4 Bulan Kemudian
Itu adalah dia. Lagi.
Lando Norris.
Satu kali aku melihatnya di halaman cover suatu majalah.
Lalu aku melihatnya (fotonya lebih tepat) terpajang di toko jam dimana ia menjadi modelnya.
Dan kemudian aku melihatnya secara langsung.
Kali ini kami bertemu secara terpaksa. Dan tidak direncanakan. Kami berdua sama-sama kagetnya. Alam semesta jelas sedang mengutukku.
Ya Tuhan, aku bahkan sudah muak dengannya!Oke, jadi begini awal mulanya bagaimana kita berdua bisa bertemu lagi.
It was in September.
Aku sedang mengerjakan projek film-ku selanjutnya yang sangat kunantikan. Karya direktor Inggris Franco Beaufort. "The Heist" adalah film aksi tentang sebuah tim yang melakukan aksi pencurian besar di Venice. Aku memerankan seorang ahli hacker di film tersebut. Dan aku memiliki satu masalah.Aku memiliki satu adegan balapan berbahaya, yang dimana Franco Beaufort secara khusus memintaku untuk melakukan adegan itu sendiri tanpa pemeran pengganti. Dan yang jelas aku tidaklah diciptakan untuk kecepatan itu. Maka dari itu, aku membutuhkan latihan mengemudi. Karena ini bukanlah adegan biasa, melainkan adegan berbahaya berkecepatan tinggi yang akan terlihat keren di depan kamera. Dan bagaimana aku akan melakukan adegan itu? I have no idea. Well, itu adalah masalah untuk lain hari.
Franco memberikanku beberapa agenda promosi untuk film ini. Tebak dengan siapa. Yes, tentu saja tidak lain adalah Lando Norris. Aku tahu, pasti kalian bertanya-tanya, Kenapa Lando? Percayalah, aku juga menanyakan hal yang sama.
Sponsor utama kami adalah McLaren dan Lando adalah ikon utama mereka. Kebetulan sekali!
Dan saat aku bertemu dengannya lagi, ia tersenyum. TERSENYUM. Itu membutakan. Hatiku berhenti sejenak dan kemudian berdetak lagi. Dan dengan sangat tidak membantu, dia kebetulan memiliki senyuman yang sangat manis. Senyuman itu membuat samping matanya berkerut.
"Lama tidak jumpa, Alison." sapanya.
"Hello, Lando." sapaku balik seolah tidak pernah terjadi apa-apa diantara kami. Well, memang tidak ada. Ia hanyalah seorang teman. Kamu tidak perlu berharap lebih, Alison. Bersikaplah masa bodoh.
"So... hot laps, huh?"
"Yes, sir. Mohon kerjasamanya. Aku hanya berharap aku tidak akan muntah hari ini."
Saat itu adalah Italian Grand Prix di Monza ketika aku bertemu dengannya lagi. Director Franco Beaufort merasa itu akan jadi ajang promosi yang baik untuk berada di Grand Prix dengan cast aktor yang lain.
Staff PR memberikan beberapa pengarahan kepadaku sebelum sesi Hot Laps, "Nanti kamu bisa promosikan film mungkin di tengah-tengah ya, Alison. Secara alami."
Instruksinya jelas. Aku tidak perlu bertanya lagi.
Then there he is.
Dengan seragam oranye McLaren-nya, ia terlihat gagah dan 10x lebih keren."Ready, Brown?" Ia membukakan pintu mobil untukku.
Matilah aku. matilah aku. matilah aku.
Aku benar-benar akan melakukan ini. Lando akan menyetir dengan kecepatan 150km/jam, aku rasa aku akan muntah. Belum cukup dengan itu, aku juga harus mempromosikan film-ku dan berdialog dengan Lando di tengah-tengahnya.Aku akhirnya menginjakkan kaki di mobil oranye tersebut, memakai sabuk pengaman, dan helm untuk proteksi.
Aku tidak tahu berapa kali tepatnya aku mengumpat di dalam mobil. Aku bahkan lupa bahwa kamera sedang merekam. Lando sedang menertawakanku. Senyuman jahatnya membuatku semakin membencinya. Well, bukan benci, tapi senyumannya jelas sangat menganggu.
"Lando, slow down, please! I think i'm gonna throw up!"
"You'll be fine, Ms. Brown."
Lando Norris tidak mengubah kecepatannya. Ia justru malah menaikkan kecepatannya.
Ini adalah mimpi buruk.
Lando Norris adalah bencana.Apa yang sedang kulakukan disini?
Bagaimana bisa aku berakhir di tempat ini?
Promosi. Right. Film baru-ku.
Aku harus mengikuti script-nya."Lando, kamu harus mengajariku bagaimana cara menjadi pengemudi yang hebat sepertimu." kataku sambil bercanda, mencoba untuk melakukan suatu dialog promosi bersama dengan Lando. "It will be cool for the scenes in my new movie."
"Right! Your new movie. The Heist karya Franco Beaufort, bukan? Kapan film-nya akan tayang, Alison?"
"Tahun Depan."
"Wow, aku tidak sabar. Itu akan menjadi film action terbaik abad ini."
Kami kemudian melakukan friendly fistbump sebelum memeluk hangat satu sama lain dan berpamitan. Itu semua hanya untuk kamera.
Ketika kamera berhenti merekam, aku akhirnya bisa menjadi diri sendiri,
"Thankyou Lando for today."
"Yeah, kamu harus berterima kasih kepadaku, Allie. Aku benar-benar melambat hari ini. Hanya untukmu. Aku tidak melakukannya untuk yang lain."
Aku hanya tertawa. Don't get fooled by his words, Alison Brown! Dia memang memiliki mulut yang manis, harus kuakui itu.
Aku tidak ragu bahwa videonya akan keluar dengan hasil yang bagus. Kami berdua memiliki chemistry yang bagus, entahlah mungkin karena kita berdua sudah mengenal satu sama lain sebelumnya, jadi kita mengobrol dengan sangat lancar dan penuh canda tawa. Tidak ada rasa canggung sama sekali.
Setelah beberapa hari, videonya pun dirilis dan mendapatkan respon positif dari para netizen.
Little did I know, kepositif-an tersebut membawa bencana ke dalam hidupku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Formula of Dreams
RomanceAlison Anindya Brown adalah seorang aktris keturunan Indonesia yang memiliki impian untuk sukses di Hollywood dan memenangkan piala Oscar pertamanya, sedangkan Lando Norris adalah atlet pembalap formula 1 berbakat yang sedang berproses untuk menggap...