4. Second Date

231 28 1
                                    

Akhir pekan lalu sangat menyenangkan. Seperti yang disarankan Erin, aku akhirnya beristirahat sejenak dari pekerjaan, menghadiri akhir pekan Grand Prix. Itu adalah pengalaman Formula 1 pertama-ku, juga hari liburku setelah sekian lama. Tim Ferrari menang dengan Charles Leclerc sebagai juaranya. Tidak seperti yang kuharapkan, aku sempat bertemu Lando. Hanya untuk mengucapkan selamat, hanya itu saja. Ia lalu mengundangku ke afterparty-nya. Yang kutolak demi kewarasan diriku karena aku sedang melawan pikiranku sendiri kala itu. Logikaku mengatakan untuk membatasi interaksiku dengannya, sedangkan hatiku ingin berbicara kepadanya dan menghabiskan waktu lebih bersamanya. Interaksi minimum antara Lando dan aku terus menghantui pikiranku. What if? Bagaimana jika aku menyetujui undangannya kala itu, hadir di afterparty, lalu menghabiskan waktu bersama Lando sejenak? Mungkin aku tidak akan seputus asa ini. Mungkin aku tidak akan merindukan interaksi kami seburuk ini.

"Kita akan sampai di apartment 10 menit lagi, Allie." kata Erin sambil mengemudi.

Kami sedang dalam perjalanan menuju apartment kediamanku di New York setelah akhir pekan Grand Prix yang mengesankan. Siap untuk melanjutkan hari-hariku yang normal. Photoshoot, acara Sponsor, kelas akting, dan kelas Bahasa Perancis untuk proyek mendatang-ku. Lagi-lagi, sempurna untuk mengalihkan duniaku.

Erin mengantarku tepat di depan lobby apartment sebelum akhirnya pergi untuk membiarkanku istirahat, memberikan beberapa kata penenang untukku sebelum pergi.

"Hey," katanya, "Jangan berpikir terlalu berat. Just follow where your heart leads, Al. If that means a puppy eyes London boy with a genuine smile."

Aku tidak bisa berhenti memikirkannya.

Lando Norris.

Aku, Alison Anindya tidak pernah begini sebelumnya. Pikiranku dipenuhi oleh pria inggris itu seolah-olah tidak ada hal lain yang bisa dipikirkan.

Dimana dia?
Apa yang dia lakukan sekarang?
Apa dia juga sedang memikirkanku sekarang?
No, Tidak mungkin. Aku yakin ia sedang berpesta sekarang dengan teman-temannya.

Aku seperti remaja puber naif yang baru saja pertama kali dirayu oleh seorang pria.

"Ms. Brown!" sapa George, staff keamanan apartmentku.

"Yes, George?"

"Anda mendapatkan bouquet bunga, tunggu sebentar!"

Ah, pasti dari para fans. Walaupun tempat tinggalku memiliki sistem keamanan yang sangat tinggi, beberapa fans tetap berhasil untuk mengirimkanku beberapa hadiah, sesekali bunga.

"Dari seseorang yang spesial kali ini. Turut berbahagia untukmu, Ms. Brown."

Mataku terbelalak mendengarnya.

Aku menarik secarik kertas kecil yang diletakkan di dalamnya.

Secondate soon?
- LN

Secondate soon?- LN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Formula of Dreams Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang