1. It's You, Again

318 37 2
                                    

Aku adalah pusat perhatiannya malam ini. Seluruh kamera dari ujung kanan sampai ujung kiri serempak berfokus untuk menyorotku. Lampu-lampu cahayanya yang begitu terang membuatku kulitku bercahaya dan tampil maksimal. Sang host menanyakan kabarku seperti biasanya sebelum akhirnya mengucapkan selamat kepadaku,

"Jadi, Alison, pertama-tama selamat atas nomonasi Oscar pertama-mu. Kamu adalah aktris Indonesia pertama yang mendapatkan nominasi dari penghargaan bergengsi tersebut. Memulai karir akting-mu di Hollywood 4 tahun yang lalu. Itu benar, ya? Dan hanya dalam 4 tahun, kamu sekarang adalah aktor nominasi Oscar. Itu gila, sih! Kamu adalah seorang genius!"

"Thankyou, Jimmy. Ini adalah suatu kehormatan bisa berada di sini," jawabku.

Jimmy Walker adalah pembawa acara favorit-ku. Aku masih mengingat bagaimana ia mewawancarai idola-idolaku, mulai dari Angelina Jolie, Orlando Bloom, sampai Bradley Cooper dari layar televisiku dirumah. Dan sekarang, aku berada disini.

"Oh iya, aku beneran penasaran nih, seorang aktris terkenal seperti Alison Brown dengar-dengar pernah bekerja sebagai waiter ya? Dan kamu pernah menumpahkan minuman di tas Chanel superstar Lily Dupont, apa itu semua benar, Alison?" tanya Jimmy.

Aku tidak tahu darimana dan bagaimana dia bisa tahu kejadian 4 tahun yang lalu, ia tentunya memiliki informasi yang akurat, karena apa yang dikatakannya memang benar terjadi, membawaku kembali ke memori 4 tahun yang lalu. Ketika aku bukanlah siapa-siapa. Ketika aku masih Alison yang pesimis terhadap mimpi-mimpinya, meragukan dirinya sendiri. Lihatlah dia sekarang.
An Oscar Nominee.

Aku hanya tersenyum menjawab pertanyaan Jimmy, meninggalkannya menjadi misteri bagi seluruh fans yang ingin tahu.

Seorang staff, kurasa seorang penulis dari acara tiba-tiba mendatangiku setelah aku baru saja selesai syuting di belakang panggung.

"Alison, OMG! Itu semua tadi benar? Kamu kenal Lily Dupont? Yaampun yaampun, boleh minta tandatangannya Lily gak ya?" kata staff tersebut, kurasa seorang fans dari Lily.

Alison Anindya Brown, An Oscar Nominee, tapi tetap saja masih belum bisa mengalahkan Lily Dupont.

"Uhmm, sorry, aku sayangnya gak kenal secara pribadi sama Lily." jawabku.

"Yaaah, aku fans berat banget soalnya sama Lily. Ok Alison, Hati-hati dalam perjalanan pulang," ucap staff tersebut.

Sesampainya di dalam mobil, asisten sekaligus sahabatku Erin sedang melotot sinis ke arahku, aku tahu ia pasti ingin menertawakanku sekarang, "Erin Watson, kalau kamu ingin tertawa, tertawa aja, please,"

Erin, seperti biasanya selalu senang untuk mengejekku sedang tertawa terbahak-bahak, "Sorry, sorry. Hanya saja, kenapa harus Lily Dupont, yaampun. Kamu baru saja dibandingkan dengan seorang sosialita kaya raya sombong tanpa bakat yang hanya mengandalkan kecantikannya, Allie. Kamu harus mengakui ini sedikit lucu,"

"Haha, lucu," kataku dengan sarkastik.

"Aku benar-benar tidak paham. Dia akting gak bisa, nyanyi juga gak bisa, masak gak bisa, lucu juga enggak. Dia sama sekali gak berprestasi. Dia hanya mengunggah foto-foto dan video tentang kehidupan mewahnya setiap hari, lalu dengan begitu saja BOOM dia memiliki 50M followers di instagram."

"Erin!" bentakku, "Kalau fans-nya mendengarmu, kamu pasti sudah mati sekarang,"

"Oke, oke, cukup dengan Lily Dupont! Bagaimana persiapanmu?" tanyanya dengan ekspresi menyebalkan, tersenyum seperti anak SD yang hendak melakukan suatu kejahilan.

"Persiapan apa?"

"Ih! Persiapan buat besok! Kencan butamu!" jawabnya,

"Hah! Kencan butanya besok? bukannya besok lusa? Besok itu hari jumat kan?"

Formula of Dreams Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang