satu

4.6K 478 37
                                    

Yang Ilham rasakan saat bangun di pagi hari itu adalah kepalanya berdenyut tidak karuan. Ia meringis, memegang kepala seraya berusaha duduk. Sepertinya, ia terlalu banyak meminum alkohol. Euforia malam tahun baru. Melihat teman-temannya seperti itu, Ilham tidak ingin tertinggal.

"Mas."

Tepukan di bahunya membuat Ilham menoleh. Serly di sana, dengan gelas di tangan dan sebutir obat di telapak tangan lain. Ilham segera mengambil kedua hal tersebut dari Serly, meminum obat. Serly mengambil gelas di tangan Ilham, kemudian melenggang ke arah dapur. Tertinggal Ilham yang baru sadar dirinya tengah terkapar di sofa ruang keluarga.

"Sayang, Mas lapar."

"Udah aku buatin, ada di meja makan."

Ilham berjalan malas ke arah meja makan. Terhidang nasi, lauk pauk kesukaan Ilham, dan segelas air putih yang di atasnya diberi tutup gelas. Serly selalu sempurna untuk urusan ini, sampai Ilham ingin menjadikannya istri.

Serly bergabung di meja makan. Perempuannya itu juga makan di depan Ilham. Serly selalu menunggu Ilham untuk sarapan bersama.

"Mas tadi malam jadi ke klub bareng temen-temen?" Serly bertanya di sela kunyahan.

"Jadi. Mas pulang dianter Jessica."

"Ohhh."

Ilham acuh tak acuh akan reaksi datar Serly. Cemburu tidak ada di kamus perempuannya.

"Kamu di apartemen ngapain jadinya?" Ilham bertanya balik walau matanya terpancang pada layar ponsel, menggulir sosial media.

"Aku ... nonton aja, sih. Mama telepon, jadi aku ngobrol sekitar dua jam sama Mama. Terus aku tidur cepat, kebangun sedikit karena kembang api."

"Ohh, gitu."

Ilham kembali sibuk dengan ponsel, kali ini mengetikkan beberapa pesan untuk temannya, mengucapkan selamat tahun baru. Ilham tidak sadar Serly menatapnya beberapa kali sebelum fokus pada makanannya. Serly selesai makan lebih dulu, sementara Ilham asyik dengan ponsel di tangannya.

"Sayang," sahut Ilham begitu sadar Serly sudah tidak ada di hadapannya.

"Kenapa, Mas?"

"Suapin."

Ada pergerakan dari arah ruang keluarga. Serly muncul, menarik kursi di sebelah Ilham dan mulai menyuapinya. Ilham masih asyik dengan ponsel, kini tertawa melihat video Reels lucu.

Makanan Ilham cepat selesai dengan bantuan Serly. Sekarang, Ilham ingin membersihkan badan. Badannya bau keringat dan tercampur dengan segala macam parfum yang menempel di badannya ketika bersenang-senang di dance floor. Mandi adalah hal yang Ilham inginkan sekarang.

"Sayang, masakin air anget, dong. Aku mau mandi," pinta Ilham seraya berpindah tempat ke sofa ruang keluarga.

"Udah ada di kamar mandi, Mas, air hangatnya."

"Handuknya?"

Serly masuk ke kamar, kemudian kembali dengan handuk di tangan. Ilham bangkit dari sofa kemudian mengecup bibir Serly cukup lama. Tidak peduli bau alkohol masih menyengat. Serly tidak pernah protes.

"Makasih, Sayang," sahut Ilham, mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi.

Hari itu adalah hari biasa bagi Ilham. Tahun baru juga bukan hal yang baru lagi bagi dirinya yang telah menginjak umur 28 tahun. Ilham membersihkan diri, bersenandung, dan mengangguk-anggukkan kepala. Ilham masih merasa hari itu biasa, bahkan ia tak menyadari saat dirinya tengah mengambil deodoran di meja rias, barang-barang yang biasanya ada di sana sudah tiada. Ilham tidak menyadari, saat ia memakai baju yang sudah Serly siapkan di atas tempat tidur, foto dalam pigura di kamarnya telah berganti jadi gambar pemandangan.

Ilham baru menyadari hari itu bukan hari yang biasa saat ia keluar kamar dan menyadari ada koper di sudut sofa. Koper merah yang pertama kali Serly bawa saat perempuannya itu pindah ke apartemennya.

"Sayang mau liburan ke mana?" tanya Ilham. Ia duduk di sofa lain memandangi koper tersebut dari seberang. "Mas kok nggak tau?"

"Aku nggak mau liburan kok, Mas."

Ilham berhenti menggosok rambut basahnya dengan handuk. Ada yang janggal.

"Terus kenapa ada koper di situ?"

Serly tersenyum tipis. "Aku mau udahan sama Mas."

***

author note

selamat tahun baru!! 🥰 daydream memang masih on going tapi aku ingin menulis cerita baru lagi (maaf yaaa)

semoga suka dengan cerita inii!

1 Januari 2024

Not a Bed of RosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang