"kau sudah mendapatkan dress untuk party Bels?" Aku dan Ashley sedang berada di cafetaria. Well, nanti malam kami akan pergi ulangtahun Demy yang ke tujuhbelas. Aku mengangguk sambil terus memasukkan Big Mac ke mulutku.
"kau pergi dengan Jared?" Ashley bertanya lagi. Aku mengangkat bahu, "soportinyo tidok," Aku berbicara dengan mulut penuh yang menyebabkan beberapa makananku tersembur ke Ashley.
"EW! EW! EW! Habiskan dulu makanan yang ada di mulutmu Bels." Ashley memandangku dengan tampang horor lalu membersihkan bekas muncratan Big Mac-ku di wajahnya dan aku hanya tersenyum lebar.
"Ok. Jadi, kau pergi dengan siapa nanti?" Aku menatap Ashley yang sedang menunggu jawabanku, Jared selalu menolak jika aku mengajaknya ke party, entahlah mengapa. Aku mengangkat bahu lagi.
"entahlah, sepertinya denganmu"
“Great!”
Sepuluh menit sebelum Ashley jemput, aku sudah rapi. Dengan memakai dress tanpa lengan yang hanya di sambung dengan tali spagetti berwarna fuschia setinggi atas lutut aku keluar rumah menunggu Ashley datang. Tidak lama dia muncul sambil membunyikan klakson mobilnya, aku melambaikan tangan dan masuk mobil.
Perjalanan menuju rumah Demy selama sekitar 20 menit dari rumahku, aku mengeluarkan iPhone dan membuka kamera.
"Hey guys! So we're driving toooooooo Demy's birthday party yayy." Aku merekam diriku sendiri. Yeah, aku memang senang merekam apa yang aku lakukan, dan terkadang diupload ke youtube. Kemudian ku arahkan iPhone ke arah Ashley, "Hey Ash, say something!"
Ashley menoleh sebentar kemudian berteriak, "PARTY MOM'S COMING BABYYYY." Ashley penggila party. Dia tidak akan segan menolak saat dia diundang, satu lagi Ashley suka vodka. Terkadang Ashley menginap dirumahku saat dia sudah hangover karena terlalu banyak minum vodka. Aku menekan tombol pause karena sudah sampai di party. Wow, lighting dimana-mana.
Saat memasuki rumahnya aku menekan play lagi di iPhone-ku.
"Here is our baby guys! Say hello to them, birthday gurlllll," aku mengarahkan iPhone kewajah Demy yang hanya tertawa dan melambaikan tangan kearah kamera, dan stop.
Aku berpisah dengan Ashley, dia sedang berada dilantai dansa, berdansa secara random dengan anak laki-laki. Aku berada di taman sambil berbicara dengan beberapa orang sebelum aku pergi untuk menuju ke kemar mandi.
Walaupun aku sudah beberapa kali datang kesini, aku masih tidak bisa menemukan dimana kamar mandi karena, serius, rumah ini besar. Maksudku, super-duper besar! Saat sampai di lantai atas aku berhenti sejenak berpikir dimana kamar mandi berada, mungkin di ujung lorong itu. Akupun langsung berjalan ke ujung lorong. Saat aku membuka pintu ternyata itu bukan kamar mandi melainkan kamar, dan demi tuhan aku melihat dua orang telanjang diatas kasur dengan perempuan itu membelakangiku sambil mendesah hebat, having sex!
EW EW EW GROSS! MY EYES!
Tidak ingin berlama-lama melihat adegan seksual tersebut aku segera berbalik menutup pintu, tetapi sebelum pintu itu tertutup rapat, aku mendengar perempuan itu mendesah lagi, “Jared...”
Aku yang tadinya ingin menutup pintu langsung membeku mendengar apa yang perempuan itu bilang, sebenarnya lebih ke siapa yang perempuan itu panggil.
Dia mendesah nama Jared. My freaking Jared!
Aku membanting pintu tersebut terbuka dengan suara BAM yang menggelegar dan menghentikan aktifitas apa yang mereka berdua lakukan diatas kasur sana,
“WHAT THE FUCK?!” Perempuan itu berteriak dan berbalik menatapku dengan pandangan kesal sedangkan aku berdiri di ambang pintu dengan wajah marah, sedih, kesal dan jijik menjadi satu. Saat Jared mengikuti arah pandang yang baru aku ketahui bahwa itu adalah Emily salah satu anggota Cheerleader di sekolah, yah slut enough, matanya membesar saat mataku dan mata Jared bertemu, aku melihat kilatan shock dimatanya. Sebisa mungkin menahan air mataku untuk tidak langsung meluncur begitu saja. aku berusaha bersikap sok santai dengan semua ini walaupun aku ingin berteriak sekencang-kencangnya di wajah Jared.
“Why hello to you too.” Ucapku sambil tetap diam di pintu dengan kedua tangan didepan dada.tatapanku dingin kearah mereka berdua.
“Who the fuck is that babe?” Emily menoleh kerahku dan kemudian menoleh lagi kearah Jared. Jared tidak menggubris Emily dan menatapku.
“Bella, babe, listen here. I can expla-“ Sebelum Jared menyelesaikan kalimatnya aku mengangkat tangan menyuruhnya diam.
“Simpan saja omonganmu, Babe.” Dengan begitu aku bebalik, tetapi sebelum itu aku berputar lagi kearah mereka, “Oh. We are over, now.” Dan aku menutup pintu dengan batingan yang paling kencang sebelum berlari keluar dengan air mata yang akhirnya turun begitu saja.
Aku mendengar Jared berteriak memanggil-manggil namaku tetapi aku tetap berlari begitu saja. Aku ingin pulang sekarang, aku harus mencari Ashley. "Bella, Bels!" Ashley meraih tanganku dan melihat wajahku yang penuh dengan air mata.
"ada apa Bels? Apa yang terjadi?" Wajah Ashley terlihat panik, kemudian ia merangkulku. "aku ingin pulang Ash." ucapku dengan suara parau. Kemudian Ashley menuntunku ke mobilnya.
Di mobil, kuceritakan semua yang ku lihat. Aku menghela napas berat, hampir 2 tahun kami berpacaran dan sekarang Jared berselingkuh. Otakku kembali memutar saat-saat kami masih bersama, saat dia mengungkapkan cinta, saat pertama dia menciumku,
"fuck you." aku mengumpat saat bayangan Jared mencium Emily muncul. "everything's gonna be alright, Bels." Ashley memberiku semangat, kuhela napas lagi.
i hope so, Ash.
Beberapa hari berlalu setelah kejadian di party Demy. Sekarang aku selalu menghindar dari Jared, disekolah mau pun dirumah, well, kami bertetangga dan itu membuatku semakin kesal.
"Bels, we need to talk." tiba-tiba Jared muncul dihadapanku saat aku ingin ke kelas. "go away." ucapku sambil terus berjalan tetapi Jared terus mengejar.
"Bella, Bels!" Jared terus memanggil manggil, aku berbalik dan berteriak, "I SAID GO AWAY!" Aku langsung berlari sebelum Jared berhasil mengejarku lagi.
Disini aku sekarang, di toilet sambil menatap tembok yang bertulisan 'Bella&Jared, 4ever' aku merogoh tas mencari spidol dan langsung mencoret sampai tak terlihat lagi tulisan tersebut. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, kuraih ponsel dan mencari nama seseorang.
"Cole, boleh aku tinggal bersamamu?"
------------------------------------
Well, gak tau kenapa, tiba-tiba jadi obsesi banget sama bad boys dan akhirnya jadilah cerita ini. Sorry kalo chapter 1 masih berantakan banget hehe. I'm trying to do my best, guys.
oh iya, itu foto yang jadi Bella ya. cantikkan? ;)
Anyway, big thank buat siapa aja yang baca cerita ini. Ok, see ya at chapter two fellas!
Xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Novela Juvenil"I like you." "Dari semua tempat, kau mengatakannya disini?" "Now or never." Ucapnya sambil menyeringai dan kembali menggali. Warning: Rated PG-13 for sexual content and language. Mostly language. I have a colorful vocabulary.