Istri Tuan Pei Adalah Selir Iblis Su

Bab 27-28

Bab 27: Caranya Menghasilkan Uang

Bahkan setelah Su Ji kembali ke kediaman Su, kata-kata Pei Huai masih terngiang-ngiang di benaknya.

Apakah dia tiba-tiba tertarik pada wanita sekarang? Benarkah itu?

Membuka kantong obat, Su Ji mengambil kekayaan isatis indigotica. Siapa peduli dia tertarik pada wanita atau tidak, aku hanya tertarik pada uang~

**

Dalam beberapa hari berikutnya, Nyonya Zou dan para pelayan sedang mendiskusikan bagaimana Su Ji menjadi gila setelah mengetahui bahwa akan ada bekas luka di dahinya.

Su Ji mulai berkebun di halaman belakang. Dia telah menggemburkan tanah, memupuknya, dan bahkan memasang orang-orangan sawah untuk mengusir burung. Setelah keributan besar, gulma tak dikenal dengan batang kecil ditanam di area tersebut.

Menghadapi gosip dan ejekan, Su Ji tidak menjelaskan sepatah kata pun.

Alasan utamanya adalah dia takut mereka akan mengetahui nilai ramuan itu.

Apa yang dia tanam... adalah ramuan favorit selir yang tak terhitung jumlahnya, ramuan yang hanya daunnya saja yang bernilai sebuah kota!

Alasan mengapa harganya melambung tinggi saat ini adalah karena efek pengobatannya yang unik dan karena sulit untuk dibudidayakan serta berada di ambang kepunahan.

Su Ji menemukan informasi ini dari Internet.

Orang lain mungkin tidak mengetahuinya, namun Su Ji adalah orang pertama yang membudidayakan tanaman ini melalui teknik okulasi ribuan tahun yang lalu. Dia pasti tahu bagaimana melakukannya.

Saat itu, dia menanamnya di taman kekaisaran, tetapi kemudian, tanaman itu tumbuh begitu besar sehingga dia tidak bisa membeli cukup pot.

...

Hanya dalam tiga hari, dengan bantuan tangan ajaib Su Ji, tanaman tersebut menghasilkan beberapa spora kecil.

Seminggu kemudian, Su Ji memetik tiga daun baru yang dia tanam dengan susah payah, dan kembali ke kamarnya untuk membuat obat.

Bahkan, dia harus menunggu hingga tumbuh subur sebelum menggunakannya.

Namun luka di keningnya tidak bisa menunggu lebih lama lagi.

Nyonya Zou telah melewati kamar Su Ji beberapa kali, dan dia bisa mendengar suara dentingan di dalam.

Dulu, dia sering mengintip melalui celah pintu, namun belakangan ini, dia menyadari bahwa setiap kali nona muda itu kembali ke kamar, dia akan menutup pintu dengan rapat, tidak memberinya kesempatan untuk mengintipnya.

Dentingan itu hanya berhenti ketika makan malam sudah siap. Su Ji membuka pintu dan turun. Nyonya Zou melirik wajah Su Ji ketika dia lewat, dan ekspresinya tiba-tiba berubah ketika dia melihat sesuatu.

Su Ji berjalan ke meja makan dan menarik kursi kosong di samping Su Junye untuk duduk. Dalam beberapa detik, mata semua orang terfokus pada dahinya.

Cairan hijau terlihat samar-samar merembes keluar dari kain kasa di dahinya, tampak lebih menakutkan dibandingkan beberapa hari yang lalu.

Setelah hening beberapa saat, Su Qianrou tersentak, “Su Ji… apakah lukamu terinfeksi?”

Ning Lihua melihat ekspresi Su Cunyi dan tetap diam. Su Junye, sebaliknya, dengan cepat memindahkan kursinya ke samping seolah-olah dia takut tertular.

Melihat ini, Su Ji mendengus dan menyandarkan dahinya, membuatnya sangat ketakutan hingga dia hampir terjatuh dari kursinya.

“Su Ji, alangkah buruknya jika tertular. Aku akan memanggil dokter untuk memeriksanya,” kata Su Cunyi.