lanjutnya dalam hati.
'Yah aku tidak peduli, yang jelas sekarang kapal ini sedang menuju ke Benua Timur.'
Kemudian, matanya terfokus pada gundukan makanan disudut ruangan tersebut. Dia menemukan banyak sekali makanan 'layak' dimakan. Dirinya dengan kasar mengambil sebisanya dan mengantonginya.
Lalu dia mengambil sebuah kue stroberi dan memakannya dengan lahap.
'Tes'
Sebuah tetesan air menetes ke punggung tangan Kim yang memegang makanan.
'Ah'
Saat ini Kim menemukan dirinya menangis sembari memakan makanan didepannya. Sambil mengingat semua kenangan akan kehidupannya di Hutan Kegelapan, kenangan akan kematian ibunya, dan saudara kembarnya, Cale.
Dia lelah.
Dia ingin pulang.
Dia merindukan semuanya.
Bahkan, dia merindukan Hans dan pasangan ayah-anak assassin itu.
Alhasil, rotinya terasa asin saat masuk ke mulutnya.
.
.
.
.Kim lanjut menelusuri kapal dan menemukan sebuah pintu yang mengarah ke arah bawah kapal. Mungkin loteng.
Dia diam-diam memasukinya dan sangat terkejut melihat banyaknya anak-anak dan lansia bahkan ada pemuda yang masih bugar memakai pakaian yang tidak layak seolah mereka adalah budak.
'Apa mungkin kapal yang aku naiki ini adalah kapal pengangkut budak?' Batin Kim.
'Tap tap tap'
Karena Kim yang sudah mengasah instingnya saat masih di Hutan Kegelapan, dia dapat mendengar suara langkah kaki menuju ruangan ini.
Dia bergegas untuk bersembunyi dengan cara berbaur bersama orang-orang yang mungkin akan dijadikan budak ini. Untungnya pakaian yang ia pakaipun layak disebut pakaian yang tidak layak dan tubuhnya yang kotor ditambah matanya yang sembab karena habis menangis tadi.
Pintu terbuka dan terlihat seorang prajurit dengan bersenjata lengkap muncul, "kalian para sialan! Enak sekali kalian tiduran disini! Bangun! Keluar sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
❝𝗛𝗜𝗠❞ ||【𝐓𝐫𝐚𝐬𝐡 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐮𝐧𝐭'𝐬 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲】
FanfictionDunia mengetahui siapa itu Cale Henituse namun tidak dengan saudara kembarnya. Insiden yang terjadi di Desa Harris membuat gempar seluruh masyarakat di kediaman Count Henituse bahkan Kerajaan Roanpun sampai harus turun tangan. Pasalnya insiden itu t...