#4 Reunion Invitation

9 0 0
                                    





Seorang gadis tengah memijat pangkal hidungnya untuk meredakan pusingnya.

"rei! Audrei!! Sini bantu dulu mama" teriak mama Audrei dari jauh

Sang anak dengan ogah-ogahan berjalan menemui asal suara, bukannya apa pasalnya seharian ini sudah beberapa kali mamanya memanggil untuk minta bantuan hal hal kecil seperti membersihkan kotoran kucing peliharaan adiknya atau hal hal lainnya yang membuat konsentrasinya menyelesaikan laporan penelitian menjadi terganggu.

tenggat sudah semakin dekat dan ini masih belum separuhnya. Kadang benar apa kata orang kalau situasi rumah juga harus kondusif dalam mendukung sistem belajar. Dan Audrei sangat merasakannya. Kadang ada titik di mana Audrei akan merasa lelah dan ingin menyerah namun sudah tinggal beberapa semester lagi yang harus dia jalani untuk meraih gelar sarjana, sayang bukan kalau harus berhenti di tengah tengah?

Begitulah kira kira pikirnya.

"iya mah?"

"bisa bantu mama bentar? Mama mau pergi buat belanja kebutuhan bulanan kita, tolong jaga rumah sebentar ya" ucap sang mama terburu buru

"oh iya, adek mama titipin ke rumah tante"

"iyaa" ucap Audrei lemah. Sudah biasa dia ditinggal sendirian. Jadi sudah nggak asing lagi situasi situasi seperti ini tuh.

Sepeninggal sang mama, Audrei kembali ke kamar untuk melanjutkan pekerjaannya. Sayangnya semua inspirasi dan ide idenya sudah lenyap bersama dengan panggilan sang mama tadi. Dia bingung harus memulai lagi dari mana. Dengan helaan nafas akhirnya dia memutuskan untuk mematikan laptopnya dan merapikan peralatan belajarnya.

Audrei membaringkan dirinya di ranjang. Memejamkan mata sambil mengingat kejadian kemarin saat tiba tib?a Nina di jemput ayahnya karena mendapat berita bahwa neneknya meninggal sehingga mereka harus pulang kampung.

Ayah...

Sosok yang sudah lama tidak bersamanya.. entah sudah sejak kapan dia tidak ingat lagi saking lamanya.

Ketidakhadiran sosok tersebut membuatnya memaksa diri secara tidak langsung untuk jadi mandiri, demi sang mama dan adiknya dan juga karna dia menjadi harapan terbesar sang mama untuk saat ini.

Dia sudah biasa, dan selama ini dia bisa mengatasinya, namun ada kalanya di saat saat tertentu seperti sekarang ini saat semua terasa menyesakkan, terasa sangat melelahkan, kekosongan akan sosok itu makin terasa.

Jika dulu ada seseorang yang menemaninya dan menjadi tempat berbagi, setelah hubungannya berakhir maka diri sendirilah yang kembali harus terlihat kuat dan menjalani semuanya dengan kesendirian.

Audrei mungkin terlihat banyak teman namun jauh di lubuk hatinya dia merasa sendirian, membuatnya kadang seolah menyingkirkan keberadaan temannya dalam hidupnya. Entah kenapa dan apa alasan Audrei merasa seperti itu, hati dan pikiran orang tidak ada yang tahu.

Ting!

Nada notifikasi ponsel mengalihkan perhatian Audrei

Terdapat nama Jaden di sana

'ini orang yang gue kenal, kali ini di coba ya'

Kurang lebih itu isi pesan dari Jaden

Kadang dia heran dengan temannya yang satu ini, sudah tahu dia terlalu sibuk untuk urusan cinta malah makin gencar mengenalkan beberapa kenalannya padanya. Dengan ogah ogahhan Audrei menstalk akun media sosial yang linknya tadi di berikan oleh teman-tak tahu situasi-nya itu.

Bibirnya membentuk sebuah kurva melengkung, sedikit senyumnya tampak saat melihat beberapa postingan absurd orang tersebut pada sosial medianya.

"lumayan juga" monolognya.





Bukan Rumahku [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang