Bab Empat Puluh

744 14 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarahkatu semuanya. Jangan bosan ya sama cerita nya. Happy reading guys!!!!!!


Beberapa tahun berlalu, kehidupan Sayyidah dan Gus Kilam berjalan dengan lancar. Sayyidah merawat Haura dengan baik, Sayyidah dan Gus Kilam sudah memberi tahu Haura kalau Kirana sudah meninggal. Haura sempat merengek dan terus menangis tapi Sayyidah berhasil membuat Haura menjadi gadis yang ceria lagi.

Alvaro sendiri selalu menjaga Haura seperti adik nya sendiri. Alvaro tumbuh menjadi anak yang begitu dingin dan datar. Sayyidah dan Gus Kilam sendiri bingung kenapa putra nya menjadi sosok yang begitu dingin.

Alvaro selalu posesif kalau mengenai hal yang berhubungan dengan Haura. Tidak ada yang boleh menyentuh Haura kecuali dirinya dan keluarga nya. Alvaro akan marah jika ia melihat Haura sedang di goda oleh Zriel atau pun santri santri lain.

Zriel dan Alvaro adalah sosok yang sangat bertolak belakang, Zriel adalah anak yang begitu ceria dan mudah tersenyum tapi Alvaro adalah anak yang dingin,tak tersentuh, dan sangat irit berbicara.

Di pagi yang cerah ini, Sayyidah sudah menyiapkan keperluan Alvaro dan Haura yang akan pergi ke sekolah. Mereka sekolah di pesantren tapi mereka tidak tinggal di asrama. Haura sendiri sedari kecil sudah di ajarkan untuk memakai jilbab dan cadar oleh Sayyidah.

Haura begitu menyukai pakaian yang berwarna hitam karena ia sering melihat Sayyidah memakai pakaian yang berwarna hitam. Haura sudah siap dengan gamis dan hijab nya tapi ia masih sibuk mencari cadar hitam nya. Sayyidah yang melihat Haura seperti sedang mencari sesuatu pun bertanya kepada Haura.

"Haura lagi cari apa nak?" Tanya Sayyidah.

"Haura lagi cari cadar hitam Haura umma," jawab Haura.

"Cadarnya Haura kan umma simpan di lemari dibagian laci nak," ucap Sayyidah.

Haura yang mendengar perkataan Sayyidah pun langsung mencari cadar nya tersebut. Dan saat sudah menemukan cadar nya, Haura langsung memasang nya dan langsung keluar kamar menuju sang umma, Abi, dan Alvaro yang sudah menunggu nya di meja makan untuk sarapan.

Sayyidah senang saat Haura mau memakai jilbab dan cadar. Sangking senangnya Sayyidah sampai membelikan Haura banyak jilbab dan cadar yang sangat beragam warna tapi yang sering Haura pakai adalah warna hitam. Bahkan Sayyidah dan Haura itu punya banyak abaya, jilbab, dan cadar yang sama. Mereka sering memakai nya jika mereka menghadiri acara pengajian bersama.





Jangan lupa vote ya!!

Maaf yah, baru bisa update sekarang 🙏

Assalamualaikum warahmatullahi wabarahkatu semua!!!

Gus Kilam Ana Uhibbuka Fillah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang