Chapter 6: Hilang

22 2 1
                                    

Setelah situasi menegangkan yang terjadi di aula itu, akhirnya Luna bisa bernafas lega di dalam kediaman Duke Weston.

"Huft...hampir saja aku tidak bernafas lagi, itu lebih melelahkan dari pada melawan monster di dalam menara." Gerutu Luna dengan wajah yang lelah, ia merebahkan dirinya di atas kasur empuk dan lembut.

'sial, kasurnya pun enak banget! Dasar bangsawan bikin iri saja!'

Saat ini Luna tepat berada di dalam kamar Shofia Weston, kamar itu bernuansa cerah dengan banyak pernak pernik di atas meja rias nya.

"Pintu apa ini? Apa ini kamar mandi?" Luna berinisiatif berkeliling di dalam kamar Shofia yang menurutnya sangat luas di bandingkan kamar nya dulu.

Ketika Luna membuka pintu itu, terpampang sesuatu yang berkilau hingga membuat mata Luna iritasi.

"Ugh, gila... Apa ini semua gaun orang ini?!" Luna mendapati banyak nya gaun yang berjejer rapi tergantung di dalam ruangan itu.

"Jika satu gaun ku ambil pasti dia tidak menyadarinya kan, uang nya dapat digunakan untuk Roni dan yang lain." Gumam Luna dengan sedikit otak bulus nya.

"..."

"Bagaimana keadaan Roni dan yang lain ya?" Luna sedikit khawatir tentang adik nya itu, mudahan saja ia baik-baik saja.

'tapi bukan kah kata Soy tubuh asli ku di jadikan sebagai jaminan...lalu di waktu ini apa kah aku dinyatakan menghilang?' Luna baru menyadari jika tubuh nya di tahan di dasar menara, berarti di tempat ini tubuh Luna yang asli tidak ada, lalu bagaimana dengan Roni dan yang lain?!

Luna terhanyut dalam pikiran nya hingga tidak menyadari ketukan dari pintu ruang dress nya.

Di tepuk nya pundak Luna hingga mengejutkan Luna, ia refleks membalikkan badan nya dan melihat siapa yang menggangu nya saat sedang berpikir.

Terpampang jelas lah seorang pria paruh baya yang masih terlihat awet muda dengan Surai perak nya yang berkilau dan mata merah Ruby nya yang sangat mirip dengan Shofia.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya nya dengan ekspresi datar.

'apa dia Duke Weston, ayah nya Shofia?! Apa yang dia lakukan disini?' Luna terdiam memperhatikan Duke Weston yang terlihat masih sangat tampan itu, wah pasti saat masih muda dia sangat populer.

Menyadari pikiran nya yang mulai kemana-mana Luna langsung menepuk kedua pipinya dengan telapak tangannya, membuat Duke Weston sedikit terkejut.

"Apa yang kau lakukan?" Wajah nya sedikit menampilkan raut bingung.

"A-ah, ayah...tidak ada, aku hanya bosan saja." Ucap Luna asal, ia tidak tahu harus berperilaku seperti apa di depan Duke Weston, kata Shofia Duke tidak mempedulikannya jadi, apa aku harus memanggilnya Duke alih-alih panggilan ayah itu?

Luna tidak menyadari perubahan ekspresi dari Duke karena terlalu hanyut dalam pikirannya sendiri.

"Apa kau baik-baik saja?" Pertanyaan itu sukses membuyarkan lamunan Luna dan kembali memperhatikan Duke.

"Ah, ya...aku tidak apa.." jawab Luna dengan sedikit kikuk.

"Kau terlihat kurus, apa mereka tidak memberi makan mu dengan benar?" Suka mengelus pipi Luna yang sedikit tirus dan sukses membuat Luna membeku sesaat.

"Ayo makan."

"Eh?" Luna dibuat terkejut lagi dengan ajakan yang tiba-tiba.

Tanpa mengulangi perkataannya Duke langsung berjalan ke luar dari kamar Shofia, Luna yang melihat kepergian Duke akhirnya mengikuti Duke dari belakang.

End Of The DungeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang