#6 Kak Danira

9 0 0
                                        

_flashback_

"heh lo anak baru, sini cepet" teriak salah satu kakak kelas SMA tempat di mana Juan mendaftar. O iya hari ini adalah hari pertama masuk sekolah yang artinya hari ini adalah hari pertama ospek atau orientasi pengenalan tentang sekolah yang selama tiga tahun ke depan akan di tinggali oleh Juan.

Juan tidak sendirian mendaftar di sini, ada beberapa juga teman dari SMP-nya dulu yaitu Jerick dan Kevin. Oh ada Justin juga si anak aksel sejak SD. Harusnya Justin berbeda dua tahun dari Juan hanya karna kelewat pintar akhirnya sekarang mereka seangkatan. Untuk Jerick dan Kevin, mereka berdua mendaftar di sekolah ini untuk alasan yang sama dengan alasan orang tua Juan yaitu 'dekat rumah'. Rencananya nanti Sam juga akan sekolah di sini saja.

Oh iya, yang di panggil tadi bukan Juan tapi anak lain yang memakai kacamata. Entah siapa namanya.

"ju, ntar kita pulangnya beli makan dulu mau nggak? Gue takut ga doyan sama makanan kantin di sini" pinta Justin sambil berbisik, kebetulan mereka sebarisan. Salah. Maksudnya bersebelahan.

Jadi anak anak baru ini di bagi kelompok atau gugus untuk memudahkan dalam pelaksanaan ospek, sayangnya baik juan, justin, jerick dan kevin tidak ada yang satu kelompok. Justin hanya kebetulan berada di barisan sebelah kelompok juan dan mereka berdua berdiri bersebelahan.

"gue gak ada ngijinin elo manggil tanpa embel embel kakak ya cil" kata Juan sambil sedikit melotot

"ayolah jangan sampe orang tau gue anak aksel, gue pengen hidup normal kayak yang lainnya" mohon Justin

"lo normal!, kaki lo dua, tangan lo dua. Kalo mulut lo juga dua itu baru nggak normal!"

"lo tega liat gue di bully suruh ngerjain tugas orang cuman gara gara gue anak aksel hah?!"

Juan hanya merotasikan bola matanya, dia malas meladeni keras kepalanya Justin. Juan anak pertama di sini dan Justin adalah anak kedua di keluarganya yang artinya seharusnya Juan lah yang keras kepala bagaikan sifat anak pertama pada umumnya, ini malah Justin yang keras kepalanya melebihi batu vulkanik.. jadi mau nggak mau Juan hanya bisa mengikuti kemauan lelaki yang masih berstatus saudara jauhnya itu.

"heh lo yang item item! Ga usah diskusi sama samping lo! Dia bukan kelompok lo!" kata salah satu kakak kelas yang ternyata adalah kakak kandung Justin, hanya saja dia merahasiakannya atas rengekan sang adik

"anjing!! Main main sama gue itu si gingsul satu, gua aduin mamah mampus dia ntar"

"makanya jangan banyak bacot, masih ospek ini kita. Gue gamau ya image gue selama sekolah di sini runyem gara gara lo" omel Juan dengan suara pelan

Justin hanya bisa mendengus kesal.

Tak lama kemudian muncul seseorang yang diketahui bernama Javier selaku ketua osis memberikan pengumuman.

"oke, masing masing nanti akan di dampingi oleh kakak kakak pendamping yang sudah di bagi bagi tugasnya buat memandu kalian. Dan selama seminggu ini kalian kalo ada apa apa boleh tanya ke pendampingnya ya, termasuk yang terluka atau butuh perawatan tinggal langsung bilang sama pendampingnya masing masing. Untuk para pendamping boleh memperkenalkan diri"

Pertama adalah cowok ganteng dengan penampilan maskulin karna rambutnya yang di tata dengan pomade, sungguh ironis dengan jabatanya sebagai wakil ketua osis mengingat penampilannya udah kaya preman sekolah.

"perkenalkan nama saya Steven kenandra kelas 11 ipa 2, saya sebagai wakil ketua osis dan akan mendampingi kelompok kuning, kalo kalian lihat yang lain berdua dan saya sendirian gak usah bingung, saya mandiri orangnya" ucapan steven dijawab dengan gelak tawa dari para peserta yang kemudian berhenti tertawa saat melihat wajah steven yang tadinya tersenyum tiba tiba berubah tegas.

Bukan Rumahku [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang