Incheon International Airport, Korea.
"Chueok Travel..." gumam Taeyong celingukan mencari di antara kerumunan orang-orang yang hendak check in bagasi. Siang itu terlihat banyak orang lalu lalang, membuat Taeyong kesulitan untuk mencari grup travelnya sendiri.
"Kelompoknya yang mana ya? Aduh aku pergi sendirian sih, bagaimana kalau aku ditinggal?" ujarnya gusar. Namun, tak perlu menunggu terlalu lama, seorang pria yang lebih tinggi dan berbadan tegap menghampirinya sambil tersenyum.
"Anda Lee Taeyong-ssi?" tanyanya memastikan.
Astaga. Pria itu tampan bukan main. Kedua alis, mata, hidung serta bibirnya seakan dipahat sempurna, dan masih dilengkapi juga dengan lesung pipi yang manis. Suaranya yang berat membuatnya berkharisma. Rambut yang ditata dengan bentuk coma hair, serta aroma parfum Jo Malone yang maskulin membuat penampilannya makin berkesan.
"Kenapa kau bisa tahu namaku?" ujar Taeyong berusaha menyembunyikan perasaannya.
"Saya tour leader Chueok Travel. Namaku Jung Jaehyun" ujar pria itu memperkenalkan diri. "Aku punya data tiap peserta tur dan mengingat foto kalian semua sebelum berangkat, karena aku bertanggungjawab untuk menjaga kalian. Silahkan ikut denganku"
Taeyong mengangguk sambil mengekori Jaehyun yang memimpinnya menuju rombongan tour. Matanya menatap punggung tegap Jaehyun yang memimpin di depannya.
Setelah tergabung dalam rombongan, mereka masih menunggu peserta lain yang datang menyusul, lalu Jaehyun mengurus semua proses dari check in hingga boarding. Setelah memastikan semua pesertanya duduk sesuai urutan kursi mereka di pesawat, Jaehyun tersenyum lega.
Ia lalu memasukkan tas ranselnya ke tempat penyimpanan tas di atas kursi, lalu menuju tempat duduknya.
"Ah, kita bertemu lagi" sapanya sambil tersenyum pada Taeyong yang sudah duduk di tempatnya di sebelah jendela. "Saya duduk disini ya"
"Iya, silahkan" Taeyong menganggukkan kepalanya kikuk lalu menghadap ke jendela. Ternyata tempat duduk mereka bersebelahan.
"Kita akan menempuh 11 jam perjalanan" ujar Jaehyun. "Pastikan kau beristirahat dan bilang padaku jika memerlukan sesuatu"
"Tentu, terima kasih" balas Taeyong.
Mereka akan menempuh perjalanan 11 jam di udara. Taeyong memang beberapa kali melakukan perjalanan domestik dengan pesawat, namun kali ini terasa sangat lama. Sepanjang ia melemparkan pandang pada lautan awan di langit itu, memori yang tak menyenangkan sebelum ia berangkat terus melintas di kepalanya.
.
.
.
.
.
."Johnny? Kau? Apa yang kau lakukan dengan Ten di belakangku?!" seru Taeyong dengan mata berkaca-kaca.
"Taeyongie..maafkan aku" ujar Johnny, tak berusaha mengelak. "Beri aku kesempatan lagi—"
"Aku tak bisa percaya ini!" bahu Taeyong bergetar saat air matanya mulai menggenang, tapi ia mati-matian menahannya. "Kau menciumnya di kamarmu, padahal kita akan bertunangan! Kau tak bisa melakukan ini padaku, Johnny. Kau merusak semuanya"
"Taeyong..." panggil Johnny tapi Taeyong terlebih dulu meninggalkan Johnny dan Ten.
"Puas kau?" tanyanya pada Ten. "Kau boleh ambil dia sesukamu. Lagipula dari awal kau juga menyukainya. Harusnya kau tak perlu pura-pura dan langsung saja minta Johnny mengencanimu"
Mata Taeyong menatap nanar kedua orang terdekatnya sebelum menutup pintu.
"Semoga hubungan kalian bahagia"
KAMU SEDANG MEMBACA
REDAMANCY [Jaeyong]
Fanfiction𝐑𝐞𝐝𝐚𝐦𝐚𝐧𝐜𝐲: (𝚗.) 𝚝𝚑𝚎 𝚊𝚌𝚝 𝚘𝚏 𝚕𝚘𝚟𝚒𝚗𝚐 𝚝𝚑𝚎 𝚘𝚗𝚎 𝚠𝚑𝚘 𝚕𝚘𝚟𝚎𝚜 𝚢𝚘𝚞; 𝚊 𝚕𝚘𝚟𝚎 𝚛𝚎𝚝𝚞𝚛𝚗𝚎𝚍 𝚒𝚗 𝚏𝚞𝚕𝚕 Jaeyong drabbles/ mini stories BxB 15+, fluff, no sad end Language: Indonesian