#6

199 24 10
                                    

"Kurasa aku ingin minum sekarang," ujar Yeonjun sambil berbisik kepada Yujin.

Suasana menjadi tegang antara Yujin dan Yeonjun. Udara terasa berat dan penuh ketegangan. Yujin merasakan denyutan jantungnya semakin cepat, sementara Yeonjun terlihat penuh dengan aura yang menakutkan. Tatapan mereka saling beradu, mencerminkan ketegangan yang terjadi di antara mereka.

Setiap detik terasa seperti berjam-jam saat mereka saling diamati. Suara hujan yang deras di luar hanya menambah kesan mencekam dalam ruangan. Sorot lampu remang-remang dari lampu tenaga surya menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan di sekitar mereka.

Yujin merasa kaku dan terpaku di tempat, seolah-olah kakinya terikat oleh kekuatan yang tak terlihat. Dia merasakan napas Yeonjun yang hangat di lehernya saat dia mengendusnya, membuatnya semakin gelisah dan takut.

Mereka berdua terperangkap dalam momen yang penuh dengan ketegangan dan ketidakpastian. Suasana tegang yang melingkupi mereka membuat detak jantung semakin keras, sementara keheningan yang mencekam memenuhi ruangan.

Yujin merasa marah dan tak terima dengan perilaku Yeonjun. Tanpa ragu, dia berbalik dan dengan penuh kemarahan memukul perut Yeonjun, membuat vampir itu terhuyung ke belakang. Suara benturan tinju dengan perut Yeonjun terdengar nyaring di ruangan yang sunyi.

"Dasar bocil mesum!" bentak Yujin dengan suara gemetar, mengungkapkan kekesalannya yang mendalam. Tatapan matanya penuh dengan kemarahan dan ketegasan.

Yeonjun yang terkejut dengan pukulan itu, mencoba untuk mengumpulkan diri. Dia tersenyum dengan penuh kelicikan, mencoba meredam kemarahan Yujin. "Baiklah, kalau kau haus, aku akan mengambilkanmu minum!" jawab Yujin dengan nada tegas, lalu dengan langkah tergesa-gesa, dia menuju dapur.

Langkah Yujin terdengar cepat dan bersemangat saat dia berlari menuju dapur. Dia ingin menenangkan dirinya sendiri dan memberikan waktu untuk Yeonjun agar bisa meredam kekesalannya. Di dalam dapur, Yujin mencari segelas air untuk Yeonjun, berusaha mengendalikan emosinya yang masih membara.

Yujin merasa frustasi dan kesal dengan situasi yang tak kunjung membaik. Dia mengomel sendiri, mengeluarkan kekesalannya dengan kata-kata pedas. "Bocil stres! Kenapa sih aku selalu bertemu dengan orang-orang tak normal di sekitarku!" gerutu Yujin sambil menuangkan air putih ke dalam gelas. Setelah itu, dia menghampiri Yeonjun yang masih berdiri di tempat semula.

Dengan wajah yang penuh kekhawatiran, Yujin bertanya kepada Yeonjun, "Kamu beneran nggak mau pulang?" Suara Yujin terdengar lembut, mencerminkan kepeduliannya terhadap Yeonjun.

Yeonjun menghela napas pasrah, "Sudah kukatakan, aku tak tahu dimana jalan pulang!" Jawabnya dengan rasa frustrasi yang sama.

Yujin tersenyum kecut, merasakan kebingungan dan kelelahan yang menyelimuti dirinya. Dia merebahkan diri di sofa panjang, mencoba mengumpulkan pikirannya.

"Kamu punya kartu pelajar?" tanya Yujin, mencoba mencari solusi untuk situasi yang rumit ini.

"Kartu pelajar itu apa?" tanya Yeonjun dengan wajah bingung, tidak mengerti apa yang dimaksud Yujin.

Yujin merasa kesal dengan sikap Yeonjun yang selalu tampak seperti bermain-main. Tanpa sadar, dia bangkit dari tempat duduknya dan menepuk bahu Yeonjun dengan keras. Namun, tak ada respon dari pria itu yang membuat Yujin semakin frustrasi.

"Berhentilah bermain-main! Kau ini terus saja mempermainkanku!" ucap Yujin dengan suara yang penuh emosi, menunjukkan kekesalannya yang mendalam.

Yeonjun masih terdiam, wajahnya datar saat dia menatap Yujin yang semakin frustasi dengannya. Yujin memikirkan banyak cara untuk membuat Yeonjun pergi dari rumahnya. Namun, ketika dia tengah berfikir, tiba-tiba dia teringat dengan Dalgi, rubah peliharaannya yang tadi tidak terlihat.

THE FOX ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang