Istri Tuan Pei Adalah Selir Iblis Su

Bab 115-116

Bab 115: Sangat Menakutkan bagi Orang Tua untuk Jatuh Cinta untuk Pertama Kalinya

Kembali ke kamar, Pei Huai pergi ke kamar mandi untuk mandi. Sebagai orang yang suka bersih-bersih, wajar saja jika dia mandi sebelum keluar dan setelah pulang setiap hari.

Saat dia keluar dari kamar mandi, rambutnya masih sedikit basah. Tetesan air mengalir dari telinganya ke lehernya, dan dia menyekanya dengan ujung jarinya.

Kulitnya sangat putih dan siluetnya yang terpahat indah sesempurna Dewa Yunani. Sosok luar biasa yang tersembunyi di balik penampilannya yang lembut sungguh mencengangkan.

Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat pesan WeChat dari psikiater.

“CEO Pei, jika Anda ada waktu luang sekarang, bisakah kita bicara?”

Pei Huai mengambil jubah mandinya dan menutupi tubuhnya sebelum memanggilnya. Lin Shen menunggu di dekat teleponnya sepanjang waktu. Ketika telepon berdering, dia mengangkatnya sebentar lagi.

Setelah menerima pesan WeChat dari teman sejarawannya beberapa hari yang lalu, dia meminta temannya untuk memeriksa ulang berkali-kali. Namun, temannya membenarkan, “Saya berspesialisasi dalam sejarah Dinasti Shang. Apakah Anda tidak menonton episode 'Hello,Sunday' saya? Bagaimana saya bisa salah dengar?”

Logikanya, jika seseorang memimpikan suatu bahasa yang belum pernah didengarnya, seharusnya bahasa tersebut tidak ada dalam kenyataan.

Namun…

“CEO Pei, coba ingat-ingat apakah Anda pernah mendengar bahasa Dinasti Shang Yang Agung.”

“Dinasti Shang Yang Agung? Kenapa kamu bertanya?” Pei Huai menyipitkan matanya.

“Bahasa kuno yang Anda jelaskan kepada saya terakhir kali telah diverifikasi oleh sejarawan profesional. Mereka memastikan bahwa itu adalah bahasa Dinasti Shang Yang Agung…”

Tangan Pei Huai, yang sedang mengikat sabuk jubah mandi, berhenti, "Apakah kamu yakin?"

“Ya,” Lin Shen sangat yakin.

“Apakah kamu tahu apa artinya?” Pei Huai bertanya.

Teman sejarawan ini memang menjelaskan kepada Lin Shen, namun dia merasa mungkin ada perbedaan halus dalam penafsirannya, karena diterjemahkan secara harfiah menjadi “Saudari, kamu sangat adil…”

“…”

Keduanya terdiam.

Setelah satu menit penuh, Pei Huai menghela napas, "Baiklah, biarkan aku memikirkannya."

Kedengarannya seperti itu diucapkan oleh seorang gadis. Apakah dia benar-benar mengarang kata-kata itu berdasarkan kepribadian gadis dalam mimpinya? Namun, ada satu hal yang pasti. Dia memang mahir dalam banyak bahasa, tapi itu tidak termasuk bahasa kuno Dinasti Shang Yang Agung.

Makam dalam mimpinya berasal dari zaman itu, begitu pula bahasanya. Sekarang, bahkan dia telah memasuki mimpinya. Apa maksudnya semua ini? Ini menjadi semakin menarik…

**

Keesokan paginya, Shen Mu menerima pesan dari CEO. Akhirnya, tidak perlu ada pertemuan hari ini!

Pei Huai mengenakan setelan klasik yang dirancang khusus hari ini. Jam tangan matte di pergelangan tangannya sederhana, tapi dia terlihat berkelas.

Saat dia keluar, dia melihat Pei Xingxing sedang makan roti di ruang makan. Pei Huai teringat pada anak kecil dari keluarga Si. Dia memanggil Su Ji dengan sebutan “kakak”, tapi dia memanggilnya…”Paman”.

“Xingxing.”

Pei Xingxing berbalik dan terpesona oleh ketampanan Pei Huai, “Apa?”

“Kamu menyebut Su Ji apa?”