9. You and Me

389 49 8
                                    

LANDO POV

Aku mendorong pedal ke lantai.
Mobilku tersentak ke depan.
Aku sudah merasakan hangatnya udara musim panas bertiup melalui rambutku.
130 km/jam.

Aku berpindah lagi,
180km/jam.
Aku mendorong gas lebih keras lagi. Aku mulai merasakan euforia itu. Aku tidak memikirkan apa pun selain kecepatan untuk mengalihkan perhatianku.
Aku mendengar mesinnya menjerit.

200km/jam.
Aku merasakan adrenalin mengalir deras di pembuluh darahku saat aku memegang kemudi dengan erat.
Angin yang bertiup melalui jendela kini lebih kencang dari dengkuran mesin.

"Lando! Slow down!" Alison berteriak histeris di sampingku.

Aku kemudian menepi dan berhenti di tempat parkir hotel.

Dengan adrenalin yang masih mengalir deras di dalam tubuhku, aku melepaskan semuanya.

"Aku menyukaimu, Alison. Dan kurasa kamu juga merasakan hal yang sama, meskipun kamu tidak ingin mengakuinya."

"Aku tahu kata-kataku kemarin sangatlah buruk. Aku tidak seharusnya mengatakannya. Jujur saja— aku takut, Alison. Komitmen adalah sesuatu yang sangat menakutkan bagiku. Aku menghabiskan 3 tahun belakangan ini untuk menjaga hatiku dan bertingkah seolah aku adalah pria berengsek yang tidak memiliki hati. Tapi sekarang— hati itu—-"

Hati itu milikmu.
Aku menyukaimu, Alison.

"Kamu tidak mengerti!" Alison berteriak kepadaku. Rasa frustasinya menembus tubuhku.

"Aku— tidak boleh dan tidak seharusnya menyukaimu, Lando.. Karirku adalah yang utama. My dreams are important."

"So are you. You are important to me, Alison."

Aku lalu mengeluarkan IPhone dari saku celanaku dan memutar lagu dari malam itu ketika bibir kami hampir bersentuhan. Aku ingat sekali, itu adalah Moth To a Flame.

"Please, Allie."

Aku memegang wajahnya dengan kedua tanganku lalu mengelus rambutnya perlahan. Aku tidak bisa merasakan apa-apa ketika aku terus mendekat dan mendekat, aku bahkan tidak bisa mendengar bunyi apapun. Yang bisa kulakukan hanyalah menatap kedua matanya. Lalu, aku bisa mendengar detak jantungku sendiri yang berdetak tidak karuan, bersama dengan miliknya.

Kemudian— aku menciumnya. Aku melepaskan ciumannya sebentar untuk melihat reaksinya lalu menatap matanya lagi. Ciuman kedua kami terjadi lebih lama, dan— Bibirnya terasa hangat dan lembut.

Alison terlihat gelisah dan gugup, "Kita hanya akan menghalangi mimpi satu sama lain, Lando. Percayalah, kamu tidak menginginkan hal itu. Kamu tidak menginginkanku."

"I want you and only you, Alison Brown. Berapa kali harus aku katakan supaya kamu percaya? Aku berjanji, aku akan mendahulukan dirimu dalam segala situasi. My past is not my future. I promise, I will fight for us."

Alison Brown lalu akhirnya menyerah pada perasaannya.

"Me too, Lando."

Dalam momen ini akhirnya aku tahu rasanya bagaimana menyukai seseorang. Aku merasa lebih aman, mengetahui Alison akan selalu bersama dan mendukungku dalam segala situasi. Kami berdua akan menggapai mimpi kami bersama- sama. Alison sebagai seorang pemenang Oscar, dan aku sebagai Juara Dunia. Dengannya, petualangan ini terdengar jauh lebih menenangkan dan mendebarkan bagiku. Aku tidak lagi peduli tentang bagaimana nantinya jika kedua karir kami menghalangi hubungan ini. Ini hidupku, dan aku memilih Alison. Aku memilih kebahagiaanku. Dan aku akan memperjuangkannya.

"Aku bahkan tidak sempat untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Carlos, semoga dia tidak marah," kata Alison yang masih memegang tanganku erat.

"Aku yakin Carlos akan memakluminya. Dia tidak mungkin berani untuk marah padamu, Allie. Cause you're my girl."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Formula of Dreams Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang