"Hannah," Ash berteriak agar Hannah melempar bola padanya. Kelas gym kali ini bermain basket. Coach Finn tau aku tidak bisa bermain basket jadi ia menyuruhku duduk dikursi penonton saja. Hannah langsung melempar kearah Ash tetapi meleset dan jatuh ketangan Jess. Sebenarnya Jess tidak bisa bermain basket juga, tetapi entah mau apa dia, saat aku sedang memperhatikannya Jess berputar dan melempar bolanya kearahku dan tepat mengenai jidatku. Aku berdiri sambil meolotot kearahnya "What the hell, Jess?!" aku berteriak sambil memegangi jidat yang aku rasa memerah sedangkan Jess hanya menatapku sambil tersenyum puas atas dirinya dan berbalik arah lagi.
Ash langsung berlari kepinggir lapangan sambil menanyakan keadaanku. "kau baik-baik saja?" aku mengangguk.
"well, lebih baik aku ganti pakaian." aku berdiri, saat Ash ingin berbicara aku berbicara lebih dulu. "Kau ikut bermain lagi saja Ash, aku baik-baik saja, ok?" Aku tau Ash menghawatirkanku. Tapi hey, ini hanya terkena bola sebentar lagi juga hilang memarnya.
"kau yakin?" tanyanya sambil mengangkat alis.
"positive."
Aku langsung berjalan keluar dari gym. Ash bilang nanti ia akan menyusul bersama yang lain keruang ganti.
Sebelum keruang ganti aku mengambil tasku dulu yang tertinggal diloker.
Step step step...
Karena koridor yang sepi aku bisa mendengar ketukan sepatuku beradu dengan lantai. Aku berhenti didepan ruang kelas yang murid-muridnya sedang mengerjakan sesuatu diselembar kertas, mungkin sedang kuis?
Aku menyeringai kemudian mengetuk pintu itu dengan keras berkali-kali sebelum akhirnya berlari kencang menuju ruang ganti.
Aku menaruh tas diatas bangku kemudian mulai membuka pakaianku dan masuk kesalah satu kamar mandi. Air dingin langsung menyerbu badanku saat showernya kunyalakan. Aku memijat-mijat sebentar memar yang diberikan dengan senang hati oleh Jess. Tiba-tiba aku mendengar shower menyala dari kamar mandi sebelah. Pasti itu Ash, tadi dia bilang dia akan menyusul.
"Ash?"
Aku memanggilnya, tetapi tak ada yang menjawab.
"Ash? ashley?"
Sekali lagi aku memanggil.
"Bella? Apa itu kau?" Sebuah suara yang berat dan dalam terdengar yang sepertinya berasal dari kamar mandi sebelah. Aku tau siapa pemilik suara itu.
"What the hell are you doing in here, Kyle? Ini ruang ganti perempuan!" Aku agak sedikit berteriak. Shock dengan apa yang aku temukan dikamar mandi sebelah. Aku buru-buru membilas sabun dan shampo yang masih menempel dibadan dan rambut.
"Ini ruang ganti laki-laki pumpkin." Sebelum sempat aku mengambil handuk yang tergantung didekat shower, tirai terbuka dan aku langsung dengan reflek mengambil tirai untuk menutupi tubuhku yang tanpa memakai apa-apa. Didepanku berdiri Kyle dengan seringai diwajahnya dengan hanya menggunakan jeans saja.
"Wow." Kyle bersiul. Kemudian ia bersender dipintu kamar mandi sambil melipat kedua tangan didadanya. Oh sekarang Kyle terlihat seperti seorang model yang sedang ingin melakukan photoshoot. Dengan badannya yang atletis dan absnya yang oh my god itu membuatku tak dapat membantu tapi hanya melihat. Aku masih memperhatikannya sampai Kyle berbicara lagi.
"Menikmati pemandangan?" Kyle menyeringai. Dan aku kembali dari keterhipnotisanku atas tubuhnya. Dapat kurasakan wajahku mulai memerah karena tertangkap sedang memperhatikan tubuhnya.
"N-no!" Ucapku dengan gagap. Shit! Aku benci saat aku sudah berbicara dengan gagap.
Kyle mengambil satu langkah maju dan aku mengambil satu langkah mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Fiksi Remaja"I like you." "Dari semua tempat, kau mengatakannya disini?" "Now or never." Ucapnya sambil menyeringai dan kembali menggali. Warning: Rated PG-13 for sexual content and language. Mostly language. I have a colorful vocabulary.