"Megahnya!" pekik Taeyong takjub di depan katedral Milan itu. Apa-apaan arsitektur yang begitu rumit dan detail ini? Hampir segala sisinya diukir dengan begitu indah hingga membuat para peserta terpukau.
"Hehe ini baru awal" kata Jaehyun tersenyum. "Nanti akan kutunjukkan banyak hal-hal indah yang menakjubkan lainnya. Untuk sekarang, nikmatilah satu per satu ya"
"Iya!" Taeyong menjawab bersemangat lalu mengabadikan bangunan itu dengan handphonenya. Mereka juga sempat melihat patung David karya Michelangelo yang terkenal.
"Indah, kan? Ini patung David yang diukir oleh seniman terkenal, Michelangelo. Dalam kisahnya di Alkitab, ia mengalahkan Goliath dengan ketapel. Kau pasti pernah mendengarnya" terang Jaehyun dari belakang Taeyong sambil menengadah ke atas.
Taeyong menoleh, rupanya Jaehyun masih mengikutinya meski semua sudah berpencar sendiri-sendiri.
"Patung ini dibuat sekitar tahun 1501-1504" tambah Jaehyun lagi.
"Wah.. sudah lama sekali" kata Taeyong menanggapi. "Aku beruntung ditemani oleh tour leader secara private. Aku jadi bisa tahu banyak hal. Selama ini sudah lama kami berencana ke Eropa— ah.."
Pemuda Lee itu lantas terdiam. Bagaimanapun juga ia dan Johnny pernah berandai-andai ingin pergi ke Eropa, mungkin untuk sesi prewedding atau honeymoon.
Namun ternyata siapa sangka angan-angan itu tak mungkin lagi terjadi. Ia kini telah putus dengan Johnny. Sementara Jaehyun yang memahami hal itu hanya bisa tersenyum makhlum, seraya mendekat dan menepuk pundak Taeyong.
Usai berkeliling mengamati kemegahan katedral dan patung, rombongan Chueok Travel akhirnya mampir ke restaurant untuk makan siang. Sesuai yang dibilang Jaehyun, mereka sudah dipersiapkan hidangan spesial yaitu steak. Tepatnya Bistecca ala Florentina, yang beratnya bisa mencapai 1,5 kg.
"Apabila porsi makan anda tidak banyak, anda bisa sharing dengan peserta lain" saran Jaehyun pada para peserta tur sebelum hidangan disajikan. Beberapa orang meminta seporsi berdua agar tak kebanyakan.
"Taeyong-ah, mau sharing denganku?" tawar Jaehyun. "Menurutku porsinya cukup kebanyakan untuk orang Korea. Kau akan kaget" katanya terkekeh.
Karena melihat daging di meja makan lain sangat besar, Taeyong mengiyakan untuk berbagi. Dan untungnya ia melakukannya, karena matanya yang besar semakin membulat ketika melihat steak itu disuguhkan di depan mereka.
"Besar sekali" gumamnya heran. "Memangnya orang biasa bisa menghabiskan ini??"
"Fred bisa menghabiskannya sendirian" kata Jaehyun menunjuk pengemudi bus tur. Ia memotongkan daging itu agar Taeyong tak kesulitan memotongnya.
"Karena ini cukup tebal, aku akan membantu memotongnya supaya kau bisa langsung makan. Tidak apa-apa, kan?" tanyanya meminta ijin.
"Aku jadi merepotkanmu" ujar Taeyong tak enak.
"Sama sekali tidak, tenang saja. Ini, makanlah" kata Jaehyun.
Lagi-lagi hati Taeyong berdegup menerima kelembutan sikap Jaehyun. Ia berusaha menetralkan detak jantungnya sambil pura-pura makan.
"Terima kasih, Jaehyun-ah"
Rasanya sangat bahagia. Makanan yang ia santap jadi terasa sangat lezat, tak seperti saat ia menyantap makanannya di pesawat kemarin. Taeyong sungguh bersyukur semesta mengirimkan Jaehyun dalam perjalanannya kali ini.
✈︎✈︎✈︎
Trevi Fountain, Roma, Italia.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDAMANCY [Jaeyong]
Fanfiction𝐑𝐞𝐝𝐚𝐦𝐚𝐧𝐜𝐲: (𝚗.) 𝚝𝚑𝚎 𝚊𝚌𝚝 𝚘𝚏 𝚕𝚘𝚟𝚒𝚗𝚐 𝚝𝚑𝚎 𝚘𝚗𝚎 𝚠𝚑𝚘 𝚕𝚘𝚟𝚎𝚜 𝚢𝚘𝚞; 𝚊 𝚕𝚘𝚟𝚎 𝚛𝚎𝚝𝚞𝚛𝚗𝚎𝚍 𝚒𝚗 𝚏𝚞𝚕𝚕 Jaeyong drabbles/ mini stories BxB 15+, fluff, no sad end Language: Indonesian