Unconditional Love

169 17 0
                                    

Fanfic-!

.
..
...

Aku ingin menjadi hangat dalam dingin mu,
Aku ingin menjadi terang yang menyinari gelap mu,
Aku ingin menjadi lembut di dalam kerasnya Dunia,
Aku ingin menjadi seorang yang menemani mu,
Aku ingin kamu menjadikan ku sebagai tempat bersandar.

Bahkan jika waktunya sudah habis, akan aku pastikan kita akan selalu kembali bersama. Walau di Dunia yang berbeda.

---

"jangan fotoin aku terus dong, aku berasa punya paparazzi."

Sang fotografer tengah fokus menunggu hasil foto istrinya yang ia ambil menggunakan kamera polaroid miliknya. Lalu ia tersenyum sambil terus memandangi foto itu, "aku ga akan menyia-nyiakan kecantikan kamu. I'm very lucky to have you."

Dunia terasa milik berdua bagi pasangan ini. Rasanya seperti momen Honeymoon terulang kembali. Bedanya saat ini mereka sedang membawa duo penghancur suasana.

"Oh I'm so sick seeing these lovebirds acting like they're young again. Kita baru aja mendarat loh," si sulung memutar bola matanya dan menoleh ke arah berlawanan.

Christy tidak menghiraukan itu semua, ia tengah sibuk bergosip ria di grup chat miliknya. Mungkin jarinya bisa saja berotot karena Christy mengetik dengan sangat cepat.

Zee menarik handphone christy dan menelusuri apa yang adiknya tengah sibuk lakukan.

"aku bener-bener populer deh, masa isi grupnya tentang aku semua," zee tersenyum bukan main saat membaca chat di grup adiknya.

"balikin kazee, it's nothing important," christy berusaha merebut kembali handphone nya. Tapi genggaman zee lebih kuat daripada segel sosis so nice.

Zee tetap sibuk membaca satu persatu bubble chat nya dan saat ia membaca salah satu bubble chat terlihat nama yang membuatnya membeku. Dengan cepat christy mengambil hp miliknya dan bergumam, "aneh."

Lalu orang tua mereka memberi isyarat untuk berkemas dan segera menuju mobil jemputan.

"selamat siang Ibu Natio, saya ditugaskan untuk menjemput dan mengantar Ibu Natio. Mari saya bantu untuk memasukkan barang ke bagasi."

Shandira menurunkan kacamatanya dan melihat orang di hadapannya, "seriously del??"

Sang driver alias adel meringis menunjukkan giginya, lalu ia memeluk kakaknya sambil meneteskan air mata, "oh c'mon aku mau menghibur diri doang."

Shandira memeluk adiknya untuk menenangkan adik kecilnya di tengah lirikan orang-orang penasaran.

Sisca tersentuh melihat hubungan persaudaraan yang sangat manis. Matanya berkaca-kaca. Bukan karena pemandangan itu, tapi karena kakinya di injak adel. Namun karena ia tidak ingin menghancurkan momen spesial ini, ia hanya diam menggigit jarinya menahan rasa sakit.

Dan anak-anak itu sudah masuk lebih dulu kedalam mobil.

Shandira melepas pelukan itu dan memasukkan barang bawaan ke bagasi bersama Adel. Sisca sudah mengamankan setir mobil karena hanya ia yang memungkinkan untuk mengendarai mobil itu. Walaupun kakinya sedikit mati rasa karena adel menggunakan sepatu dan sisca menggunakan selop.

Di mobil, Adel bercerita semua tentang hubungannya dengan Ashel. Shandira hanya mengangguk paham. Padahal di kepalanya terpampang kata-kata mutiara yang ingin ia katakan.

"ih kaya anak sd deh. Masa ngambek-ngambekan. Sindir Sisca sambil terus fokus ke jalanan."

"kayak situ ngga pernah ngambek aja sis."

Tutorial = Cara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang