Fanfic-!
.
..
...Mungkin saat ini bukan waktunya kita bersama. Tapi biarkan aku untuk memelukmu lebih lama. Biarkan aku untuk membuat mu bahagia terkahir kalinya. Sampai suatu saat kita kembali bersama lagi, aku akan selalu mencintai kamu, Rembulan.
---
Adel terus memandang pujaan hatinya yang sedang mengobati setiap luka akibat goresan beling. Bahkan rasa sakit dari obat olesnya itu bisa dikalahkan oleh pemandangan paras manis Ashel.
"Lain kali kalau emang ga sanggup, ga usah dilakukan," ucap Ashel sambil membalut tangan Adel dengan kain kasa.
Tidak ada sahutan yang terdengar dari lawan bicara. Ia sungguh masih tidak percaya kalau yang dihadapannya ini benar Ashel.
"Makasih ya, mm Ashel?"
"Kenapa?"
Ashel menutup kotak P3K lalu memfokuskan pandangan kepada Adel. Adel menjadi cukup gugup karena sebetulnya ia belum siap menghadapi Ashelya.
Mulut Adel sudah terasa kering karena ia tidak henti menelan kasar setiap air liur yang ada. Tapi dengan mantap hati, ia meraih tangan Ashel lalu berbicara,
"Aku minta maaf ya? Udah buat semua jadi runyam. Terutama sama kamu. Kamu sampai pergi tengah malam buat cari hotel kan? Aku tau aku salah, tapi kenapa kamu se tega itu buat ninggalin aku?"
Ashel tidak tau harus menjawab setiap pertanyaan yang Adel lontarkan. Sungguh saat ini ia sedang kesusahan menahan tawa. Tentu saja karena muka yang Adel tunjukkan sangat menyedihkan dan juga karena...
Flashback beberapa hari yang lalu.....
Dua wanita sedang bersantai menikmati minuman dan camilan di sebuah café kecil pinggir jalan. Mereka sedang sibuk bergosip ria tentang kehidupan seseorang dan sedikit berkeluh kesah tentang kehidupan sendiri serta hubungan percintaan mereka.
"Aduh kak, aku itu cape banget sama Adel. Dia itu bercanda mulu, kalau ga sayang juga udah aku putusin."
"Engga Ade engga kakaknya, mereka berdua sama-sama bikin cape. Aku tuh kadang pengen aja gitu jailin shandi-shandi itu, tapi tuh kasian banget. Udah ya pincang, terus di Prank," Sisca sedikit tertawa karena mengingat beberapa kali Shandira sedang terapi jalan dan sempat jatuh.
Ashel menyeruput secangkir kopinya itu, ia ingin ikut tertawa tapi nanti disiram sama istrinya, tapi kalau diem aja nanti dimusuhi. Serba salah jadi Ashel.
Brakk
Gebrakan meja terdengar ke seluruh penjuru ruangan. Tempatnya memang tidak terlalu luas dan sedang senyap-senyapnya. Jadi gebrakan kecil saja sudah mendapat perhatian banyak orang. Ashel langsung menutup mukanya karena semua orang di sana yang sibuk bekerja menatap mereka.
"Nah aku ada ide, gimana kalau kita kabur dari mereka?? Jadi nanti aku bakal bikin masalah tapi aku yang kabur," Sisca tampaknya bersemangat dan tidak sama sekali menghiraukan tatapan mata zombie para pekerja keras di café itu.
"Lah terus aku gimana kak? Aku juga mau bikin Adel nangis menjerit."
"Oh aku jadi inget sesuatu. 2 malem lalu aku mendengar bisikan-bisikan iblis dari balkon kamar. Jadi si tunangan mu itu mau Prank kamu gitu, kalo ga salah mau mencopot cincin itu dan mengakhiri sebutan 'Fiancé' tapi ngga beneran kok."
Ashel tidak cukup terkejut mendengar gosip dari calon kakak ipar kalau jadi nikah sama Adel itu. Karena memang bukan pertama kalinya Adel bersikap kekanakan. Bahkan saat Adel melamar Ashel ia masih sempat untuk bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tutorial = Cara
RandomSurat rindu. Terimakasih sudah ikut andil dalam hidupku. Terimakasih karena bisa memahami ku dalam keadaan apapun. Terimakasih sudah membuatku merasa sempurna. Maaf jika aku belum mampu menjadikan kamu satu-satunya dalam hidupku. Maaf jika yang aku...