Kejadian hari itu.. telah menggemparkan media-media. Ya, siapa juga yang tak terkejut dengan berita yang menyatakan bahwa Top Artis di Jepang yang sedang panas diperbincangkan oleh media akhir-akhir malah ingin dibunuh oleh Fansnya sendiri.
Bahkan, Ai sendiri akan menggelar konser besar di Tokyo Dome keesokan harinya. Untung saja kejadian mengerikan itu berhasil dicegah dan tak membatalkan konser megah tersebut, paling-paling diundur beberapa hari mengingat kejadian ini bisa saja membuat sang Idol trauma.
Sebagian Fans menunjukkan kelegaan mereka dan marah terhadap si pelaku, sebagian juga terus memanas-manasi situasi. Sementara itu, media-media juga memberi peringatan keras kepada Fans semacam 'pelaku' agar kejadian sama tak terulang kembali.
Berkat Ken dan kekuasaannya, dia benar-benar ingin menghilangkan fans 'mengerikan' semacam itu. Selain bisa berbahaya bagi sang Artis, bahaya juga bagi bisnisnya yang sedang berkembang sekarang. Tapi, tidak menutup kemungkinan akan terjadi kejadian berikutnya yang serupa.
Ken.. atau bahkan sebagian besar orang yang bergelut di industri semacam ini tahu akan resikonya. Bagaimanapun, tanpa rasa 'fanatik', dunia hiburan seperti ini tidak akan berlangsung lama, justru karena ada sifat 'fanatik' tersebut dunia hiburan ini terus berkembang.
Karena konser di Tokyo Dome diundur sebab sang Idol menjalani 'pemeriksaan' ke Dokter untuk 'menenangkannya'. Kejadian itu memang membuat trauma, tapi jangan sampai Ai mundur dan takut. Itulah yang dikhawatirkan.
Namun, ternyata Hoshino Ai bisa dibilang dalam keadaan baik-baik saja walaupun kejadian itu membekas jelas di ingatannya. Seakan Ai sudah siap menanggung resiko semacam itu ketika bergelut di industri hiburan dengan terus mengatakan 'mencintai' semua orang.
Hanya saja, Aqua dan Ruby yang juga melihat jelas kejadian pada hari itu bisa dibilang trauma. Mereka diperiksa dan diharapkan trauma nya tak terlalu dalam, terutama bagi Ruby yang mentalnya tak sekuat Aqua.
Sebagai teman mereka, Ezzen memberikan dukungan dan kata-kata agar mereka, terutama Ruby masih tetap berkeinginan untuk menjadi Idol. Potensi yang dimiliki Ruby tidaklah kecil. Potensi yang dimiliki Ruby sangatlah besar, bahkan bisa saja di masa depan karirnya berdiri di samping Ai sebagai sesama Top Idol di Jepang.
Ezzen tidak akan membiarkan potensi tersebut menjadi sia-sia, begitu pula dengan Ayahnya. Keduanya mempunyai pengertian yang sama terkait 'bisnis', tapi Ezzen perlu dilatih lagi.
Oleh karena itulah, Ezzen memulai pelatihannya sampai.. entah berapa tahun kedepan. Semua ini tergantung pada dirinya sendiri.
Setelah itu, Ezzen menjalani hari-harinya dengan biasa. Hari-hari yang tentram dan damai. Bertemu orang baru dan berkenalan. Kehidupan masa kecilnya akan dia habisi sekarang sebelum dirinya fokus berlatih.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Fiuh…
Yah. Semuanya sudah baik-baik saja.
Sekarang giliranku untuk berkembang.
Terlihat Ezzen sedang duduk di teras depan Dojo. Dia hanya duduk sambil memandangi langit senja yang sebentar lagi gelap, tapi pikirannya sedang berkelana kemana-mana. Dirinya sudah siap menjalani latihan, bahkan sudah mengenakan pakaian Dojo.
Sebagai seorang Penyihir yang hebat, sebenarnya Ezzen cuma perlu melatih dirinya sendiri dalam mengembangkan kapasitas mana di dalam tubuhnya. Melakukan itu saja sudah bisa membuatnya menjadi sangat-sangat kuat hingga bisa melebihi seorang Sage yang meditasi sampai berpuluh-puluh tahun.
Namun, dia sangat penasaran dengan kekuatan yang dimiliki keluarganya. Kekuatan spiritual yang pada dasarnya mengandalkan Jiwa atau Roh, dia belum terlalu mendalaminya seperti mekanisme sihir karena sebelum-sebelumnya tidak ada 'jalan' yang bisa menuntunnya ke sana.
Jika memang memungkinkan, paling Ezzen harus menjadi seorang Necromancer. Tapi dia tak mau melakukannya karena akan membatasi bidang-bidang tertentu dan jelas membatasi eksperimennya terhadap sihir-sihir lain. Ketika sudah menjadi Necromancer, maka yang paling dominan adalah Black Magic dan rentan terhadap Holly Magic, hingga membatasi penggunaan Magic lainnya.
Ada juga beberapa kondisi yang memungkinkan seseorang bisa mempunyai kemampuan tentang Jiwa atau Roh yang mendalam, tapi sayangnya Ezzen belum pernah mengalami kondisi ini di siklus reinkarnasi sebelumnya. Makanya pengetahuannya tentang Jiwa belum terlalu dalam.
Melihat situasi dan kondisi saat ini bahwa dirinya bisa mempelajari hal-hal tersebut, sudah sangat jelas membuatnya ingin dan antusias terhadap pembelajaran barunya yang sedari dulu ia ingin pelajari. Ditambah lagi, dia mempunyai pembimbing.
Ini membuat semuanya semakin mudah.
"...Dunia yang indah, bukan."
Ezzen melirik ke Kakeknya yang berdiri tepat di sebelahnya. "Ya. Ini dunia yang damai dan menyenangkan." Dia setuju dengan mengangguk.
"Oleh karena itulah, Kakek ingin menjaga 'kebersihan' dan kedamaian ini, terutama untuk Keluarga Azashiro sendiri." Kakek itu mengelus-elus rambut hitam Ezzen yang lembut.
"...Kakek, terlalu banyak berharap padaku bisa saja akan kecewa nanti."
"Memangnya sudah berapa tahun Kakekmu ini hidup? Kakek sudah tahu. Meskipun begitu, Kakek tetap ingin berharap pada cahaya baru ini. Kamu.. pasti bisa mewujudkan apa yang diinginkan Pendahulu."
Begitu, kah?
Terserah, deh.
Umurku jauh lebih tua darimu, Kakek. Tapi aku akan tetap menjadi anak yang kalian tahu. Kekanak-kanakan untuk mempertahankan diriku.
Sama halnya dengan Ayahnya yang bertahan dari sifat-sifat buruk untuk keluarganya, Ezzen mempertahankan kewarasannya sampai sekarang untuk bisa melihat hal-hal baru.
"Ayo, masuk. Makan malam sudah siap."
"Baik."
=Akhir - Periode : Anak-anak=
KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest of All ( Crossover )
FanfictionSinopsis : Pria ini dikenal sebagai 'Penyihir Terkuat', lalu setengah 'Naga' penghancur era Victoria, kemudian menjadi 'Anak Terkutuk' yang menghancurkan peradaban. Entah alasan apa, dia menjadi baik dan berkontribusi besar pada dunia. Dia mati...